BeritaKaltim.Co

Manortor Hingga Jokowi Berbahasa Mandailing

Pernikahan Kahiyang Ayu - Bobby Nasution

MEDAN, beritakaltim.co- Putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu melepas masa lajangnya pada 8 November 2017 dengan menikahi pilihan hatinya, Bobby Nasution. Pernikahan digelar di Solo dan Medan.

Pada pesta adat pernikahan di kediaman keluarga Bobby di Bukit Hijau Regency Taman Setiabudi (BHR Tasbi), Medan, Sumatera Utara, acara digelar selama 2 hari sejak hari Jumat sampai Minggu (26/11/2017). Acara terakhir dilanjutkan dengan kirab kencana dan resepsi.

Pesta adat di hari pertama diawali dengan manalpokkon lahan ni horja atau pemotongan kepala kerbau, margalanggang atau manortor, sidang adat untuk menentukan gelar Kahiyang dan Bobby, hingga manortor sesi kedua yang dibuka oleh kedua mempelai.

Sedangkan, acara hari Sabtu ini yaitu penyambutan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, pemberian ulos hingga manortor untuk Jokowi-Iriana, upacara marpangir untuk Kahiyang dan Bobby, dan ditutup dengan tor-tor somba. Pesta adat atau mata ni horja berakhir pukul 12.30 WIB.

Nah, untuk besok acara akan diawali dengan kirab kereta kencana untuk Kahiyang-Bobby dari Medan International Convention Center (MICC) sejauh 2 kilometer menuju BHR Tasbi. Acara akan digelar sekitar pukul 08.00 WIB.

Untuk resepsi, acara akan digelar sebanyak 2 sesi. Sesi pertama akan dimulai pukul 09.30-12.00 WIB. Sesi kedua digelar pada pukul 13.30-16.30 WIB.

“Lalu resepsi dimulai acara kirab, pukul 09.30 WIB pengantin masuk ke dalam dan dimulai sampai pukul 17.00 WIB. Tetapi kami ada dua sesi. Pertama 09.30 WIB sampai 12.00 WIB, sesi kedua 13.30 sampai 16.30 WIB,” papar Harry Lontung Siregar selaku ketua panitia pernikahan Kahiyang-Bobby pada hari Rabu (22/11).

Tiap sesi akan dihadiri sekitar 2.000 undangan. Tamu yang diundang mulai dari raja-raja di Sumatera Utara, tokoh adat, hingga pejabat.

“Semua (undangan) sudah dilayangkan,” terang Harry.

INI 4 NASIHAT JOKOWI UNTUK KAHIYANG-BOBBY

Presiden Jokowi memberi ajar poda atau kata nasihat kepada Kahiyang Ayu Siregar dan Bobby Nasution dalam puncak pesta adat. Dia memberi sejumlah peribahasa dalam bahasa Batak Mandailing.

Prosesi ajar poda ini digelar di gelanggang acara di Bukit Hijau Regency Taman Setiabudi (BHR-Tasbi), Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/11/2017).

“Ananda berdua telah selesai di-upa dan diberi gelar adat, yang di dalamnya juga berisi nasihat dan doa kepada Ananda berdua. Namun, sebagai orang tua, saya juga akan memberikan ajar poda sebagai bekal bagi Ananda berdua dalam menjalani kehidupan ke depan,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan Kahiyang dan Bobby sebagai suami-istri wajib saling menyayangi, mencintai, menghormati, dan saling menjaga tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab itu mencakup tanggung jawab sosial kepada keluarga, masyarakat, agama, serta bangsa dan negara.

“Kita diajarkan holong do maroban domu, domu maroban parsaulian. Kasih sayang membawa persatuan, persatuan membawa kebaikan bersama,” ujar Jokowi mengutip peribahasa dalam bahasa Batak Mandailing.

Lalu, lanjut Jokowi, dirinya meminta Kahiyang dan Bobby mengamalkan sejumlah hal. Dia mengutipnya dari peribahasa Batak Mandailing.

“Pantun hangoluan, teas hamatean. Untuk hidup bahagia harus menjaga sopan santun. Jika tidak menjaga sopan santun, malapetaka akan datang,” kata Jokowi.

“Yang kedua, suan tobu di bibir, dohot di ate-ate. Manis bukan hanya di mulut, tetapi juga di hati. Kebaikan yang dikatakan juga kebaikan yang dilakukan dengan sepenuh hati,” sambungnya.

