TANJUNG REDEB, beritakaltim.co- Shalat tertentu dianjurkan untuk dilakukan secara bersama-sama (berjamaah). Dalam pelaksanaannya, setiap umat muslim diharuskan mengikuti apa yang telah Nabi Muhammad saw ajarkan, yaitu dengan meluruskan dan merapatkan barisan, antara bahu, lutut dan tumit saling bertemu.
Untuk itu, sebelum memulai agenda musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan di wilayah Berau Pesisir Selatan (BPS) pada hari kedua, Bupati Berau Muharram melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid besar Baitul Rahman, Kecamatan Talisayan. Kegiatan yang merupakan rukun Islam tersebut, juga dirangkai dengan tausiah dan dihadiri ratusan umat muslim yang ada di sekitar masjid tersebut.
Dalam tausiahnya, Bupati Muharram mengungkapkan, gerakan “Sholat Subuh Berjamaah” telah menjadi gerakan yang masif terjadi di hampir seluruh masjid-masjid yang ada di Kabupaten Berau, utamanya di Kecamatan Tanjung Redeb dan sekitarnya. Melalui gerakan tersebut, diyakini dapat menjadi landasan utama agar masyarakat Berau, khususnya umat muslim untuk berlomba-lomba mencari kebaikan (fastabilqul khairat) di dunia dan akhirat.
Seperti dalam setiap pidato dan ceramahnya yang khas di beberapa kesempatan yang ada, Bupati Muharram selalu menyelipkan gaya “Stand Up”-nya guna memecah suasana sehingga tampak tidak monoton dan tegang. Namun, tetap dalam kehikmatan untuk mengajak dan menghimbau masyarakat menuju perbaikan yang lebih baik lagi.
“PR (pekerjaan rumah –red) kita hari ini adalah mengajak masyarakat untuk mengerjakan salat di masjid, karena negara kita merdeka. Coba bandingkan dengan negara di Palestina, yang selalu dalam cekaman perang setiap hari,” ungkapnya, Selasa (14/3/2017) pagi.
Dikatakannya, beberapa kali melakukan safari salat subuh di sejumlah masjid yang ada di Kabupaten Berau, dirinya masih belum melihat adanya gebrakan luar biasa, yang memacu umat muslim untuk sholat subuh berjamaah di masjid yang ada di wilayahnya masing-masing.
Hal ini jauh berbeda dengan masjid yang ada di luar Berau, seperti jamaah salat subuh di masjid Jogokariyan, Jogyakarta. Yang mana, jumlah jamaah salat subuh berjamaahnya, tidak kalah dengan jumlah jamaah saat salat lima waktu lainnya.
“Alhamdulillah, di Berau juga sudah mulai seperti itu. Seperti, di masjid Al-Inaabah, yang ada di Komplek BI (Perumahan Berau Indah, Jalan Durian III –red),” bebernya.
Tak lupa, tambah Muharram, pengurus masjid yang baik, sebenarnya yang saldo dana infaq masjidnya tidak pernah ada. Sebab, setiap hari selalu termanfaatkan untuk kepentingan masjid dan jamaahya.
Meskipun, ada saja sejumlah masjid yang membanggakan saldo masjidnya hingga ratusan juta, namun sarana ibadahnya tidak menjadi perhatian. Begitu pula dengan besaran masjid yang tidak sesuai dengan jumlah jamaahnya.
“Mari kita mengajak masyarakat Talisayan menjadi jamaah yang mandiri dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Kalau mau melihat umat muslim yang pemahaman agamanya baik, (lihatlah) pada salat subuh secara berjamaahnya,” pungkasnya. #MAR
Comments are closed.