SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Provinsi Kalimantan Timur masih memiliki banyak lahan tidur. Bahkan sebagian di antaranya lahan kritis pascatambang.
Untuk memaksimalkan lahan tersebut, Anggota DPRD Kaltim Eddy Sunardi mengatakan bisa dikembangkan bahan bakar alternatif, yakni bioenergi.
Seperti diketahui, bioenergi merupakan bahan bakar alternatif terbaru yang prospektif untuk dikembangkan. Hal itu dikarenakan terbatasnya produksi minyak di Indonesia, khususnya Kaltim.
Bahan bakar ini dapat diperoleh dengan cara yang cukup sederhana, yaitu melalui budidaya tanaman penghasil biofuel dan memelihara ternak.
Eddy, menambahkan dengan potensi alam yang ada di Kaltim, seharusnya pengembangan bioenergi menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam menciptakan stabilitas ekonomi dan membuat tidak bergantung kepada harga bahan bakar yang fluktuatif.
“Kaltim bisa menjadi contoh bagi daerah lain jika mengembangkan tanaman bioenergi. Apalagi dilakukan di sejumlah lahan kritis. Hal ini bisa menjadi pembangkit semangat di tengah-tengah ekonomi yang lesu saat ini,”kata Eddy.
Menurutnya, pengembangan bioenergi semakin mendesak untuk segera dilaksanakan karena ketersediaan energi fosil yang diramalkan tidak akan berlangsung lama lagi. Padahal, Kaltim secara umum merupakan salah satu daerah yang ketergantungannya kepada bahan bakar minyak terus meningkat.
“Memang saat ini tersedia beberapa jenis energi pengganti minyak bumi, di antaranya gas, tenaga matahari, hingga tenaga angin. Kendati demikian di antara berbagai jenis bahan bahar alternatif tersebut, bioenergi merupakan paling cocok, mengingat beberapa kelebihannya,”tutur Eddy.
Politikus asal PDI Perjuangan itu mencontohkan beberapa tumbuhan yang dapat dijadikan bahan untuk bioenergi antara lain kelapa sawit, sagu, kelapa, ubi kayu, jarak pagar, tebu dan jagung.
Minyak kelapa misalnya, yang dihasilkan dari buah kelapa yang sudah tua. Daging buah diambil dan dijadikan santan kemudian diambil minyaknya ataupun dapat juga melalui proses pengeringan buah kelapa menjadi kopra dan selanjutnya diolah untuk mendapatkan minyaknya.
Tidak hanya itu saja Eddy juga mengatakan pohon kelapa sangat sering kita jumpai dimana-mana sehingga cocok untuk mengembangkan biodiesel menggunakan bahan buah kelapa. Kemudian kelapa sawit, minyak kelapa sawit, diperoleh dari buah kelapa sawit, minyak ini merupakan sumber bahan baku penghasil minyak terefisien dibandingkan dengan tanaman lainnya.
“Selanjutnya ada jarak pagar. Minyak jarak dihasilkan dari mengekstrak biji jarak. Biasanya cara yang digunakan adalah pengepresan mekanik yaitu pengepresan hidrolik dan pengepresan berulir. Sebelum digunakan sebagai bio diesel, minyak jarak dimurnikan terlebih dahulu untuk menghilangkan senyawa pengotor,”ungkapnya. #adv/bar/gg/oke
Comments are closed.