SANGKULIRANG, beritakaltim.co– Hanya gara-gara TMMD 98 yang digelar di pedalaman Desa Saka dan Mandu Kecamatan Sangkulirang, nama Dandim 0909 Letnan Kolonel Inf. Setyo Wibowo menjadi viral di masyarakat. Bukan rupa dan kewibawaannya yang menjadi perbincangan hangat, melainkan niat, dan ketulusan dalam membangun desa di daerah pedalaman khususnya Desa Mandu dan Saka.
Mian Gatuso salah seorang guru SD Mandu salah satunya. Sebagai guru ia tak segan memberikan pujian yang besar kepada seluruh anggota TNI khususnya Dandim 0909 Sangatta, Letnan Kolonel Inf. Setyo Wibowo.
Dirinya yakin dan percaya, semua ide dan gagasan bermula dari atasan. Sehingga desa nya menjadi sasaran perubahan.
“Saya yakin ini semua berkat pak Dandim. Jika bukan karena atasan yang menentukan, saya yakin bukan tempat kami yang di tuju. Untuk itu saya sangat bersyukur dan bangga terhadap pimpinan sekarang ini,” ujar Mian, alumni SMA1 Sangkulirang itu.
Rasa syukur itu tidak hanya sampai dilisan. Akan tetapi dibuktikan dengan tindakan. Yakni turut serta membangun desa dengan para TNI. Meskipun dirinya harus pulang pergi dari Kecamatan Kota Sangkulirang menuju Desa Saka lalu menuju Desa Mandu menggunakan perahu kecil.
“Jadi saya PP dari Desa Benua Baru ke Mandu menggunakan perahu menyebrangi lautan. Tetapi karena rasa syukur saya, makanya rela menempuh perjalanan itu. Sekali lagi terima kasih pak Dandim yang menjadi pelopor perubahan di desa kami,” kata guru olah raga itu.
Pujian serupa juga diutarakan oleh Rosdiana. Warga Saka ini berkeinginan berjumpa langsung dengan Dandim Setyo. Dengan harapan bisa bertatap muka untuk memberikan rasa terima kasih atas bantuanya selama ini.
“Saya berharap bertemu langsung. Mudahan saja pada akhir TMMD nanti ada acara perpisahan antara warga dengan anggota TMMD termasuk pak Dandim. Sehingga masyarakat bisa menyampaikan rasa terima kasih, rasa syukur tersebut secara langsung,” katanya.
Apalagi kehadiran anggota TMMD di desanya bukan lagi laiknya tamu, akan tetapi bagaikan keluarga sedarah. Yang sudah menyatu dan sulit untuk dilupakan.
“Mereka (TNI) sudah lebih dari saudara. Mungkin nantinya kita berpisah, tetapi hanya secara jasat. Tetapi akan tetap dihati kami. Kami tidak akan lupa dan ingat selalu jasa mereka,” kata Rosdiana anak 4 itu. #dy
Comments are closed.