BeritaKaltim.Co

Fokus 2017: Pemerataan dan Bantuan Tepat Sasaran

Pemerataan-akan-Menjadi-Agenda-Pemerintahan-di-Tahun-2017-2-745x450JAKARTA, beritakaltim.com – Dalam dua tahun ini, Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di G-20 setelah India dan Tiongkok. Tercatat perkembangan ekonomi di bawah pemerintahan Jokowi-JK cukup baik di tengah ekonomi global yang lesu. Indonesia masih bisa menjaga pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka kemiskinan, dan rasio gini.

“Pembenahan yang dilakukan pemerintah saat ini terus berjalan, salah satu faktornya terobosan-terobosan yang dilakukan Presiden, deragulasi paket-paket ekonomi, dan pembangunan infrastruktur. Peringkat Indonesia di easy doing bisnis naik ke 91. Meski saat ini kita masih lemah dalam peringkat investasi.,” kata Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Menurut Teten, Pascaaksi 212 isu yang diarahkan mengenai kesenjangan ekonomi bahwa 1 persen penduduk kita menguasai 50 persen kue ekonomi nasional. Isu lain soal dominasi ekonomi Tiongkok.

“Ini proses yang berlangsung sudah lama. Ini bukan dosa pemerintah saat ini, dan ini yang mau dikoreksi pemerintah,” tegasnya.

Teten menjelaskan, arahan Presiden di tahun 2017 kepada seluruh kementerian dan lembaga untuk fokus pada pemerataan ekonomi. Kemudian peningkatan program yang memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“KSP akan mengintegrasikan KUR, dana Desa dalam program konsep pembangunan desa terpadu. Kita rumuskan konsep pembangunan desa terpadu, ada program kesehatan, KUR, dana desa, dan retribusi lahan,” kata Teten.

Hal lain yang menjadi fokus pemerintah di tahun ini yaitu perluasan akses masyarakat untuk mendapatkan akses keterampilan dalam program vokasional. Lalu perluasan dan pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

“Program bantuan sosial yang tepat sesaran. Distribusi KIP yang merata,” kata Kepala Staf Kepresidenan.

Hal yang penting juga pembangunan kultur melalui program revolusi mental. Apalagi dalam dinamika saat ini persoalan intoleransi tengah diuji.

“Sebenarnya yang disebut revolusi mental, harus inherent, dari budaya tidak produktif mejadi produktif. Dari korup menjadi bersih. Kita di internal harus menciptakan perubahan karakter itu. Money follow function ke money follow program, itu revolusi mental,” jelasnya.

Selain juga, Presiden menekankan kualitas lingkungan hidup harus diperbaiki, pengelolaan DAS (daerah aliran sungai) dan kebakaran hutan.

Comments are closed.