TANJUNG SELOR, beritakaltim.co– Menjelang hari raya Idulfitri stok dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun Bahan Bakar Khusus (BBK) di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), yang menjadi tanggung jawab PT Pertamina (Persero) Terminal BBM (TBBM) Tarakan, dipastikan aman.
Produk yang didistribusikan, di antaranya Pertamax, Premium, Pertalite, Solar, Biosolar, Marine Fuel Oil (MFO), Pertadex, Kerosin, dan Avtur. Proses pendistribusiannya menggunakan mobil tanki dan Self Propelled Oil Barge (SPOB) yang mencakup Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan industri.
Dari informasi PT Pertamina (Persero) TBBM Tarakan, penyuplaian BBM dan BBK ke Kaltara menggunakan jalur laut dengan tanker dari kilang domestik di Balikpapan. “Untuk Tarakan, proses pendistribusian menggunakan mobil tangki, sedangkan untuk daerah terpencil menggunakan pesawat perintis, dan untuk daerah kepulauan menggunakan SPOB,” kata Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie.
TBBM Tarakan sendiri memiliki tangki timbun dengan data safe capacity untuk Pertamax sebanyak 1.005 Kilo Liter (KL) yang dapat bertahan selama 22 hari dalam kondisi normal, Pertalite 1.000 KL (ketahanan stok 33 hari), Premium 3.806 KL (ketahanan stok 11 hari), Avtur 2.134 KL (ketahanan stok 49 hari), Solar 12.622 KL (ketahanan stok 10 hari), dan Kerosin 1.996 KL (ketahanan stok 54 hari). “Menghadapi Lebaran tahun ini, Pertamina memprediksi beberapa hal terkait konsumsi BBM. Di antaranya, berdasarkan tren penjualan dan realisasi Januari hingga Maret 2017, konsumsi BBM atau Gasolin (Premium, Pertalite dan Pertamax) akan mengalami kenaikan hingga 11 persen dibanding harian normal. Artinya, dari konsumsi normal 265 KL menjadi 296 KL. Sementara, produk Gasoil (Solar, Biosolar, dan Pertamina Dex Series) diprediksi mengalami penurunan konsumsi hingga 15 persen,” urai Gubernur.
Dipaparkan Gubernur, seperti tahun sebelumnya, tantangan penyaluran BBM pada masa Idulfitri tahun ini adalah faktor alam. “Badai besar, ombak tinggi hingga kandas kapal di alur masuk TBBM dapat mengakibatkan kapal suplai terlambat dalam pengiriman,” ucap Irianto.
Diperkirakan, penyaluran BBM tertinggi pada Hari Raya Idulfitri 2017, untuk Gasolin pada H-6 atau pada 19 Juni 2017 dimana penyaluran mengalami peningkatan sebesar 63,3 persen atau dari 265 KL menjadi 433 KL, serta pada H+4 Lebaran (30 Juni 2017) dengan prediksi peningkatan sekitar 83 persen (atau dari 265 KL menjadi 500 KL).
Untuk Gasoil, kenaikan permintaan diprediksi terjadi pada H-15 Lebaran (10 Juni 2017) dengan peningkatan sebesar 67 persen (dari rata-rata normal 63 KL menjadi 105 KL), serta H+5 (1 Juli 2017) dengan persentase kenaikan 71 persen (rata-rata normal 63 KL menjadi 108 KL). “Kenaikan pada H-15 dikarenakan banyak mobil barang dan operasional pertambangan dan perkebunan yang berhenti beroperasi pada hari H Lebaran. Sedangkan, prediksi kenaikan di H+5, lantaran kondisi operasional perusahaan sudah mulai normal kembali,” tuntasnya.(humas)
Comments are closed.