Selanjutnya, Jokowi mengatakan, tangi di siluluton, inte di siriaon. Artinya, jika ada kemalangan, walaupun tidak diundang, wajib berupaya untuk datang dan menolong. “Namun, jika ada kegembiraan, kita hanya wajib datang kalau diundang,” ujarnya.

“Yang keempat, bahat disabur sabi, anso adong salongon. Kalau kita banyak menanam, kita akan banyak memetik hasilnya. Artinya, banyak-banyaklah berbuat kebaikan, agar Ananda memetik kebahagiaan,” ujar Jokowi lagi.

Jokowi lalu menutup nasihatnya dengan mengucapkan horas sebanyak tiga kali yang disambut para tamu undangan.

 

PROSESI MANGUPA

Salah satu prosesi adat yang dijalani Kahiyang Ayu yaitu prosesi Mangupa. Upacara ini merupakan istilah raja dan ratu sehari bagi kedua mempelai. Saat menjalani upacara Mangupa, pengantin diagungkan bak raja dan ratu.

Upacara ini dilakukan dengan memberikan hidangan kepada kedua mempelai. Prosesi ini mengandung arti bahwa keluarga mendoakan keduanya bahagia.

Hidangan yang diberikan bisa bermacam-macam. Namun pemilihan hidangan tersebut memberikan arti tersendiri. Dalam upacara Mangupa yang dijalani Kahiyang, disebutkan bahwa hidangan yang disajikan antara lain nasi, ayam dan telur.

Hidangan yang diberikan kepada mempelai saat menjalani upacara Mangupa tentunya mengandung arti penting bagi keduanya. Hal ini merupakan doa-doa yang diberikan oleh keluarga dan anggota suku itu sendiri.

Makna hidangan telur dalam upacara Mangupa tersebut memiliki kesakralan, yakni menyatukan dua pribadi yang berbeda.

Selain itu, warna kuning dan warna putih dalam telur melambangkan emas dan perak yang berarti kekayaan. Diharapkan setelah menikah pasangan ini bisa memperoleh rezeki yang bagus.

Selain telur, ayam yang dihidangkan dalam upacara tersebut juga memiliki arti tersendiri. Ayam dianggap sebagai lambang yang baik dalam merawat anak-anaknya. Seperti induk ayam, yang selalu menjaga dan mengawasi anak-anaknya.

KAHIYANG AYU BORU SIREGAR

Alasan tepat kenapa Kahiyang Ayu diberi marga dijelaskan oleh pemangku adat yang memimpin jalannya upacara adat Mangalehan Marga, Selasa, 21 November 2017 di Kediaman Doli Sinomba Siregar, Medan Johor.

“Kahiyang Ayu adalah Putri Solo yang tentu tidak punya marga karena kita tahu etnik Jawa tidak dikenal adanya marga,” ujar H Pandapotan Nasution SH yang menjabat Gelar Patuan Kumala Pandapotan seperti dikutip dalam “Buku Saku Perkawinan Bobby-Kahiyang Ayu” yang ditulisnya.

Menurut Pandapotan, dalam adat Mandailing jika seseorang mempelai wanita belum punya marga maka salah satu acara penting adalah pemberian marga kepada mempelai wanita. Ada beberapa alasan lain kenapa pemberian marga dilakukan.

Antara lain untuk menjelaskan keturunan, perkawinan antaretnik, pengabdian dan jasa serta tindakan penghormatan. “Alasan paling tepat karena perkawinan ini antaretnik,” ujar Pandapotan.

Dalam hal ini Kahiyang Ayu diberi marga Siregar karena marga ini merupakan marga Ibunda Bobby yang disapa Kahiyang sebagai Namboru atau Ibu Mertua. Dengan kata lain, agar jelas kedudukan Kahiyang dalam lembaga adat Dalian Na Tolu dan martutur, dilakukanlah proses pemberian nama ini.

Itu sebabnya acara pemberian marga diadakan di rumah Doli Sinomba Siregar, tulang Ibundanya Bobby. “Inti acara ini ialah keluarga Bobby memohon kepada keluarga pihak Ibu Bobby (bermarga Siregar) agar berkenan memberi marga Siregar kepada Kahiyang Ayu,” urai Pandapotan. #BERBAGAI SUMBER

 

Comments are closed.