TANJUNG REDEB, beritakaltim.co- Mengawali tahun 2018 dibulan Januari ini, intensitas hujan masih terbilang tinggi, genangan air pun terjadi di beberapa titik di Kota Tanjung Redeb dan sekitarnya, situasi seperti ini akan menimbulkan kerawanan beberapa penyakit yang mudah menyerang masyarakat.
Menurut kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau , drg Totoh Hermanto, Jum’at (5/1), pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi bisa berpotensi banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari air sungai segah, akan banyak ikut tercemar.
Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi agar terhindar dari serangan diare, sebaiknya selalu membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap kali akan makan atau minum, serta sehabis buang hajat. Biasakan pula merebus air minum hingga mendidih setiap hari, serta menjaga kebersihan lingkungan, menghindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal.
“ Kalau ada gejala-gejala diare, segera ganti cairan dan elektrolit yang hilang dengan minum oralit dan hubungi petugas kesehatan terdekat,” ujarnya.
Demam Berdarah (DB) misalnya, kata dia, pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan aedes aegypti, yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal itu karena saat musim hujan banyak sampah, misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu yang terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu. “ Genangan air itulah akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan peningkatan populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat,” jelasnya.
Untuk itu, sebaiknya warga aktif melakukan 3M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat, serta mengenakan kelambu pada saat istirahat, untuk menghindarii gigitan nyamuk, atau mengoleskan obat anti gigitan nyamuk ke bagian tubuh terntu .
Selain itu, lanjut Totoh, segera bawa keluarga ke sarana kesehatan, bila ada yang sakit disertai demam tinggi, yang tidak jelas penyebabnya, dan disertai tanda-tanda perdarahan.
Selain itu, waspadai juga penyakit leptospirosis, kata Totoh penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira, dan termasuk salah satu penyakit zoonosis. Karena ditularkan melalui hewan. Di Indonesia hewan penular utama adalah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya.
Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia, di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut. Seseorang yang memiliki luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus, yang mengandung bakteri lepstopira, maka akan berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit.
“Untuk menghindarinya,warga bisa melakukan langkah-langkah antisipasi, yaitu menekan dan menghindari tikus yang berkeliaran di sekitarnya, dengan selalu menjaga kebersihan, hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka, gunakan pelindung, misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir, dan segera berobat ke sarana kesehatan, bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil,” tuturnya.
Begitu juga dengan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penyebab penyakit ini dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lain. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat, dapat disertai sesak napas, nyeri dada. Penanganan penyakit ini dapat dilakukan dengan istirahat, pengobatan simtomatis sesuai gejala atau pengobatan kausal untuk mengatasi penyebab, peningkatan daya tahan tubuh, pencegahan penularan kepada orang sekitar, antara lain dengan menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarangan.
“Faktor berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan ISPA,” jelasnya lagi.
Penyakit kulit, penyakit ini pendapat Totoh dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain. Pada musim banjir, maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. Seperti ISPA, maka faktor berkumpulnya banyak orang berperan dalam penularan infeksi kulit.
Sementara Penyakit Saluran Cerna Lain, dikatakan Totoh, demam tifoid merupakan salah satu penyakit saluran cerna, yang juga terkait dengan faktor kebersihan makanan. Perburukan Penyakit Kronis yang mungkin Sudah diderita. Hal itu terjadi karena penurunan daya tahan tubuh, akibat musim hujan berkepanjangan, apalagi bila banjir berhari-hari.
Agar terhindar dari penyakit-penyakit di ini, sebaiknya terapkan selalu perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain dengan makan atau minum yang baik dan bersih, tidak jajan sembarangan, istirahat yang cukup, mengupayakan kebersihan diri dan lingkungan, menghindari buang sampah sembarangan dan senantiasa melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan mengolah makanan. Pesannya. MAR
Comments are closed.