BeritaKaltim.Co

Tangani Anak Dengan Cinta dan Kasih Sayang

TALISAYAN, beritakaltim.co- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana bersama Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kamis (13/7/2017) lalu mengadakan sosialisasi di Kecamatan Talisayan.
Kurang lebih 70-an orang terdiri dari pengurus P2TP2A Kecamatan Talisayan, pengurus PKK, guru dan masyarakat menghadiri acara yang dibuka oleh Plt DPPKB, Drs H Syamsul Abidin MM.
Hadir Camat Talisayan Pamudji didampingi istri yang juga ketua P2TP2A Talisayan, Kapolsek Faisal, Danramil, serta pejabat Kepala Kampung.
Samsul Abidin mengapresiasi atas kehadiran dan respon masyakarakat mengena keberadaan DPPKB yang menaungi P2TP2A, antusias mengikuti sosialisasi.
“Karena sudah menjadi tuntutan dan kewajiban orang tua dalam menangani anak anak maupun remaja di era serba digital, gadget atau tekholongi tinggi,” papar Syamsul.
Bahkan sekarang ini, ibu rumah tangga juga yang kecanduan mengunakan handphone android yang memiliki fasilitas WA, Line, FB, sehingga banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga entah itu perselingkuhan atau yang lainya berawal dari komunikasi yang beegitu sangat mudah.
Meski juga banyak dampak positif lainya dalam mengunakan android, gadget.
Adapun pemateri yang dihadirkan oleh P2TP2A, adalah Susi Noviza ST yang mana mengetengahkan materi mengenai pola asuh anak dan remaja dengan cinta dan kasih sayang.
“Didik anak dengan senyuman,” kata Susi dengan tersenyum. Yand dimaksud dengan senyuman adalah pendidikan atau menangani anak dengan cinta dan kasih sayang.
Sehingga anak akan tumbuh menjadi anak yang berkuaitas, produktf, kreatif, bermoral dan berguna bagi keluarga masyarakat dan bangsa.
“Jangan lagi kita mendidik anak kita dengan pola lama!,” kata Susi yang juga istri dari Pimpinan The Nature Conservancy (TNC) Kabupaten Berau ini.
Contohnya pola asuh dengan kecemasan, ketidakberdayaan, kekerasan dan kebebasan. Hindari pola asuh anak dengan memerintah, mengancam, menceramahi, menginterogasi, memberi cap, membandingkan, menyalahkan, menghakimi, mendiagnosis, dan menyindir.
“Diperlukan komunikasi dengan penuh cinta, dengan senyum, kata kata positif, tidak membuat lebel anak nakal, anak bodoh, anak bandel, berkatalah dengan ata kata positif,” ungkap Susi.
Ungkapan cinta dalam keluarga menghadirkan suasana kasih sayang, sehingga tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga.
Dalam sosialisasi di kantor Kepala Kampung Talisayan ini, masyarakat meresponn dengan banyak memberikan pertanyaan seputar pola asuh anak dan remaja, serta apa saja yang sifatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam rumah tangga. MAR

Comments are closed.