BeritaKaltim.Co

Diskeswan Lakukan Pencegahan Penyakit Anthrax dan Brucellosis

415 REVISI.inddberau Periksa Hewan webTANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.COM- Untuk mencegah masuknya hewan kurban pembawa penyakit, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Diskeswan), Kamis (1/9/2016) melakukan surveilans atau pengambilan sampel darah hewan kurban yang di jual oleh masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit antrhax dan juga brucellosis.

Menurut Diskeswan Berau, drh Iwan Kadianto ini pertama kali dilakukan untuk mencegah masuknya antrax dan serta Brucellosis, jika antrhax sangat mudah diketahui tanpa di tes pun sudah keliatan kasat mata, yakni apabila hewan tersebut mengeluarkan darah di bagian hidung, mulut serta anus, bisa di pastikan bahwa hewan tersebut terkena anthrax. Sementara itu untuk pemeriksaan Brucellosis, yakni pemeriksaan darah apakah mengandung bakteri berbahaya atau tidak.

“Kami mencegah beredarnya hewan kurban berpenyakit, maka dari itu kami laksanakan uji sample darah ini, dan dalam satu Minggu hasilnya akan keluar,” ujarnya.

Menurut Iwan, brucellosis aman saja di konsumsi manusia, namun berbahaya bagi hewan lainnya.

“Makanya apabila ada hewan yang terinditifikasi terkena Brucellosis segera disembelih dan jeroannya, atau organ bagian dalamnya dikubur. Nah berbeda dengan antrax apabila sapi tersebut terkena antrax akan berpengaruh juga kepada manusia, proses penularan Anthrax pada manusia terjadi bila manusia kontak langsung dengan spora anthrax, yang ada di dalam tanah, pada tanaman ataupun produk-produk hewan yang terjangkit Anthrax. Penularan juga terjadi melalui udara yang mengandung spora anthrax dan gigitan vektor atau pembawa kuman anthrax, misalnya lalat piteuk (tabanus sp.) Tak heran para pekerja di sektor pengolahan kulit atau pejagalan liar pun rentan terhadap serangan penyakit ini”.

“Apabila ada hewan terkena antrhax bisa berbahaya bagi manusia, dan apabila lambat penanganannya bisa menimbulkan korban jiwa. Maka dari itu, sebelum terjadi wajib kami antisipasi lebih awal,” ungkapnya.

Iwan menambah kan bahwa, hingga saat ini di Berau masih belum ditemui hewan terkena antrhax, namun beberapa saat lalu sempat heboh ketika salah satu penjual hewan kurban melihat empat ekor kambing miliknya tewas mendadak, setelah di cek hal tersebut di karena perut kambing tersebut kembung, karena baru tiba di Berau sudah langsung di beri minum.

“Sebab perbedaan suhu ya antara Sulawesi dan Berau, selain itu juga setelah kami cek perut kambing tersebut gembung, karena hewan baru sampai Berau langsung di beri minum, seharusnya di beri waktu 2 hari baru diberi minum,” terangnya.

Sementara itu, hasil uji sample ini akan di rilis satu Minggu kemudian, apakah ada hewan kurban yang positif Brucellosis atau tidak ada. “Kita tunggu 1 Minggu lagi, baru keliatan hasilnya, jika ada yang positif langsung kami amankan hewan tersebut dengan cara di sembelih, dan di kubur agar lebih aman,” tutupnya. #MAR

Comments are closed.