TANJUNG SELOR, beritakaltim.co- Kondisi jalan di lima kecamatan wilayah Apau Kayan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, rusak parah. Aktifitas dan roda perekonomian warga yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia itu sejak April tahun 2016 lalu nyaris lumpuh.
Tidak adanya jembatan dan tingginya curah hujan membuat warga yang ingin membeli kebutuhan hidup dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Long Bagun, wilayah Provinsi Kalimantan Timur, terpaksa harus menempuh perjalanan hingga 2 minggu lamanya. Akibat infrastuktur jalan yang buruk membuat harga kebutuhan pokok maupun ongkos tarif transportasi khususnya transportasi darat sangatlah mahal.
Untuk kebutuhan pokok kebanyakan masyarakat perbatasan membeli ke Kota Samarinda (Kaltim) melalui jalur darat, biaya transportasi yang dikeluarkan pun cukup mahal mencapai 10 hingga 18 juta rupiah untuk perjalanan pulang pergi saja.
Kades Nawang Baru Kecamatan Kayan Hulu, Lahang Lencau mengungkapkan, persoalan infrastruktur masih menjadi persoalan serius yang dihadapi warga perbatasan saat ini. Kondisi jalan yang rusak parah dan belum adanya jembatan penghubung antar desa membuat masyarakat terpaksa menyebrangi sekitar 9 sungai sungai besar yang cukup berbahaya.
“Akses jalan menuju Desa Data Dian Kecamatan Kayan Hulu, sepanjang jalan mulai dari Long Apung, Long Nawang sampai Desa Data Dian kondisinya juga rusak parah. Kondisi jalan yang terjal, membuat kita ekstra hati-hati melintas di jalan yang rusak. Salah sedikit bisa masuk jurang, kondisi jalan menuju Bandara Long Apung dari Data Dian dengan jarak 75 kilometer. Jika cuaca bagus dapat ditempuh sekira 4 jam lamanya, apabila musim hujan warga terpaksa harus ditempuh dengan waktu berjam-jam,” ungkap Lahang.
Hal yang sama juga di rasakan oleh RB Jalung (48), warga Kecamatan Sungai Boh. Dia mengatakan, aktifitasnya sering terganggu dengan kondisi jalan yang rusak parah,dan sering memakan korban.
“Kami sudah tiga hari tiga malam tinggal di tengah hutan, pasalnya akses jalan menuju ke Kecamatan Sungai Boh tidak bisa kami lewati, selain hancur akibat hujan, derasnya air sungai juga tidak bisa dilewati kendaraan. Sesuai dengan janji dan program Presiden Joko Widodo Presiden RI dengan nawacitanya yakni membangun mulai dari pinggiran termasuk daerah perbatasan akan menjadi prioritas pemerintah pusat, namun hingga saat ini masyarakat perbatasan belum juga merasakan program–program itu,” jelasnya.
Selain kondisi infrastruktur jalan yang rusak, warga Apau Kayan belum menikmati bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan harga yang berlaku secara nasional. Desa Long Nawang, Kecamatan Kayan Hulu.BBM bersubsidi masih sebatas mimpi warga yang berada di wilayah berbatasan dengan Sarawak, Malaysia, sudah terbiasa dengan harga premium paling murah Rp 15 ribu per liter.
“Bahkan kami pernah beli Rp 35 ribu (per liter). Dulu sebelum jalan diputus oleh pihak Malaysia di Tapak Mega saya beli BBM ke Malaysia karena mutu BBM nya bagus, kalau minyak kita kotor,” ujar Robert.
Mahalnya harga BBM di daerah tersebut, karena warga setempat harus menempuh perjalanan yang jauh untuk membeli BBM yaitu ke Long Bagun, Kabupaten Mahakam Hulu, Kalimantan Timur yang jaraknya sekitar 310 kilometer. Untuk 1 drum premium dengan kapasitas 200 liter misalnya, ditebus dengan harga paling murah Rp 3 juta,
Alternatif lain warga membeli BBM di wilayah Malaysia yang jarak tempuhnya hanya sekitar 20 kilometer dari Long Nawang. Namun, harganya pun mahal 1 drum isi 200 liter dihargai RM 900 atau Rp 3.150.000 (kurs RM 1 = Rp 3.500).
“Beberapa tahun lalu, pernah ada pendataan jumlah warga. Menurut informasi yang ia peroleh, pendataan tersebut bertujuan untuk membuka agen premium dan minyak solar tapi sampai sekarang tidak ada,” ungkap Robert.
Buruknya jalan di perbatasan tersebut, mengundang pertanyaan anggota DPRD Kaltara, anggota Komisi III DPRD Kaltara Andi Akbar menegaskan.Pemerintah harus serius jalankan pembangunan infrastruktur jalan di wilayah perbatasan yang sudah jadi prioritas pada usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Yakni pembangunan jalan perbatasan Long Nawang-Long Pujungan-Long Kemuat-Langap-Malinau; pembangunan jalan Mensalong-Sasipu-TauLumbis, pembangunan jalan perbatasan Malinau-Punan-Long Bawan-Long Midang, pembangunan jalan Long Nawang-Metulang-Long Boh-Batas Kaltim.
“Masyarakat perbatasan harapkan puluhan milliar dana yang dikucurkan untuk pembangunan perbatasan, benar-benar tepat sasaran,” pungkasnya. #vir
Comments are closed.