BeritaKaltim.Co

APBN Revitalisasi Dua Bangunan SDN di Samarinda

SAMARINDA.BERITAKALTIM.com- Pemerintah pusat ternyata tidak sepenuhnya melepas tanggung jawabnya terhadap peningkatakan kualitas bangunan sekolah dasar, meski dalam urutan-urutan kewenangan SD Negeri berada dalam tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota.

Melalui APBN Tahun 2016, Kemendikbud mengalokasikan dana Rp2,6 miliar. Rinciannya untuk merevitalisasi total bangunan SDN 016 Pampang Rp1,2 miliar dan SDN 010 Samarinda Seberang Rp2,4 miliar. “Kedua bangunan sekolah yang direvitalisasi itu sudah bisa ditempati tahun ajaran baru ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, H Asli Nuryadin.

Menurutnya, bantuan dari APBN itu disulkan tahun lalu. Setelah mendapat kepastian di bulan Desember, maka Januari 2016 sudah dilelang, dari itu akhir 29 Juni lalu sudah selesai kegiatannya dan diresmikan Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud, Drs. Wowon Widaryat, M.Si.

Bangunan SDN 016 Pampang yang direvitalisasi, kata Asli, meliputi tujuh ruang kelas lengkap dengan pemberian meubeler baru dan revitalisasi satu unit rumah guru. Sedangkan di SDN 010 Samarinda Seberang, ada 14 ruangan yang direvitalisasi, yakni 12 ruang kelas, satu ruang guru, dan satu ruang perpustakaan, ditambah toilet.

Kemudian, Kemendikbud juga mengusahakan SDN 009 Loa Janan Ilir mendapat bantuan serupa bagi revitalisasi bangunan yang ada. SDN 009 Loa Janan Ilir juga sudah ditinjau Pak Direktur Pembinaan Sekolah Dasar sebelum balik ke Balikpapan. “Kita harapkan bantuan tersebut bisa membantu peningkatakan kualitas bangunan sekolah,” kata Asli lagi.

Disebutkan, masuknya bantuan dari APBN untuk merevitalisasi bangunan sekolah dasar, sangat menolong Pemkot Samarinda dalam kondisi keuangan yang saat ini cukup sulit. Upaya mendapatkan bantuan setiap tahunnya terus diupayakan dengan mengajukan proposal ke Ditjend Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud.

Sisihkan Pendapatan

Pada bagian lain Asli juga menerangkan, Dinas Pendidikan Kota Samarinda terus melakukan pendekatan kepada para guru untuk meningkatkan kualitas diri secara mandiri, supaya siap mengikuti uji komptensi setiap saat.

Sosialisasi dan himbauan yang disampaikannya, kata Asli meminta kepada para guru menyisihkan pendapatannya minimal lima persen setipa bulannya bagi keperluan membeli buku-buku yang diperlukan meningkatkan ilmu dan pengetahuan, serta buku-buku yang ditulis para motivator.

“Pendapatan guru sebetulnya sudah jauh lebih baik dibandingkan 10 tahun lalu, apa lagi yang sudah bersertifikat, ada tunjangan sertifikasi. Jadi tidak ada salahnya menyisihkan lima persen untuk keperluan meningkatkan pengetahuan dan kualitas diri,” terangnya.

Dikatakan, regenerasi juga berlangsung di sekolah-sekolah, jadi para guru-guru muda harus siap menggantikan guru senior yang memasuki masa pensiun dan bisa tampil sejajar dengan guru-guru yang dianggap dari daerah yang sudah lebih maju.

“Apa lagi sekarang, sudah menjadi kebutuhan, guru juga bisa menggunakan teknologi informasi dengan berbagai ragam program yang bisa mempercepat komunikasi. Guru yang mau menyampaikan proposal dan pokok-pokok pikirannya, atau mau diskusi dengan kepala dinas, bisa lewat email, bisa lewat watshap, tidak ada masalah,” kata Asli.

Ditambahkan, budaya kepala sekolah harus menghadap dirinya untuk menyampaikan sesuatu, kini sudah berkurang dan diganti berkomunikasi lewat teknologi informasi. “Hasilnya sama saja, jadi tidak harus dengan menhdapa saya, baru diskusi bisa dilaksanakan,” katanya.#into

Versi cetak artikel ini terbit di Harian KALPOST edisi 12 Juli 2016

Comments are closed.