JAKARTA- Kerusuhan di Jakarta sejak Rabu (22/5/2019) dini hari mengakibatkan 6 orang meninggal dunia dan korban luka 341 orang. Polda Metro Jaya juga telah mengamankan 257 orang yang terlibat aksi rusuh.
Sampai pukul 18.30 Wib, massa yang semula menggelar aksi damai di depan Gedung Bawaslu Jalan Thamrin Jakarta Pusat mulai berubah brutal. Terlihat ada massa yang menembakkan kembang api, melempar batu serta melakukan pembakaran dan akhirnya membuat massa terlihat bentrok dengan aparat kepolisian yang berjaga-jaga.
Dari arah massa muncul tembakan kembang api dengan suara ledakan bersahut-sahutan sehingga membuat suasana terasa semakin mencekam. Api juga terlihat muncul di sekitar kerumunan massa dan terjadi perusakan terhadap sejumlah fasilitas.
Polisi juga sempat menembakkan gas air mata untuk memecah kerumunan massa. Polisi lewat pengeras suara terus meminta massa dan aparat yang berjaga agar tidak terprovokasi.
“Aksi kita aksi damai. Jangan melakukan pelemparan ke kami. Kami bagian dari masyarakat juga, TNI-Polri,” kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan.
Polri bekerja keras terus menangkap yang diduga menjadi provokator dan perusuh yang merusak fasilitas-fasilitas umum. Dari 257 perusuh yang ditangkap, menurut polisi, diantaranya beberapa orang ada yang tatoan.
“Jadi ada banyak yang tatoan, ini sampel saja,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Dari indentifikasi perusuh dan interogasi diperoleh pengakuan bahwa massa ini adalah massa bayaran. Mereka rata-rata tidak bekerja.
“Mayoritas dia tidak bekerja dan masih dalam pemeriksaan kepolisian,” imbuh Argo.
Argi menyebut massa sebagian besar berasal dari luar daerah, seperti Lombok, NTB. Massa diberi amplop untuk ikut aksi demo.
“Kalau uang yang di amplop (ditemukan) di tas, disimpan di tas,” katanya.
Polisi juga menyita uang dolar dari massa yang ada di depan Bawaslu. Uang itu disita dari peserta aksi yang datang dari Lombok.
Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjabarkan data korban kerusuhan 21-22 Mei. Jumlah korban per pukul 20.00 WIB tercatat ada 341 orang.
“Per jam 20.00 WIB jumlah total korban 347 orang (termasuk meninggal). Dalam proses pendataan 271, luka ringan 21, luka berat 16, nontrauma 33, dan meninggal 6,” kata Anies di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Anies merinci penyebaran perawatan seluruh korban. Total ada 7 rumah sakit yang menampung perawatan dari ratusan korban luka tersebut.
“Penanganan di RS Pelni 78, (RS) Abdi Waluyo 2, (RS) Tarakan 122, (RS) Mintohardjo 2, (RS) Budi Kemuliaan 84, RSUD Tanah Abang 28, RSCM 6, dan posko lapangan 25,” tuturnya.
Anies menyebutkan alasannya belum bisa menyebutkan identitas korban tewas karena ingin menghubungi pihak keluarga lebih dulu. Apalagi, menurut Anies, ada korban yang berasal dari luar Jakarta.
“Ini dipastikan seluruh keluarganya dapat info dulu baru diumumkan. Jadi jangan sampai keluarga dengarnya dari luar. Biar dipastikan saya sudah dapat kabar saya pasti dengar, karena ada sebagian dari luar kota. Yang dari luar kota ada 3 kalau tidak salah. Karena itu kita tidak keluarkan nama sampai memastikan seluruh keluarganya mengetahui,” ujarnya.
Terkait aksi 22 Mei, Anies meyakini pihak kepolisian bisa mengendalikan kondisi. Dia berharap tidak ada lagi aksi di kawasan Thamrin. Mengingat kawasan tersebut masuk dalam kegiatan ekonomi ibu kota. #
Comments are closed.