

SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Selain sudah mulai memasuki masa pembahasan APBD Kaltim 2017, defisit anggaran yang dialami Kaltim saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi DPRD Kaltim khususnya Anggota Badan Anggaran DPRD Kaltim.
Oleh karena itu, mencari tambahan referensi menjadi keniscayaan bagi Banggar mengatasi problem tersebut. “Ini agar bagaimana dengan kondisi Kaltim saat ini program-program masyarakat tetap dapat berjalan dengan baik. Memang kondisi keuangan Kaltim berbeda dengan DKI Jakarta yang relatif aman,” ungkap Wibowo Handoko, pimpinan rombongan Anggota Banggar DPRD Kaltim usai pertemuan, Jumat (25/11/2016).
Pertemuan juga dihadiri Anggota Banggar lain di antaranya, Andika Hasan, Edy Kurniawan, Slamet Ari Wibowo dan Veri Diana Wang. Hadir pula Mursidi Muslim, Hermanto Kewot, Herwan Susanto dan Saefudin Zuhri. Rombongan DPRD Kaltim diterima Anggota Banggar DPRD DKI Jakarta Syaifudin.
Sebagai wakil rakyat, kata Syaifudin saat sesi dialog, menentukan kebijakan anggaran tentu harus berhati-hati. Sebab pemasukan DKI Jakarta relatif aman. Tak seperti Kaltim misalnya dalam hal pendapatan asli daerah. Apalagi Kaltim mengandalkan pemasukan dari sumber daya alam. Tentu risiko dan implikasinya cukup banyak.
“Kita tentu berharap memiliki kemampuan fiskal stabil seperti halnya DKI Jakarta, dengan mengandalkan penghasilan sumber daya alam implikasinya luar biasa. Sementara koreksi hasil migas menyebabkan estimasi pendapatan tidak sesuai dengan yang diharapkan,” kata Bowo, sapaan akrabnya.
Dengan kondisi keuangan Kaltim yang sedang sulit, Syaifudin menyarankan agar Kaltim memanfaatkan dana CSR (Corporate Social Responsbility) dari perusahaan setempat untuk membantu, jika dana hibah yang dibutuhkan dari pemerintah kurang. Sehingga bisa membantu menutupi kekurangan yang dikhawatirkan. #adv/lia/oke
Comments are closed.