Jakarta, BERITAKALTIM.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan akan melakukan upaya pencarian korban banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah di Jawa Tengah, yang terjadi pada Sabtu (18/6/2016) lalu, hingga tujuh hari ke depan.
“Tim Gabungan dari BPBD bersama TNI/POLRI, Badan SAR, SKPD, dan masyarakat akan melakukan upaya pencarian korban dengan prioritas lokasi pada Desa Caok dan Desa Donorati, Purworejo,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam siaran persnya Senin (20/6) siang.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, hingga Minggu (19/6) pukul 17.30 Wib, jumlah korban akibat banjir dan longsor di Jawa Tengah adalah 35 orang tewas, 25 orang hilang, 14 orang luka-luka, ratusan rumah rusak, dan kerugian ekonomi mencapai miliaran rupiah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan ucapan duka cita atas jatuhnya korban tanah longsor di sejumlah daerah di Jawa Tengah itu. Presiden juga mengajak masyarakat untuk bergerak bersama-sama membantu korban musibah itu.
“Banjir, tanah longsor melanda beberapa daerah. Duka cita atas jatuhnya korban tanah longsor di Jateng. Kita bergerak bersama membantunya ,” tulis Presiden Jokowi dalam akun twitternya @jokowi, yang diunggahnya Minggu (19/6) sore.
Bantuan Pemerintah
Sementara itu Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam arahannya di lokasi longsor mengatakan, prioritas penanganan pada korban hilang, rumah yang hancur akibat kejadian ini akan mendapat bantuan melalui program pemerintah.
“Masyarakat yang masih tinggal di wilayah rawan dan terancam longsor akan direlokasi secepatnya. Hal ini akan dibicarakan lebih lanjut dengan Bupati setempat di Kebumen, Banjarnegara, dan Purworejo,” kata Willem sebagaimana disampaikan Sutopo Purwo Nurgoho dalam Konferensi Pers di Graha BNPB, Senin (20/6) siang.
Selain itu, lanjut Sutopo, ahli waris korban longsor juga akan mendapatkan santunan dukacita dari Kementerian Sosial dan Kepala Daerah.
Menurut Sutopo, saat ini data korban longsor mencapai 43 orang tewas dan 19 orang hilang. Ia menegaskan, pendataan masih terus dilakukan, dan pemenuhan kebutuhan korban longsor dan banjir terus dilakukan baik dari perbekalan dan logistik serta peralatan kebutuhan dasar.
Mengenai pendampingan administrasi dan manajerial, menurut Sutopo, juga dilakukan oleh BNPB kepada daerah. Sementara status tanggap darurat hingga kini masih belum ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah
“Bupati dan Wali Kota di wilayah terdampak masih mampu menjadi penanggungjawab penanganan bencana, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pusat terus memberikan pendampingan,” pungkas Sutopo.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Sumatera, Jawa, Maluku hingga Papua masih berpotensi tinggi terjadi hujan. BNPB telah menginstruksikan kepada BPBD bersama lembaga terkait di daerah untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Comments are closed.