KRAYAN, beritakaltim.co- Satu-satunya akses jalan darat yang menghubungkan wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menuju Malaysia ditutup sepihak oleh warga Ba Kelalan, Serawak, Malaysia.
Tokoh pemuda Krayan, Markus membenarkan, akses jalan di perbatasan tersebut sudah tertutup,jalan Sempadan Long Midang, Krayan (Indonesia) menuju Ba Kelalan, Serawak (Malaysia) ditutup menggunakan alat berat dengan membuat dua gundukan tanah setinggi satu meter.
“Gundukan tanah pertama terletak 300 meter dari Sepandan (Ruantung),untuk gundukan kedua terletak di jarak 100 meter kearah Malaysia. Tentu ini tidak bisa dilewati oleh kendaraan,”ungkapnya kepada Wartawan.
Hal senada diungkapkan Ketua DPRD Kaltara, Marthen Sablon. Dia menjelaskan penutupan jalan disaksikan oleh belasan orang tokoh masyarakat Ba Kelalan, 15 orang tokoh masyarakat diantaranya George Sigar Sultan (Pengulu Kawasan Ba Kelalan), Encik Markus Labo (Kauselor Ba Kelalan), Hendru (Polis Malaysia), Encik Garito Dawat (Ketua Kampung Puneng Ba Kelalan) menyaksikan penutupan jalan tersebut.
“Penutupan jalan sepadan di perbatasan akan menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan sembilan bahan pokok (sembako) yang selama ini diperoleh dari Malaysia. Peristiwa ini akan memancing pedagang untuk menaikkan harga dan semakin membebani warga Krayan, sehingga masyarakat tidak mampu membeli barang-barang keperluan rumah tangga mereka,” ungkap ketua DPRD Kaltara yang juga merupakan putra asli asal Krayan tersebut.
Dijelaskannya, Pemprov harus segera mengambil langkah penanggulangan apabila terjadi kelangkaan Sembako, bahan bangunan dan keperluan lainnya. Masyarakat juga meminta agar segera mempercepat penyelesaian jalan Long Bawan – Pa Betung – Long Pasia batas Negara, Lang Bawan – Lembudud – batas negara Bario Malaysia dan Percepatan penyelesaian Jalan Malinau – Ba Binuang.
“Ini sangat penting untuk segera diselesaikan, agar masyarakat perbatasan tidak hanya ketergantungan dengan Malaysia yang ada di Ba Kelalan saja. Akan tetapi ada alternatif lain, apalagi terjadi penutupan seperti saat ini,” jelasnya.
Sementara itu Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie menegaskan, pihaknya telah melaporkan ke pemerintah pusat. Sebab, hubungan antarnegara menjadi kewenangan pemerintah pusat.
“Jadi saya melaporkan masalah ini kepada pemerintah melalui Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri),” tegasnya.
Ditambahkannya, ia telah meminta Asisten I Pemprov Kaltara, Sanusi untuk segera menindaklanjuti informasi rencana penutupan akses darat yang akan dilakukan masyarakat Bakelalan.
Asisten I Pemprov Kaltara, Sanusi menegaskan, pihaknya segera menindaklanjuti instruksi Gubernur. Rencananya, Senin atau Selasa pekan depan, dia bersama tim akan ke lapangan menyikapi persoalan tersebut, serta mengundang pihak kecamatan maupun masyarakat Krayan.
“Informasi awal kasus penutupan jalan ini berawal dari tiga oknum warga asal Malaysia membawa barang haram (sabu-sabu). Seharusnya mereka (warga Malaysia) bisa menghormati hukum di Indonesia, penutupan akses di perbatasan telah dilaporkan ke pemerintah pusat agar disikapi. Kita antisipasi untuk memenuhi kebutuhan pokok warga Krayan pihaknya melibatkan TNI dalam pendistribusian. Untuk diketahui, selama ini masyarakat Krayan memang lebih bergantung pada barang-barang yang berasal dari Malaysia, karena akses yang lebih gampang.
Sementara, akses dari Krayan ke daerah lain di provinsi ke-34 ini hanya bisa menggunakan transportasi udara. Barang-barang produk dalam negeri yang ada di kecamatan itu, juga kalah bersaing dengan produk negeri jiran, karena harganya lebih mahal,”pungkasnya. #vir
Comments are closed.