TANJUNG REDEB, beritakaltim.co- Pemerintah Pusat dalam rencana kerjanya kini lebih memperhatikan pembangunan desa atau kampung. Sehingga tiap desa mendapatkan dana desa dengan kisaran Rp720 juta pada 2017.
Dengan besaran angka tersebut diperlukan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelola dan memanfaatkan dana desa demi kesejahteraan bersama.
Peningkatan kapasitas masyarakat juga diperlukan untuk membangun desa dalam jangka panjangnya. Untuk itulah, The Nature Conservancy (TNC) Indonesia menggagas kegiatan Lembaga Belajar Masyarakat. Pada kesempatan kali ini, digelar di Biduk-Biduk selama tiga hari (21-23/2).
“Kegiatan ini dapat memetakan inisiatif komunitas yang potensial di tingkat tapak yang berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan Kaltim Hijau,” ujar Senior Manager Berau Program TNC Indonesia Saipul Rahman.
Disebutkan Saipul, Lingkar Belajar Masyarakat adalah wadah bagi masyarakat untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam proses proses pembangunan, pemberdayaan dan pengelolaan sumberdaya alam di tingkat kampung atau desa.
Di tempat ini, dibangun juga jejaring kerja dalam mempromosikan pendekatan pembangunan hijau di tingkat masyarakat.
Saat ini Pemerintah Provinsi Kaltim sedang mendorong Kesepakatan Pembangunan Hijau (Green Growth Compact) yang bertujuan untuk mentransfromasi pengelolaan sumber daya alam dan mendorong kerjasama yang diperlukan untuk mencapai kesejahteraan di provinsi Kalimantan Timur sebagai bagian upaya mengendalikan perubahan iklim. Acara Lingkar Belajar Masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta langsung masyarakat dalam upaya penanganan isu perubahan iklim yang merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim.
Selama tiga hari, peserta yang berasal dari Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Paser, Samarinda, Jakarta dan Yogyakarta berkumpul untuk berbagi pengalaman.
Bupati Berau Muharram yang hadir dalam pembukaan acara, Selasa (21/2), menyatakan dukungannya dalam peningkatan kapasitas di tingkat kampung lewat Lingkar Belajar Masyarakat.
“Saya mendukung penuh acara seperti ini dan kalau bisa jangan hanya sekali. Acara ini bisa menjadi wahana untuk saling belajar dan berbagi pengalaman daerah yang satu dengan daerah yang lain,” ujar Muharram.
Muharram berharap kualitas sumber daya manusia yang meningkat di kampung dapat mendorong pembangunan lebih optimal. Apalagi sekarang ada program Alokasi Dana Kampung yang merupakan program utama pemerintahan Muharram-Agus Tantomo. Program Alokasi Dana Kampung tetap meningka tiap tahunnya, meski dilakukan saat Kabupaten Berau mengalami defisit keuangan.
“Ini merupakan bukti komitmen pemerintahannya dalam membangun Berau dari pinggiran yang diyakininya juga akan berimbas kepada daerah perkotaan,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kalimantan Timur Moh Jauhar Efendi mengapresiasi komitmen pemerintah Berau dalam mendorong pembangunan dari kampung.
Contohnya, kata Jauhar, adalah gaji kepala kampung di Berau yang jauh diatas gaji kepala desa di kabupaten yang lain. Jauhar sempat memanggil salah satu kepala desa dari kabupaten lain dan menanyakan berapa gaji yang diterimanya perbulan dan membandingkan dengan gaji kepala kampung di Berau yang langsung disambut hadirin dengan bertepuk tangan.
Menurut Jauhar, Alokasi Dana Kampung di Kabupaten Berau merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia sebagai bukti komitmen yang sangat kuat dari Pemerintah Kabupaten Berau.
Kegiatan Lingkar Belajar Masyarakat ini digawangi oleh Yayasan Komunitas Belajar dan The Nature Conservancy yang terselenggara berkat kerjasama BPMPD Provinsi Kaltim, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Berau, Kecamatan Biduk-biduk, dan Pemerintah Kampung Giring-giring. #MAR
Comments are closed.