JAKARTA, beritakaltim.co- Anggota DPR RI Ihwan Datu Adam mengungkapkan rasa duka dengan menulis puisi dengan judul “Selamat Jalan Bunda” atas wafatnya Ibu Ani Yudhoyono yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, Minggu (2/6/2019). Sebagai seorang politisi dia merasakan suasana ‘rekonsiliasi’ politik di balik suasana duka bangsa Indonesia itu.
“Kami kader-kader Partai Demokrat sangat berduka dengan kepergian Bunda Ani Yudhoyono. Dalam suasana duka, selain mengirim doa agar khusnul khotimah saya hanya mampu menulis puisi,” ujar anggota Komisi VII DPR RI itu kepada beritakaltim.co.
Dalam puisi tersebut, Ihwan menyebut Ibu Ani sebagai pahlawanku. Karena kedekatan kader-kader Partai Demokrat dengan ibu negara dalam perjuangan bersama membangun bangsa dan negara.
“Saya dan keluarga sebenarnya pada hari Sabtu itu mengadakan buka puasa bersama 1000 orang kaum dhuafa, anak yatim, janda dan jompo dengan niatan mendoakan Ibu Ani sembuh dari penyakitnya. Tapi, ternyata Allah berkehendak lain. Akhirnya acara buka puasa kita mendoakan agar Ibu Ani diterima di sisi Tuhan,” ujar Ihwan.
Acara buka puasa bersama 1000 anak yatim sambil mendoakan Ibu Ani berlangsung di rumah Ihwan Datu Adam di Jalan Provinsi Kilometer 07, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Selepas acara itu, esok paginya Ihwan langsung berangkat ke Jakarta untuk bergabung ikut mengantarkan Ibu Ani ke tempat peristirahatan terakhir di Makam Pahlawan Kalibata.
Mantan Bupati Penajam Paser Utara ini menceritakan, sejak dari rumah sakit di Singapura dan dibawa ke KBRI serta kemudian diterbangkan ke Jakarta, sebagai seorang politikus Ihwan merasakan dalam suasana duka yang mendalam itu muncul suasana rekonsiliasi yang menyejukkan. Bagaimana tokoh-tokoh nasional bisa menunjukkan sikap kenegarawanan walau berada dalam pilihan berbeda dalam Pilpres 17 April 2019 lalu.
“Suasana ini menyejukkan sekali. Begitu juga dengan para pendukung yang ramai di media sosial. Dalam dua hari ini terasa tidak ada lagi saling hujat. Semua berada dalam suasana duka,” pendapat Ihwan.
Masyarakat melihat pertemuan antara SBY dengan Presiden Joko Widodo dan juga dengan Presiden ketiga Bj Habibie. Lebih menyejukkan lagi saat di Makam Pahlawan Kalibata SBY berjabat erat dengan Presiden kelima Megawati Soekarnoputri.
“Publik Indonesia menunggu-nunggu suasana pertemuan Pak SBY dengan Ibu Mega. Ternyata terjadi juga. Walau hanya sebentar di lokasi pemakaman, hal itu cukup memberikan kesejukan dalam situasi politik saat ini,” ujar Ihwan.
Bagaimana bait puisi yang ditulis Ihwan, ini dia:
Sebait Puisi.
Selamat jalan Bunda..
Selamat berpisah
Mendung terasa,
hari itu..
Senjapun redup dikegelapan
Mentari..tak lagi…
Menampakan sinarnya..
Dunia direlung kedukaan….
Bahagia kini.. menikam waktu..
Tak terasa diterjang keluh..
Hari ini, tiada lagi…
Senyum candamu
Oh…Bunda……
Tiada kasih sayang…
Seperti kasihmu….
Cintamu abadi ..
terukir dihatiku….
Jasamu terpatri..
disanubariku…
Kini..kubersimpuh dijasadmu..
Dengan deraian air mata…
Hari-hariku..
kini telah hilang…
Bersama kenangan,
cinta-kasih..
Kurelakan dikau pergi…
Kembali kepada yang maha kuasa..
Semoga..Smoga..Smoga..
Tempatmu Syurga yang mengalir, disisinya.
Selamat jalan PAHLAWANKU
selamat Berpisah…
-Hari kesaktian Pancasila 1 juni 2019.
Comments are closed.