BONTANG,BERITAKALTIM.COM – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni memimpin pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Kesehatan Ibu dan Anak, Rabu (13/7/2016) kemarin. Rapat yang berlangsung sekira 2 jam ini membahas mengenai berbagai masalah pelayanan kesehatan hingga upaya Pemerintah Kota Bontang untuk meminimalisir angka kematian Ibu dan anak.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, angka kematian ibu dan anak cukup tinggi di Kota Taman. Di Tahun 2015, tercatat sebanyak 8 kasus kematian ibu hamil dan 44 kasus bayi meninggal. Tahun ini pun satu kasus yang sama juga terjadi. Satu jiwa melayang. Mengetahui hal ini, Wali Kota Neni pun prihatin. Neni meminta partisipasi seluruh stakeholder dan dinas terkait agar bersama-sama mencari solusi untuk mewujudkan Kota Bontang yang zero kematian ibu dan anak.
Angka kematian ibu dan anak tidak bisa diangap remeh. Kasus ini selalu ada di setiap tahunnya dan harus mendapat perhatian khusus. Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang ada di seluruh Kelurahan pun diminta bekerja lebih optimal untuk menekan angka kematian ibu dan anak.
Banyak hal yang dapat menyebabkan kematian ibu dan anak. Wali Kota Neni menyebutkan bahwa pendarahan pada ibu, hipertensi, lambatnya penanganan, dan penyebab lainnya sebenarnya bisa dihindari ketika persalinan. Pengecekan rutin kesehatan ibu dan anak saat hamil pun penting sehingga kematian ibu dan anak bisa terhindarkan.
“Penting adanya upaya preventif, promotif, dan kuratif untuk mencegah kematian ibu dan anak. Mari libatkan seluruh stakeholder. Kalau perlu kita tugaskan RT untuk mendata warganya yang hamil, kemudian lapor kepada pemerintah. Selanjutnya kita yang jemput bola. Memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk memeriksa kandungannya ke dokter juga perlu. Kalau perlu kita gunakan sistem punishment (hukuman) sehingga ibu bisa lebih rajin untuk kontrol,” kata Neni yang juga dokter spesialis kandungan ini.
Pemerintah Kota Bontang lanjut Neni berkomitmen serius untuk terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya kesehatan. Sayangnya, kesadaran ibu untuk mengecek kehamilan masih rendah. Padahal, jika kehamilan yang beresiko terdeteksi lebih awal, dampak buruk bisa diantisipasi. #hms8
Comments are closed.