

.
“Hasil laboratorium itu, yang masih ada kurang bagus dari IPA Singkuang ini adalah zat organiknya. Kalau secara kasat mata, ketika air ini masuk di bak dan kita diamkan sehari atau semalam, itu kelihatan ada endapan di dasar bak maka itu zat organik,” ungkapnya.
Diakui Adief, memang kualitas air yang didistribusikan kepada pelanggannya memang belum maksimal. Namun, kualitas yang ada saat ini tidak akan berdampak pada kesehatan pelanggan. Standar kandung zat organik yang terkandung dalam air bersih, seharusnya berada dibawah 0,3 miligram (mg) per liter.
“Walaupun secara medis tidak berbahaya, tapi kan kualitas belum bagus lah bagi kami. Kalau yang ada ini, gak salah hampir 0,4 sampai 0,5 mg/liter kandungan zat organiknya,” bebernya.
Terkait kualitas air dari dua sumber berbeda yakni Sungai Segah dan Sungai Kelay, dijelaskan Adief, kandungan air dari Sungai Kelay memang lebih baik ketimbang Sungai Segah sebab kandungan zat organiknya yang kecil dan kadar asam-basa (pH) yang juga masih normal. Kondisi ini tentu akan menguntungkan IPA yang sumber airnya dari Sungai Kelay, sebab bahan kimia penjernih air yang digunakan akan sedikit ketimbang yang digunakan IPA dengan sumber airnya dari Sungai Segah.
“Sungai Kelay itu lebih bagus mutunya daripada Sungai Segah. Kandungan zat organiknya yang kecil kemudian pH-nya juga normal, itu yang biasa kita anggap bagus,” jelasnya.
Namun, semua itu juga tergantung pada perawatan dan kebersihan IPA yang ada. Oleh karena itu, dijadwalkan Adief, pihaknya akan kembali melakukan pembersihan dan perawatan total pada beberapa IPA. Yakni, IPA Sambaliung dan Teluk Bayur.
“Sesuai hasil evaluasi lab kita, kemungkinan Sambaliung dan Teluk Bayur. Kita akan cari momen yang tepat dan menunggu ini (IPA Singkuang –red) stabil dulu, baru mungkin Sambaliung dan Teluk Bayur berikutnya,” pungkasnya. #MAR
Comments are closed.