BONTANG. BERITAKALTIM.COM – Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni yang diwakili oleh Asisten Administrasi Pemerintahan HM Bahri berharap warga Bontang tidak mudah terprovokasi demi menjaga kondusifitas Kota Taman.
Hal itu disampaikan HM Bahri pada dialog mengantisipasi kontijensi konflik sosial di Wilayah Bontang yang dilaksanakan di Pendopo, Rabu (2/11/2016), kemarin.
Dialog gawean pemerintah kota yang dalam hal ini Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bontang juga dihadiri Kapolres Bontang AKBP Andy Ervyn serta Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).
“Saya dan semua pihak tentu berharap, warga Bontang tak mudah terprovokasi dengan isu – isu yang sensitif. Karena jika ada gesekan sedikit saja lalu terjadi konflik itu justru yang rugi kita semua. Apalagi saat ini kondisinya sedang memanas terkait demo besar-besaran 4 November mendatang,” terang Bahri.
Sebagai kota industri, suasana yang aman dan tentram membuat Bontang semakin dilirik investor. Maka dari itu, ia pun meminta agar situasi seperti ini terus terjaga.
“Industri di Bontang lagi bagus – bagusnya. Ini semua modal awalnya adalah soal kepercayaan investor. Kepercayaan utama itu adalah soal keamanan. Dan ini sudah ada di Bontang. Jadi jangan sampai dirusak oleh oknum – oknum yang tidak bertanggungjawab,” jelasnya.
Kata Bahri, biasanya terjadinya konflik sosial sangat mungkin dipicu oleh persoalan suku, agama, ras dan antargolongan. Tap, konflik sosial juga bisa terjadi juga karena karena berbagai aksi unjuk rasa, sengketa pertanahan maupun masalah lingkungan.
“Meskipun kondusif, kewaspadaan harus tetap kita kedepankan, mengingat setiap konflik bisa terjadi tanpa diduga sebelumnya,” kata dia.
Dialog penanganan konflik sosial seperti ini kata dia, sangat penting untuk mengantisipasi dan menekan besarnya ancaman terjadinya konflik sosial. Untuk itu melalui kegiatan rapat koordinasi tersebut, diharapkan dapat tercipta kesepahaman dan keterpaduan berbagai komponen terkait, untuk dapat mengantisipasi secara dini berbagai permasalahan dan gejolak sosial yang memiliki potensi menjadi konflik, baik saat sekarang maupun dimasa mendatang.
“Oleh karena itu, ia berharap semua pihak agar meningkatkan koordinasi dan keterpaduan antara aparatur dan instansi vertikal guna penanganan konflik sosial,” ujarnya.
Senada, Kapolres AKBP Andy Ervyn mengungkapkan, masalah suku, etnis, dan agama merupakan hal yang sangat sensitif dan paling rawan. Seperti halnya yang dialami Ahok yang dianggap telah melecehkan agama Islam.
“Saat ini, masa-masa Pilgub (Pemilihan Gubernur, Red) DKI Jakarta. Bisa jadi kondisinya dimanfaatkan untuk black campaign. Saya harap warga Bontang tidak terpancing dengan persoalan seperti ini,” ujarnya.
Kendati demikian, ia mengimbau agar seluruh masyarakat di kota bersemboyan Bessai Berinta ini, jangan mudah terhasut dan berhati-hati menyebar luaskan informasi di media sosial. #hms26
Comments are closed.