TANJUNG REDEB, beritakaltim.co- Dinas Pertanian dan Peternakan (Disperkan)Kabupaten Berau akan terus mengawasi hewan ternak sapi menyusul adanya penyebaran penyakit menular akut atau Antraks di di pulau Jawa, seperti yang terjadi baru – baru ini di Yogyakarta salah satunya.
“Kita selalu bergerak menyambangi petani dan mengambil sampel hewan ternak mereka, sekaligus melakukan sosialisasi, agar para kelompok tani atau pererangan yang beternak sapi meningkatkan kewaspadaan, jika terjadi apa – apa segera lapor kepada kami” Imbau Kepala Disperkan Berau, Ir Soeparno Kasim MM, Senin (27/2/2017).
Soeparno menuturkan, pihaknya selalu terbuka dan menjalin komunikasi dengan pemilik hewan ternak di Kabupaten Berau, dan para staf diperintahkan selalu siaga untuk memberikan pelayanan kepada kelompok tani.
“Walau kejadiaannya di Yogyakarta, tidak meunutup kemungkinan hal itu juga bisa terjadi disini. Sebab mana kita tahu kalau ada diantara kelompok tani kita, atau perorangan mendatangkan sapi dari jawa,” ungkapnya.
Lanjut Soeparno, Disperkan yang ia pimpin memiliki dokter hewan yang selalu siaga, kapan saja bisa turun ke lapangan apa bila terjadi kasua – kasua tertentu.
“Dari pengamatan yang terus dilakukan, sejauh ini Antraks belum ditemukan di Berau. Oleh karena itu kami juga berharap agar kasus ini tidak terjadi di Berau,” ujarnya memastikan.
Sebagaimana diketahui, sambung Soeparno, Antraks adalah penyakit menular akut, dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis, yang dalam bentuknya yang paling ganas.
“Antraks bermakna batubara dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan,“ terangnya.
Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.
Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena anthraks, dapat melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran.
Diakuinya bahwa baru-baru ini, masyarakat di pulau jawa dibuat gelisah pasca beredarnya berita di media sosial tentang kasus Antraks yang terjadi di Kulonprogo Yogyakarta.
Karena itu Disperkan sendiri telah mengambil langkah dengan menginstruksikan bidang penanggulangan penyakit memonitor serta berkoordinasi dengan instansi terkait.
“Saya perintahkan bidang penanggulangan penyakit, agar selalau melakukan monitoring di lapangan, sudah ada ditemukan antraks pada hewan ternak atau belum,” Pungkasnya. #MAR
Comments are closed.