BeritaKaltim.Co

SMA Negeri 2 Nunukan Siap Diperiksa Soal Penerimaan Siswa Baru

NUNUKAN, BERITAKALTIM.CO– Adanya praktik siswa titipan dari sejumlah pejabat kepada sekolah negeri favorit tertentu, membuat gerah kalangan kepala sekolah. Namun jajaran SMA Negeri 2 Nunukan memastikan sistim PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) sesuai dengan aturan.

“Kami siap diinvestigasi. Silakan. Semua siswa baru kita perlakukan sama. Nilai siswa terendah yang diterima adalah 22,” ujar Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Nunukan Marry Padang.

Ungkapan itu untuk menjawab pertanyaan Wartawan lantaran mencuatnya kasus bengkaknya jumlah siswa yang mendaftar di SMA Negeri 1 Nunukan. Bahkan Dinas Pendidikan Nasional Nunukan turun tangan meminta pihak sekolah menambah kelas baru dengan menggunakan ruang perpustakaan dan laboratorium.

Membengkaknya jumlah siswa yang diterima, disinyalir karena banyaknya siswa titipan dari sejumlah pejabat di daerah itu. Mereka memaksa anaknya atau keluarganya masuk sekolah favorit itu walau tidak memenuhi persyaratan nilai.

Menurut Marry Padang, fenomena berbondong-bondongnya warga Nunukan mendaftar ke salah satu sekolah favorit, lantaran minimnya pemahaman masyarakat terhadap program bina ondnlingkungan dalam Penerimasan Peserta Didik Baru PPDB siswa SMA tahun ajaran 2017. Banyak orangtua siswa yang protes, padahal kebijakan penerimaan siswa melalui jalur bina lingkungan juga harus sesuai dengan aturan yang berlaku.

Penerimaan Peserta Didik Baru PPDB tahun ajaran 2017-2018, menurut Merry, tetap mengacu pada Permendikbud no 17 tahun 2017, dimana satu ruang kelas dibatasi dari 20 siswa hingga maksimal 36 siswa. Karena jumlah siswa yang diterima oleh SMA N 2 Nunukan hanya 2 ruang kelas atau 72 siswa, maka siswa yang bisa ditampung melalui bina lingkungan hanya 4 siswa.

”Bina lingkungan itu sudah termasuk dalam zona itu, malah lebih besar (kuotanya). Ada krterianya Karena kami hanya 72 jatah bina lingkungan hanya 4. Untuk gakin itu 20 persen dari jumlah kuota, 70 persen itu regular, 5 persen untuk mutasi dan bencana sementara untuk prestasi itu 5 persen,” ujarnya.

Tahun ajaran 2017 – 2018 SMA Negeri 2 Nunukan hanya menampung 2 ruang kelas karena terbatasnya ruangan yang dimiliki. SMA N 2 Nunukan memiliki 14 rumbel karena memberlakukan sistem double ship. Namun karena tahun ini adanya rencanan fullday school yang mengharuskan pelajar menempuh pelajaran 8 jam, maka SMA N 2 membatasi 2 RKB dalam penerimaan siswa tahun ini.

”Ruang kami hanya 8, mengapa sampai 14 rumbel karena kita double ship. Tahun ini kita jelas tidak bisa lagi karena rencana fullday school,”imbuhnya.

Terkait tudingan warga adanya anak anak pejabat yang bisa menitip anaknya bersekolah di SMA negeri meskipun dengan nilai di bawah standard penerimaan siswa baru, Marry Padang justru mempersilakan dibentuk adanya tim khusus yang akan melakukan investigasi terhadap proses PPDB tahun 2017. Dia memastikan jika penerimaan PPDB tahun 2017 tidak ada pilih kasih terhadap siapapaun yang mendaftar. Pihknya bahkan memastikan menolak adanya siswa anak pejabat yang hanya mempunyai nilai 17.

“Nilai terendah yang kita terima 22, silakan dicek sudah diumumkan, Karen aturan ini rawan, saya mau ada tim khusus turun ke lapangan mengadakan penelitian, Kami siap, bahkan kami menawarkan diri sekolah kami siap diperiksa dengan berkas berkasnya. Jadi tidak ada rekayasa diantara kita,” ucap Marry Padang. #dhi

Comments are closed.