SAMARINDA, BERITAKALTIM.CO-Dana alokasi khusus (DAK) Binamarga untuk jalan di Provinsi Kalimantan Timur di tahun 2017 ini turun tajam. Jika di tahun 2016 Kaltim menerima DAK untuk jalan lebih kurang Rp250 miliar, tahun ini hanya berkisar Rp43,6 miliar.
“Menurunnya DAK untuk pemeliharaan dan peningkatan jalan tersebut tidak terlepas dari faktor terbatasnya keuangan pemerintah pusat,” kata Kepala Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perumahan Rakyat Kalimantan Timur, Joko Setiono, Senin (8/05/2017).
Menurut Joko, dengan jumlah dana yang diterima sangat terbatas tersebut, hanya lebih kurang 4 kilometer jalan yang bisa ditingkatkan dari jalan aspal menjadi konstruksi rigid semen dan dibagi dalam 4 paket pekerjaan di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara (PPU).
Peningkatan jalan yang dikerjakan dengan DAK itu di Kukar adalah paket Ambalut- Sebulu I dan Ambalut-Sebulu II masing-masing sepanjang 1,1 kilometer. Untuk setiap paket pekerjaan, menelan dana lebih dari Rp9 miliar/kilometer dan lebar jalan juga 9 meter.
Sedangkan di PPU juga dibagi dalam dua paket dengan volume pekerjaan yang hampir sama. Paket I dari Km 38-Sepaku Semoi 1,09 kilometer dan Paket II Sepaku Semoi-Petung sepanjang 1,08 kilometer. Dana yang diperlukan untuk setiap paketnya berkisar Rp10,08 miliar.
“Keempat paket pekerjaan tersebut sudah selesai dilelang, kini tinggal pembuatan dan penandatanganan kontrak, sehingga awal bulan Juni sudah dilakukan pelaksanaan pekerjaan di lapangan,” kata Joko.
Dijelaskan, peningkatan jalan di Kaltim ke konstruksi rigid sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi. Meski terhitung mahal tapi konstruksi jalan yang seperti itu yang bisa menahan beban lebih besar, yakni aman dilewati truk dengan muatan lebih dari 10 ton ke atas. “Aktifitas ekonomi masyarakat semakin tinggi, maka memerlukan jalan yang lebih kuat,” ujarnya.
Joko menjelaskan, semua jalan provinsi di Kaltim termasuk Kelas III dengan kemampuan hanya menahan truk dan muatannya 8 ton, sedangkan truk dan muatannya yang melintas sehari-hari rata-rata 12 ton, bahkan sampai 14-16 ton. “Sesuai dengan kemampuan yang ada, semua jalan provinsi dijadikan berkonstruksi rigid,” ucapnya.
Tentang ruas jalan provinsi dari KM 38 Samboja-Sepaku Semoi-Petung (PPU), dikatakan Joko memang perlu peningkatan secara menyeluruh dan memerlukan dana sangat besar. Jalan tersebut dilintasi truk bermuatan besar.
Konstruksi jalan ke PPU tersebut perlu direkonstruksi ulang karena dulu konstruksi soil semen. Ketika tidak tahan lagi memikul beban sangat berat, jalannya hancur seperti bubur. “Perlu dibongkar lagi pondasi atau tapak jalannya, kemudian direkonstruksi jadi rigid,” kata Joko.#into
Comments are closed.