TANJUNG REDEB, beritakaltim.co- Kabupaten Berau tak hanya menyimpan potensi wisata laut, tapi juga adat budaya tradisional seperti dari suku asli Dayak Kenyah. Tiap musim panen, mereka merayakan seperti yang dilakukan warga suku Dayak yang berdomisili di Kampung Tepian Buah, Kecamatan Segah.
Setiap tahun, warga Dayak Kenyah di sana menggelar “mecaq undat” atau yang lebih dikenal dengan pesta panen, dan tradisi ini turun temurun terus dilestarikan.
Seperti hari, Sabtu (27/4/2019) lalu, syukuran “mecaq undat”dihadiri Bupati Berau H Muharram S.Pd MM, Wakil Bupati H Agus Tantomo, Kepala Disparbud Asrani, anggota DPRD Berau, para tokoh suku Dayak, tokoh agama serta undangan lainnya. Acara tersebut digelar wujud sebagai rasa syukur warga suku Dayak Tepian Buah kepada Tuhan YME, karena tahun ini hasil panen cocok tanam mereka berlimpah.
Sebagai kampung yang kental dengat adat dan budaya, syukuran pesta panen ini juga disajikan tarian khas suku Dayak, dimana tari – tarian ini melibatkan muda mudi kampung setempat, dan tarian yang disajikan tersebut menggambarkan mereka bercocok tanam hingga menuai hasil bercocok tanam.
Tak kalah menariknya adalah ketika para kaum hawa setempat menumbuk beras hingga lembut menjadi tepung beras. Caranya sangat sederhana dan manual seperti para leluhur mereka ketika ingin membuat sebuah makanan, yang bahannya dari tepung beras.
Mereka bersuka cita ramai – ramai bergotong royong dengan diiringi musik dan tarian khas suku Dayak oleh kaum adam. Bupati Muharam dan Wabup Agus Tantomo beserta pejabat lainnya pun turut menikmati budaya gotong royong tersebut. Sesekali terliat senyum lepas disertai wajah yang ceria, mereka pun nampak sangat bersemangat tak mengenal lelah, tak terkecuali Bupati Muharram dan Wabup Agus Tantomo.
Bahkan Bupati Muharram pun sempat meneteskan air mata penuh haru, karena mengingat dmasa SMA hingga kuliah pernah menjadi buruh mencuci beras, setiap hari setidaknya Bupati Muharram harus mencuci beras sebanyak dua kuintal, setelah itu digiling menjadi tepung.
“ Nah bayangkan bapak-ibu… setiap hari saya harus bangun jam empat subuh, mencuci beras dua kuintal dan digiling menjadi tepung. Gara – gara tepung ini lah saya sampai jadi bupati seperti sekarang,” ungkap Bupati Muharram dihadapan undangan yang hadir dalam acara psta panen tersebut.
Karena itu Bupati Muharam mengajak warga setempat untuk tetap mempertahankan budaya tersebut, sebagai bentuk kekayaan adat dan budaya yang dimiliki Kampung Tepian Buah, Kecamatan Segah.
“Syukur alkhamdulillah saya liat para penari – penari ini tadi kalangan muda – mudi. Artinya para orang tua di kampung ini berhasil mewariskan kepada muda – mudi sebagai generasi penerus, untuk melestarikan adat dan budaya ini,” tegasnya.
Hal tersebut juga menurut Bupati Muharram, sesuai kampung yang dikenal dengan kampung budaya. Dimana Kampung Tepian Buah ini sudah pernah juara satu tingkat provnsi, bahkan sampai ketingkat nasional, mengikuti lomba kampung.
Maka tidak berlebihan jika Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) pada tahun 2017 lalu memberikan surat keputusan (SK) yang menetapkan Kampung Tepian Buah, Kecematan Segah, sebagai kampung budaya.
Besar harapan Bupati Muharram, melalui syukuran pesta adat ini, para muda – mudi semua yang tingal di Kampung Tepian Buah merasa terpanggil, untuk selalu melestarikan budaya tersebut, dan kampung Tepian Buah menjadi contoh kampung – kampung yang lain, ntuk seolalu melestarikan adat dan budaya yang diwariskan pera pendahulunya. #adv
Comments are closed.