TANJUNG REDEB, beritakaltim.co- Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Berau , Drs Susila Harjaka mengakui, jika masih ada beberapa kampung di beberapa kecamatan yang di Kabupaten Berau mesih mengalami “blank spot “, atau yang belum tersentuh jaringan saluler, terutama di wilayah pedalaman. Oleh karena itu Pemkab Berau segera ambil langkah kabijakan, mengingat telekomunikasi dan informasi melalui media sosial menjadi kebutuhan warga.
Minimnya akses komunikasi ini tak sebanding dengan makin berkembangnya kampung – kampung, yang didukung pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui Dana Desa (DD) atau melalui Alokasi Dana Kampung (ADK). Dengan adanya kucuran dana itulah infrastruktur di Kampung – kampung telah berkembang pesat, namun sangat disayangkan sarana komunikasi belum tersedia secara maksimal seperti kampung – kampung lainnya.
Susila mengatakan, dari 13 kecamatan, saat ini ada sekitar 34 lokasi yang tidak terjangkau sinyal seluler, atau blank spot dan ada yang jaringannnya lemah. “ Saat ini kami berupaya mengatasi persoalan ini, yang jaringannya lemah akan dipasang penguat, atau elpayter. Sedangkan yang blank spot ada dua kategori usulan, yang pertama membangun, dan yang kedua menyewa,“ katanya.
Untuk daerah Kecamatan Kelay, kata Harjaka, tidak mungkin dilakukan pemasangan pengeut signal, mengingat geografisnya naik turun gunung. Jadi harus langsung menembak ke satelit, sehingga mau tidak mau harus menyewa, yang hitungannya pertahun. Sedangkan yang membuat tower akan dipelajari lagi, mengingat biaya pembuatan dan pemasangan tower ini tidak sedikit.
“ Khusus daerah Kelay, pihak Indosat sudah pernah menawarkan kepada pihak Pemda, tetapi ini masih dalam takap penawaran, dan ini akan ditindak lanjuti, terus entah bagaimana hitungannnya nanti, ya kita lihat saja nanti. Kalau sewa, berarti phak, Indosat yang mengadakan tower, paling kita hanya menyediakan power dan lahan, tapi tetap kita lihat juga pos anggaran kita yang ada,” ungkap Harjaka.
Intinya, sambung Harjaka, jangan sampai nanti tower terbangun, tetapi profinder tidak mau memasang, ini tentu tidak efektif melakukan pemasangan tower, dan akan sia – sia. “ Sisi lain, sebelum melakukan pemasangan tower, pihak proweder ini harus menghadirkan wynder, agar pemasangan tower ini mendapatan titik signal yang pas,“ jelasnya.
Dijelaskan pula, dari 34 titik jarinagn lemah dan blank spot, tahun 2020 Diskominfo mengsulkan 50 persen titik untuk dilakukan pemasangan tower. Tetapi semua itu nanti tergantung kondisi keuangan daerah.“ Kalau maunya kami, semua daerah yang blank spot maupun signal lemah tahun ini semua sudah terpasang. Tetapi bagaimana pun juga semua itu disesuaikan kondisi keuangan Berau,” ungkapnya Lagi.
Agar rencana ini segera terealisasi, Harjaka berharap, aparatur kampung ataupun kecamatan dapat menghibahkan lahan, agar BTS segera terbangun. “Karena kalau melalui proses pembebasan lahan akan membutuhkan banyak waktu dan biaya. Kalau hibah, bisa langsung dibangun,” imbuhnya.
Sementara itu Bupati Berau, H Muharram S.Pd MM menambahkan, jaringan telekomunikasi ini merupakan salah satu dari empat kebutuhan dasar yang menjadi pekerjaam rumah pemerintah yang harus segera diselesaikan.Empat kebutuhan ini yaitu jalan, air minum, listrik dan jaringan telekomunikasi. Satu per satu persoalan ini pun akan diselesaikan. Dan hal itu sudah mulai dijalankan.
“Untuk air sudah kita programkan dengan PDAM Tirta Segah. Persolan listrik juga telah ada pertemuan dengan pihak PT PLN di Balikapapan beberapa waktu lalu. Begitu juga dengan jalan. Sekarang ini mengenai persoalan jaringan yang harus kita penuhi secepatnya,” jelas Muharram.
Dalam kerja sama pemenuhan jaringan ini, Muharram pun mendorong agar pemerintah kampung yang langsung mengelola. Melalui badan usaha milik kampung (BUMK) bekerja sama dengan PT PSN dalam pemenuhan jaringan internet ini. (adv)
Comments are closed.