TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.com- Puluhan massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Batiwakkal, Kabupaten Berau menggelar aksi unjuk rasa menuntut penjelasan dari PT PLN Area Berau terkait permasalahan krisis listrik yang terjadi selama beberapa bulan ini.
Unjuk rasa yang diwarnai aksi bakar ban ini digelar tepat di depan Kantor PT PLN Area Berau yang berada di Jalan SA Maulana, Kecamatan Tanjung Redeb, Kamis (17/11/2016).
Berdasarkan pantauan dilapangan, para mahasiswa ini menuntut pihak PLN agar segera menyelesaikan permasalahan krisis listrik yang terjadi sehingga membuat adanya pemadaman bergilir yang terus-menerus. Selain, pihak PLN juga diharapkan ada tindakan nyata dalam menyelesaikan persoalan listrik yang ada dan tidak melimpahkan ke pihak lain seperti PT IPB yang mengelola PLTU Lati.
Penanggung jawab aksi, Eka Prayitna Jogras Hutain mengatakan, selain menimbulkan ketidaknyaman bagi para pelajar dan mahasiswa, pemadaman listrik yang terus terjadi dan kerap tidak sesuai jadwal itu juga menimbulkan kerugian bagi masyarakat Berau. Terlebih, bagi setiap pelaku usaha yang sangat tergantung dengan adanya pasokan listrik.
Misalnya, bagi mahasiswa sendiri, lanjut Jogras, banyak mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan ujian tengah semester karena pemadaman bergilir. Terlebih, pihak PLN juga terlihat tidak memiliki etikat baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Bukan hanya mahasiswa yang jadi korban, bahkan masyarakat luas juga jadi korban. Kami minta PLN tidak usah lempar bola untuk mengatasi masalah Listrik ini,” ujarnya saat menyampaikan orasi, Kamis (17/11/2016).
Untuk itu, tambah Jogras, para mahasiswa meminta pihak PLN untuk dapat menjelaskan duduk persoalan yang sejelas-jelasnya kepada masyarakat dalam pertemuan selanjutnya. Pertemuan itu diharapkan dapat terlaksana pada Senin (21/11/2016) nanti dan wajib dihadiri oleh pimpinan PT PLN Area Berau yakni Ari Prasetyo selaku Manager PT PLN Area Berau.
Dalam pertemuan itu, diungkap Jogras, akan ada pembahasan terkait kepastian waktu beroperasinya PLTU Teluk Bayur yang saat ini masih dalam proses pembangunan maupun realisasi rencana penambahan mesin pembangkit pada PLTD Sambaliung. Selain itu, mengenai kompensasi yang harus diberikan pihak PLN atas pelayanan yang buruk selama beberapa bulan ini.
“Ya lihat saja, kami berdiri di sini tanpa ada suruhan pihak manapun. Kami disini untuk masyarakat Berau, PLN tidak ada etikat baik untuk menyelesaikan permasalahan listrik ini” ungkapnya.
Sementara itu, PT PLN Area Berau melalui Manager PT PLN Rayon Tanjung Redeb, Teguh Budi Oktavianto mengatakan, terkait kompensasi atas ketidaknyamanan itu, pihak PLN akan melakukan memberi kompensasi sebesar 20 persen terhadap biaya beban minimum kepada pelanggan.
“Kami dari pihak PLN berkomitmen dan diwajibkan memberi kompensasi sebesar 20 persen terhadap biaya beban apabila tidak bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Dan, akan terlihat dalam satu bulan pemakaian,” katanya dihadapan para pendemo.
Saat ini, dijelaskan Teguh, pihak PLN mengalami defisit listrik mencapai 4 MW (Megawatt). Hal ini disebabkan adanya pemeliharaan 1 unit mesin pembangkit di PLTU Lati sehingga menjaga mesin agar tetap dapat digunakan dan dimaksimalkan dalam menghasilkan listrik.
Defisit listrik yang terjadi, lanjut Teguh, juga telah coba diatasi pihak PLN dengan akan menambah mesin pembangkit listrik baru pada PLTD Sambaliung. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat tetap mendukung PT PLN Area Berau dalam menyediakan listrik bagi masyarakat Berau.
“Kami mohon dukungan masyarakat agar pengerjaan mesin yang rusak segera selesai. Dan, kami akan menambah mesin di PLTD Sambaliung,” lanjutnya.
Usai melakukan orasinya di depan Kantor PT PLN Area Berau, para pendemo juga bergerak dan bergeser menuju Kantor PT Indo Pusaka Berau yang berada di Jalan Pemuda, Kecamatan Tanjung Redeb. Para pendemo yang sebagian besar mahasiswa ini bertemu langsung dengan Direktur PT IPB, Najamuddin.
Dihadapan para pendemo, Direktur PT IPB Najamuddin mengatakan, guna menjaga keberlangsungan umur mesin pembangkit yang ada di PLTU Lati, pihaknya memiliki jadwal pemeliharaan yang harus dilaksanakan. Yakni pemeliharaan selama 15 hari per tahun dan pemeliharaan berkala setiap bulan selama 2 hari.
Pemeliharaan di Nopember ini, tambah Najamuddin, akan berakhir pada Jum’at (25/11/2016) mendatang. Oleh karena itu, untuk menanggulangi pemadaman listrik yang terjadi selama ini, pihaknya menyerahkan kepada PT PLN Area Berau. Pihak PLN harusnya memiliki mesin pembangkit cadangan, yang siap dipergunakan pada saat PT IPB mengalami kerusakan atau melakukan pemeliharaan.
“Memang saat ini, kami sedang melakukan pemeliharaan terhadap boiler unit 3 dan pemeliharaan itu wajib. Sebab, dalam satu tahun ada pemeliharaan selama 15 hari, ada pemeliharaan selama 2 hari dalam 1 bulan,” tambahnya.
Seperti diketahui, selain akan melakukan pertemuan selanjutnya dengan pimpinan PT PLN Area Berau, para pendemo juga akan ikut melakukan pengecekan pada proses pemeliharaan PLTU Lati pada Minggu (20/11/2016) nanti dan telah disetujui PT IPB. Meski sempat diwarnai aksi bakar ban, demo tersebut berjalan tertib dan damai. #MAR
Comments are closed.