BeritaKaltim.Co

Peran Wartawan Penting Menjaga Keutuhan Masyarakat

Sekda Provinsi Kaltim:

SAMARINDA, BERITAKALTIM.CO- Peran wartawan sangat penting dalam menjaga keutuhan masyarakat, apa lagi sekarang ini isu yang bia memecahbelah masayakarat berbau SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) marak di media sosial maupun disejumlah kecil media yang mengejar sensasi dalam pemberitaannya.

“Wartawan sebagai kaum intelektual diharapkan berberan memberikan pencerahan ke masyarakat agar tak terperangkap dalam isu yang memecah belah, menganggu keutuhan masyarakat, bangsa, dan negara,” kata Sekda Provinsi Kaltim, DR Rusmadi saat membuka Konferensi Kerja Daerah Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Kaltim di Samarinda, Sabtu (4/03).

Rusmadi yang alumni Lemhannas Tahun 2016 ini menjelaskan, bangsa Indonesia terlahir dalam keberagaman, keberagaman itu perlu dipelihara dari kemungkinan terpecahbelah. Apabila masyarakat terpecahbelah, apa lagi perpecahan disertai anarki, maka apa yang sudah dicapai menjadi kembali ke titik nol, dan pembangunan yang sudah dikerjakan pemerintah akan sia-sia.

Pembangunan tidak akan bisa maksimal apabila dilaksanakan dalam situasi tidak aman. Pemerintah tidak bisa bekerja apabila situasi dan kondisi daerah tidak kondusif. Wartawan perlu berpartisipasi menjelaskan program pembangunan pemerintah ke masyarakat pada dasarnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera sebagaimana diamanatkan UUD Negara RI. “Wartawan bisa membantu pemerintah dalam hal menjelaskan tujuan prositif dari pembangunan,” kata Rusmadi.

Menurut Rusmadi yang mantan Kepala Bappeda Kaltim, kalimantan Timur dalam tujuh tahun terakhir, atau sejak Pak Awang Faroek Ishak menjadi gubernur tahun 2008 sedang melakukan transformasi ekonomi Kaltim, dari migas ke nonmigas. Itu tidak mudah, dan posisi terakhir adalah, ketergantungan ekonomi Kaltim dari sektor migas baru bisa diturunkan dari 75% menjadi 62%, atau turun 13%.

Oleh karena ketergantungan ekonomi Kaltim pada sektor migas dan batubara masih dominan, maka saat harga-harga dan produksi migas dan batubara menurun, ekonomi Kaltim konstaraksi. Tahun 2015 ekonomi Kalim pertumbuhannya minus 0,8 persen, tahun 2016 membaik meski masih minus 0,3 persen. “Kita harapkan tahun 2017 sudah surplus,” uacapnya.

Mentransformasikan ekonomi daerah dari migas dan batubara ke nonmigas, tidak mudah dan perlu waktu. Lebih tidak mudah lagi karena pemerintah harus membangunan infrastuktur, khususnya untuk trasportasi, jalan, jembatan, dan kawasan-kawasan ekonomi khusus, dimana saat bersamaaan kemampuan keuangan daerah juga menurun. “Tapi kita patut bersyukur di proyek-proyek infrastruktur juga masuk dana dari APBN, misalnya ke proyek jalan tol dan jembatan pulau balang, maupun ke KEK Maloy,” kata Rusmadi.

Menurutnya, sektoir nomigas, termasuk jasa akan tumbuh cepat kalau infrastruktur ekonomi baik, sekarang pemprov terus meningkatkan kualitas jalan. Sekarang untuk ke Kubar dan ke Berau, karena jalan sudah bagus, waktu yang diperlukan semakin pendek. Pemprov berharap dengan membaiknya jalan, produktifitas masyarakat meningkat, peluang usaha yang bisa diambil masyarakat semakin banyak, supaya ekonomi masyarakat tumbuh dalam upaya mensejahterakan diri.

Tentang isu lingkungan yang sering jadi bola liar, utamanya isu dampak negatif dari masuknya ke Kaltim berbagai investasi di bidang industri dan jasa, Rusmadi mengatakan, apapun aktifitas masyarakat dan dunia usaha pasti memerlukan ruang, dari itu niscaya tak membawa pengaruh. Tapi pemerintah juga melakukan kajian sebelum memberikan izin usaha, yakni melalau analisis mengenai dampak lingkungan.

“Pasti ada dampak negatif dari pemanfaatan ruang, tapi melalui amdal pemerintah berusaha meminimalisir dampak negatifnya. Pemerintah tidak akan membiarkan aktifitas dunia usaha yang membahayakan masyarakat dan lingkungan,” kata Rusmadi.#into

Comments are closed.