BeritaKaltim.Co

Proyek PLTA Peso Bulungan Tenggelamkan 2 Desa

Relokasi 800 Jiwa Warga Dimulai

TANJUNG SELOR, beritakaltim.co- Ratusan warga Desa Long Peleban dan Desa Long Lejuh Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dipastikan akan direlokasi ke wilayah pemukiman baru.

Pasalnya, kedua desa seluas 619 hektare yang dihuni oleh 800 jiwa itu masuk dalam wilayah pembangunan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 6.080 Megawatt.

Kedua desa itu segera direlokasi sebelum 7 tahun tahap pertama pembangunan bendungan pembangkit listrik kapasitas 660 Megawatt (MW) selesai dibangun oleh PT Kayan Hidro Energi (KHE).

Wakil Bupati Bulungan, Ingkong Ala mengungkapkan, sebanyak 67 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Desa Long Peleban dan 98 KK di desa Long Leju, bersedia untuk dipindahkan oleh pihak perusahaan ke lokasi pemukiman baru.

“Mudah-mudahan pada akhir Maret ini, Tapem Pemkab Bulungan bisa segera selesaikan Surat Keputusan (SK) tentang kesepakatan relokasi warga desa berikut tapal batasnya. Selain itu Draf Peraturan Bupati (Perbup) ditargetkan April sudah tuntas,” ungkapnya.

Dijelaskannya, Surat Keputusan kesepakatan selesai dibuat, pihak perusahaan akan melakukan proses ganti rugi lahan. Setelah verifikasi lahan warga dan nilai ganti rugi disepakati sesuai aturan yang berlaku.

“Proses ganti rugi oleh perusahaan akan dilakukan secara musyawarah dengan masyarakat. Pemerintah hanya akan mengawasi dan memfasilitasi agar prosesnya bisa berjalan dengan baik. Bentuk ganti ruginya disesuaikan dengan kebutuhan atau yang disepakati warga dan perusahaan,” jelasnya.

Ia menegaskan, selain peraturan bupati, terkait batas dan relokasi desa. rekomendasi bupati dan gubernur diperlukan untuk relokasi. Sebab, letak relokasi berada di wilayah Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK).

“Karena lokasi pemukiman baru itu berada di kawasan budidaya Kehutanan, maka PT KHE harus mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan hidup. Rekomendasi Bupati dan Gubernur sangat diperlukan,” tegasnya.

Direktur PT Kayan Hidro Energy Andrew menambahkan, pihaknya telah menawarkan ke warga untuk menentukan tempat baru relokasi yang pantas dijadikan lokasi pemukiman. Dikatakannya, Mega proyek dengan biaya investasi sekira 20 miliar USD akan memakan waktu cukup lama.

Sebab setelah bendungan pertama dan jaringan instalasi jaringan listrik selesai dibangun, maka pembangunan tahap 2 berupa pembangunan bendungan 2 dan 3 yang masing-masing menghasilkan kapasitas listrik 800 Mw, baru akan dimulai tiga tahun kemudian.

“Selama proses pembangunan bendungan tahap pertama berjalan, diharapkan relokasi warga didua desa itu selesai, sebelum tahap kedua pembangunan bendungan 2 dan 3 yang dibangun secara bersamaan dimulai. Warga siap pindah dan Lokasi yang kami tawarkan tidak jauh dari kedua desa tersebut,” pungkasnya. #vir

Comments are closed.