TANJUNG SELOR, beritakaltim.co- Kepolisian Resort Bulungan, Kalimantan Utara, mengusut ambruknya turap atau sheetpile di Selimau, Sabanar Baru, kecamatan Tanjung Selor, Bulungan. Proyek bernilai Rp 71,8 miliar yang dikerjakan dengan sistem multiyears itu, diduga bermasalah.
Pihak kontraktor yakni PT Relis Sapindo Utama berdalih, ambruknya sheetpile karena ditabrak kapal barang yang saat itu kandas. Sementara pihak pemilik kapal tidak mengakuinya.
Kapolres Bulungan, AKBP Achmad Sulaiman mengungkapkan, penyelidikan terhadap ambruknya sheetpile diperkirakan bukan akibat gaya tekan dari dalam. Ia menduga adanya daya tarik dari satu titik yang menyebabkan turap tersebut runtuh. Namun polisi belum dapat menemukan siapa pelakunya yang membuat turap tersebut berubah posisi hingga rusak.
“Polisi sedang mendalami kasus ini dan masih mencari saksi-saksi untuk memperkuat data terhadap proyek yang bermasalah sejak 2015 lalu itu. Saat dilakukan pemeriksaan di tempat kejadian, tidak ditemukan adanya tumpukan tanah untuk penimbunan, karena masih dalam posisi pemasangan. Diduga akibat ada satu gaya pada satu titik yang menyebabkan sheet pile runtuh sehingga menarik yang lainnya ikut roboh,” ungkapnya.
Dijelaskannya, untuk membuktikan laporan pihak kontraktor yang menuding rusaknya sheetpile akibat ditarik oleh sebuah kapal. Polisi membutuhkan dua alat bukti. Namun, polisi kesulitan membuktikan kapal yang menyebabkan turap itu runtuh, sehingga dibutuhkan tim ahli khusus untuk mendalami kasus tersebut.
“Untuk meyakinkan bahwa kerusakan atau ambruknya sheetpile bukan dikarenakan konstruksinya atau hasil kerjanya, pihak kontraktor mendatangkan tim ahli dari HATTI (Himpunan Ahli Tehnik Tanah Indonesia) untuk melakukan pengkajian,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Bupati (Wabup) Bulungan, Ingkong Ala menegaskan, akan melakukan kajian dengan menurunkan tim independen yang tidak terpengaruh dengan pendapat atau analisa lain.
Hanya saja, melihat kondisi keuangan yang dialami seperti saat ini, untuk menyelesaikan pembangunan sheet pile tersebut terkesan mustahil untuk dilakukan kajian. Mengingat kajian yang dilakukan tentunya juga akan membutuhkan biaya hingga ratusan juta rupiah. Tetapi pihaknya akan tetap mengupayakan bagaimana caranya agar bisa mendapatkan anggaran yang bakal digunakan dalam kajian tersebut.
“Kita akan mencari anggarannya. Di mana ada celah yang memungkinkan dialihkan untuk kajian itu dan kita akan usaha mencari yang lebih murah. Setelah dapat data, pemerintah akan menghitung semua biaya-biaya penyelesaiannya. Kita akan berusaha untuk menyelesaikannya karena kasihan juga kalau seperti itu terus (rusak),” pungkasnya. #vic
Comments are closed.