SAMARINDA, BERITAKALTIM.com- Penganugerahan BNN Award oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Drs Budi Waseso, kepada sejumlah tokoh dan organisasi di Kaltim memberi kesan mendalam bagi Gerpana Kaltim.
“Kita jaga kepercayaan ini dengan cara bekerja keras memberantas narkoba dari daerah kita,” kata ketua Gerpana Kaltim, Zuhairie SH.
Kepala BNN Budi Waseso saat meresmikan Balai Rehabilitasi Narkoba Gerpana Kaltim di Ponpes Nabil Husein Samarinda, pekan tadi, memberi semangat para pengurus Gerpana Kaltim yang telah bernisiatif mendirikan dan mengelolanya. Gerpana yang menjadi organ melekat dengan MPW Pemuda Pancasila Kaltim menurut Budi Waseso patut menjadi contoh organisasi lain.
“Ini baik. Semakin banyak organisasi yang peduli pemberantasan narkoba, ya semakin sempit ruang peredaran narkoba,” kata mantan Kepala Bareskrim Polri ini kepada Wartawan saat di Ponpes Nabil Husein.
Menurut Budi Waseso, narkotika adalah musuh negara. Lantaran itu pemberantasannya harus melibatkan semua pihak.
“Saya sudah mendengar langsung tekad pengurus Gerpana memberantas narkoba. Tentu BNN menyambut gembira. Ke depan BNN dan Gerpana silakan saling koordinasi,” ujar Budi Waseso.
Menurut Wakil Ketua Gerpana Kaltim Arafat Zulkarnain didampingi Eliansyah Kasthan (Wakil Ketua), Roni Andi Pangajoang (Sekjen) dan Syahrul (Wakil Sekretaris), momentum BNN Award dan peresmian Balai Rehabilitasi Narkoba Gerpana Kaltim menjadi langkah konsisten Gerpana melaksanakan program-programnya.
“Ini tanggungjawab generasi bangsa. Kami pengurus tidak main-main dalam pemberantasan narkoba ini,” ujar Arafat yang juga dipercaya menjadi Balai Rehabilitasi Narkoba Gerpana Kaltim.
Kondisi peredaran Narkoba di Kaltim menurut catatan BNN termasuk tertinggi ketiga di Indonesia. Penggunanya sudah sampai semua level. Ini bisa termonitor dengan tertangkapnya para pengguna dan bandar dari berbagai profesi. Mulai anggota legislatif dan juga para pegawai negeri, perempuan serta para remaja.
“Kita sangat kuatir dengan generasi Narkoba ini,” tambah Roni Andi Pangajoang.
Sebagai organisasi yang konsen terhadap pemberantasan Narkoba, menurut Roni, Gerpana melakukan pembenahan organisasi terlebih dulu. Pembenahan itu meliputi kelengkapan struktur di level provinsi sampai kabupaten / kota.
Fasilitas di Balai Rehabilitasi Narkoba Gerpana Kaltim masih terus dipersiapkan. Tahap awal, baru ada 8 kamar untuk korban pecandu narkoba yang ingin sembuh, 1 unit klinik dan 1 ruang detok atau pengobatan dengan metode pembuangan racun dari tubuh.
“Kami masih masa persiapan. Nanti, setiap kamar untuk inap pecandu hanya untuk dua orang. Sementara ini juga gratis,” ujar Arafat.Ia membenarkan untuk tenaga medis melibatkan para dokter dan psikolog.
BNN Kaltim mengakui ada masalah dalam hal rehabilitasi korban Narkoba di daerah ini. Misalnya menyangkut tempat rehabilitasi, saat ini pemerintah hanya punya dua yakni di Tanah Merah Samarinda dan RS Atma Husada.
“Banyaknya korban narkoba yang ingin sembuh dan terbatasnya tempat rehabilitasi, membuat mereka harus menunggu selama sebulan baru bisa masuk rehabilitasi. Waiting listnya panjang,” ujar Kompol Mustakim SAg, Kasi Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintahan dan Komponen Masyarakat BNN Kaltim.
Sedangkan lembaga rehabilitasi swasta, menurut Mustakim, ada 2 yang telah lama berpartisipasi yakni Yayasan Laras di Pampang Samarinda dan Yayasan Sekatak di M Yamin. Kini bertambah dua lagi, yakni Balai Rehabilitasi Gerpana Kaltim dan Yayasan Permata di Sungai Kapih.
“Jadi, kehadiran balai rehabilitasi Gerpana sangat dibutuhkan untuk penyembuhan korban narkoba,” ujar Mustakim.
Ketua Gerpana Kaltim Zuhairy yang akrab dengan nama panggilan Iway mengatakan, Gerpana di semua kabupaten dan kota harus segera melakukan konsolidasi organisasi. Termasuk bekerjasama dengan pemerintah.
“Tekad kita adalah ikut memerangi peredaran narkoba. Ayo kita lakukan,” ujar Iway, bersemangat. #
Comments are closed.