
Dengan dihayutkannya miniatur perahu kuning ini menurut warga maka seluruh penyakit yang mengganggu masyarakat kampung akan hilang. Tradisi yang dikenal masyarakat suku Bajau di Kampung Tanjung Batu dengan nama Mag’Jamu ini kembali digelar Rabu (13/12) kemarin.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo beserta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Mappasikra Mappaseleng dan sejumlah pejabat berbaur bersama masyarakat mengikuti prosesi adat.
Menurut Jurnalis, tokoh adat Kampung Tanjung Batu, tradisi Mag’Jamu merupakan warisan leluhur suku Bajau yang dilakukan setiap setahun sekali yang dilaksanakan di bulan Desember.
Prosesi Mag’Jamu diawali dengan ritual pengobatan yang pada malam pertama adalah malam persiapan dan pada malam keduanya adalah malam utasan atau malam pengobatan. Dimana seluruh masyarakat suku Bajau datang ke balai kampung untuk diobati oleh ahli ritual yang telah mewarisi dari para leluhur.
“Selanjutnya pagi harinya, membuang atau melarung perahu kecil dengan tujuan semoga penyakit tahunan di kampung ini sudah ikut serta ke perahu yang dilepas tadi,” ungkapnya.
Sementara Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, yang turut mengikuti prosesi adat, memberikan apresiasi kepada masyarakat suku Bajau Kampung Tanjung Batu yang masih mempertahankan tradisi warisan para leluhur. Wabup berharap budaya asli ini harus terus dipertahankan. Pemerintah daerah ditegaskannya mendukung upaya pelestarian melalui kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini.
Tidak hanya mempertahankan tradisi kepercayaan bagi masyarakat suku Bajau dengan prosesi Mag’Jamu. Namun disampaikan Wabup prosesi ini juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata Kabupaten Berau. Pasalnya tidak seluruh orang atau negara memiliki budaya semacam ini. Sehingga mereka yang ingin melihat dan menyaksikan langsung prosesi Mag’Jamu harus datang ke kampung Tanjung Batu.
“Ini dari kacamata saya selain sebagai tradisi para leluhur, ini juga menjadi potensi pariwisata daerah,” ungkapnya.
Untuk itu Wabup Agus Tantomo berharap prosesi ini dapat dikemas lebih baik lagi. Sehingga kedepan tidak hanya masyarakat Kampung Tanjung Batu dan masyarakat dari kecamatan sekitar yang datang dan mengikuti prosesi Mag’Jamu. Akan tetapi akan semakin banyak wisatawan yang datang ke kampung pintu gerbang wisata bahari Bumi Batiwakkal ini untuk melihat kebudayaan yang masih terus dilestarikan turun temurun. Bahkan Wabup meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menyusun kalender pariwisata dengan berbagai even yang dilaksanakan. Tidak hanya bagi Kampung Tanjung Batu namun juga budaya di kampung kampung lain dengan ciri khas masing masing yang ada di Kabupaten Berau.
“Kedepan kita harus kemas lebih baik lagi, sehingga prosesi ini bisa mendatangkan wisatawan,” tandasnya(adv/mar)
Comments are closed.