JAKARTA, beritakaltim.co- Paska pencapresan Prabowo Subianto, Gerindra terus berusaha menjalin koalisi dengan berbagai trik. Salah satunya dengan membentuk sekretariat bersama (Sekber) dengan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) untuk pemenangan di Pilpres 2019.
Padahal, pihak PKS sendiri tidak terlalu paham dengan berdirinya Sekber itu. Menurut Wasekjen PKS Abdul Hakim yang menjadi perwakilan partainya dalam peresmian Sekber menyatakan bahwa acara itu merupakan gagasan dari Gerindra.
“Tuan rumah tadi malam Gerindra. Kami, PKS diundang kan,” sebut Hakim saat dihubungi terpisah.
Selain membuat bingung PKS, kubu PAN (Partai Amanat Nasional) juga belum menyatakan bergabung dalam Sekber. Seperti diketahui 3 partai ini telah membangun koalisi dalam beberapa even politik.
Dalam peresmian Sekber Gerindra-PAN, turut hadir Waketum PAN Hanafi Rais. Meski begitu, PAN belum memutuskan kepastian mengusung Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai cawapres.
“Kan kita belum memutuskan dukungan capres. Masih harus melalui mekanisme Rakernas,” ujar Sekjen PAN Eddy Soeparno saat dikonfirmasi, Sabtu (28/4/2018).
Lokasi Sekber Gerindra-PKS berada di The Kemuning, Jl Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat. Dalam undangan, tampak jelas dalam kop tertulis ‘Sekretariat Bersama Gerindra-PKS untuk Pemilihan Presiden 2019’. Kemudian juga ada logo Partai Gerindra dan PKS.
Tidak terlihat nama atau logo dari PAN. Hal tersebut yang membuat tanda tanya, apakah PAN belum dianggap jadi bagian dari Gerindra-PKS padahal selama ini diketahui merupakan salah satu mitra partai.
PAN dan PKS sama-sama sudah mengajukan nama elite tokohnya untuk menjadi cawapres Prabowo. Salah satu yang diajukan PAN disebut-sebut adalah sang ketum, Zulkifli Hasan.
Kemudian PKS yang selama ini tegas menyatakan mendukung Prabowo, sudah memberi 9 nama kandidat cawapres dari internal mereka. Hanya saja hingga saat ini Gerindra belum memutuskan.
“Anak bangsa yang terbaik yang kita cari. Nanti akan dibahas,” kata Prabowo saat bicara mengenai sosok cawapresnya
Sementara Waketum Gerindra Fadli Zon menyebut, Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra-PKS merupakan usulan arus bawah. Pembentukan Sekber ini belum meresmikan kepastian koalisi PKS bersama Gerindra.
“Belum (resmi) lah. Kalau pengikatan nanti resminya Agustus. Ini bagian dari satu inisiatif dari bawah. Bottom-up lah kita,” kata Fadli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.
Fadli menyatakan, koalisi Gerindra-PKS akan resmi setelah munculnya capres definitif untuk Pilpres 2019. Saat ini, komunikasi politik di antara kedua partai masih terus dilakukan.
“Nanti kalau resminya kan saya kira nanti kalau ada capres definitif. Ini adalah posko untuk tempat berdialog, komunikasi, berdiskusi, termasuk untuk hal-hal yang subtansial ke depan,” ujar Fadli.
Namun, ia yakin PKS tak akan berpindah hati ke koalisi lain di Pilpres 2019. Fadli menilai, PKS memiliki kesamaan cita-cita dengan Gerindra.
“Kita mempunyai ke depan satu cita-cita yang sama untuk membawa Indonesia ini lebih baik, lebih sejahtera dengan cara yang saya kira lebih rasional dan lebih tepat daripada yang sekarang,” ucapnya.
Partai Gerindra sepakat membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) bersama PKS demi Pilpres 2019. Sekber disebutkan akan diresmikan hari ini.
Sekber Gerindra-PKS merupakan tanda kesiapan kedua partai bersama-sama di Pilpres 2019. Ini juga untuk menepis isu-isu liar.
“Jadi ini juga membantah isu-isu yang liar yang menyatakan Pak Prabowo hanya jadi king maker atau jadi cawapresnya Pak Jokowi,” ujar anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade.
Sehari setelah diumumkan sebagai Sekber, Wartawan melihat tak tampak aktivitas di Sekber yang diberi nama The Kemuning itu. Gedungnya terlihat sepi. Hanya ada dua sekuriti yang berjaga di Sekber Gerindra-PKS.
Sekber itu memiliki sejumlah ruang. Mulai dari ruang rapat yang dilengkapi dengan layar monitor, lalu sejumlah ruang tamu lengkap dengan berbagai kursi dan mejanya. #le
Comments are closed.