BeritaKaltim.Co

Tradisi Ritual Tuaq di Kampung Merabu

KELAY, beritakaltim.co- Masyarakat Kampung Merabu di pedalaman Kecamatan Kelay menggelar tradisi Tuaq Long Kale Lenggaseng Pia yang merupakan tradisi turun temurun. Rangkaian kegiatan ritual tuaq yang digelar sejak Selasa (25/4/2017) lalu, dihadiri masyarakat dari berbagai kampung ini dan kemudian ditutup Wakil Bupati, Agus Tantomo, Jumat (28/4/2017).
Wabup Agus Tantomo, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Mappasikra dan sejumlah pejabat terkait, menyaksikan langsung prosesi ritual tuaq yang dibawakan para tokoh Kampung Merabu. Tuaq merupakan gabungan dari kata tu yang merupakan singkatan dari tulung (tolong) dan –aq singkatan dari aqu (aku). Sedangkan makna dari tuaq itu sendiriadalah segala sesuatu yang dapat memuaskan perasaan seseorang karena kehalusan dan keindahan.
Disampaikan Ketua Badan Permusyawaratan Kampung (BPK), Asrani, Tuaq pertama kali diperkenalkan oleh seorang belian (sebutan untuk seorang pemimpin saat itu) yang bernama danyam. Belian memiliki arti kesatria sedangkan danyam memiliki arti mempersatukan dalam pelaksanaannya. Belian diberi petunjuk oleh sang penguasa alam melalui mimpi. Belian bisa mendatangkan buah buahan segar dengan menggoyangkan sematang serinding dan mengeluarkan madu dengan menunjukkan jarinya ke papan berbentuk sarang lebih. Buah dan madu bisanya diberikan kepada mereka yang punya masalah, seperti sulit punya keturunan maupun sakit menahun. Selain itu Ia juga bisa memohon untuk kebutuhan pada tahun tahun mendatang. Seperti akan buah dan madu pada tahun tertentu.
“Tujuan ritual tuaq ini karena beberapa tahun ini kami kekurangan akan madu dan buah buhan yang jadi kebanggaan, sehingga kami laksanakan ritual ini agar buah jadi, madu jadi dan kebutuhan lainnya juga jadi,” jelasnya.
Sementara Kepala Kampung Merabu, Franly A Oley, mengungkapkan tradisi ritual tuaq merupakan tradisi turun temurun masyarakat Merabu. Namun tahun ini gelarannya dilaksanakan lebih besar dengan mengundang masyarakat dari berbagai kampung di Kabupaten Berau. Franly menyampaikan terima kasih atas peran seluruh pihak yang terus mensuport Merabu. Bahkan kini Merabu berkembang menjadi kampung wisata dan juga telah dapat terhubung dengan akses darat yang sudah terbuka. “kami menyampaikan terima kasih dan saya merasa sangat senang,” ungkap Franly yang baru berulang tahun 27 April kemarin dan mendapat putri ketiga dini hari.
Wakil Bupati Agus Tantomo mengungkapkan tradisi turun temurun di Merabu ini merupakan aset budaya yang harus dilestarikan dan kedepan diharapkan dapat dikemas lebih baik, sehingga menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Berau. Pelaksaaan ritual ini dapat disaksikan para wisatawan yang datang. Terlebih Merabu telah didukung dengan objek wisata alam yang luar biasa. “Ini yang kedepan kita bahas bersama, kita kemas menjadi objek wisata,” ungkapnya.
Pemkab Berau disampaikannya menjaga semangat masyarakat di kampung mana pun untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya dan ritual yang sudah dilaksanakan turun temurun. Seperti tradisi buang naas di Talisayan maupun berbagai tradisi di kampung lain. “Kita akn suport untuk melestarikan kebudayaan daerah kita,” tandasnya. #MAR

Comments are closed.