BONTANG, BERITAKALTIM.com- Momen arus mudik dan arus balik nampaknya tidak mempengaruhi peningkatan jumlah penumpang yang signifikan di Terminal Kota Bontang. Dari pantauan media ini pada pada hari Jumat (8/7/2016) pagi, suasana di terminal ini terlihat lengang seperti pada hari-hari sebelumnya.
“Coba liat sendiri, tiap hari ya seperti ini. Selalu sepi, padahal ini musimnya orang mudik atau orang kembali lagi kesini untuk kerja. Apalagi pada hari biasa, bis yang keluar masuk dalam seharinya hanya kurang lebih 5 sampai 6 unit,” kata Jafaruddin, Kepala Terminal Kota Bontang, Kilometer 6, Kanaan, Bontang Barat, Jumat Pagi (8/7/2016).
Biasanya, kata dia, pada hari biasa para supir bus selalu mengalami kesulitan untuk mencari penumpang. Terkadang, hingga waktu jadwal mereka habis, tidak satu pun bangku penumpang yang terisi.
“Kadang saya kasian liat sopir-sopir bus ini. Bayangin saja waktu mangkal mereka untuk mencari penumpang di jatah 1,5 jam untuk satu unit. Jika selama satu setengah jam itu tidak ada penumpang, ya terpaksa harus lewat, diberikan kepada antrian berikutnya. Sedangkan mereka baru bisa berangkat paling tidak harus mencari 13 orang penumpang, untuk memenuhi modal bahan bakar mereka,” terang Jafaruddin.
Menurutnya, hal ini dikarenakan ketidak seimbangan antara fasilitas kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Sekarang ini lebih dominan masyarakat memiliki kendaraan pribadi, sehingga berpengaruh besar terhadap penghasilan sopir angkutan umum.
“Saya rasa hal ini tidak dirasakan oleh sopir angkutan bus saja, melainkan seperti angkutan kota (angkot) pasti juga merasakan hal yang sama (menurunnya penumpang, red). Karena orang lebih memilih naik kendaraan sendiri sekarang, yang saat ini dapat lebih mudah memiliki kendaraan pribadi,” jelasnya.
Tidak hanya itu saja, lanjut ia menjelaskan, saat ini masyarakat sudah terlanjur takut untuk keluar kota menggunakan angkutan bus. Ia menilai bahwa, ketakutan itu ditimbulkan dari beberapa keadaan bus yang terlihat reot.
“Ini yang utama, kebanyakan orang takut naik bus saat ini. Mungkin karena melihat keadaan fisik dari kendaraan tersebut yang telah berumur. Tidak sedikit juga yang beranggapan, bahwa menggunakan bus tidak dijamin keselamatannya,” paparnya.
Dia berharap, pemerintah juga memperhatikan keadaan jasa angkutan umum, yang semakin lama akan tesingkir oleh kendaraan-kendaraan pribadi.
“Ya semoga bisa dilihatlah keadaan terminal kita, angkutan umum kita seperti apa. Jika ini terus berjalan tanpa ada aturan yang berlaku untuk mengontrol melonjaknya kendaraan pribadi, saya rasa beberapa tahun kedepan para sopir angkutan umum ini akan beralih profesi,” tutupnya.
Comments are closed.