
SAMARINDA, beritakaltim.co- Dua tahun berturut-turut menggelar Festival Hudoq Cross Border, Dinas Pariwisata Kabupaten Mahakam Ulu bertekad untuk menjadikan tarian para leluhur itu sebagai brand pariwisata daerahnya.
“Tarian hudoq ini milik budaya dari Suku Dayak, tapi kami ingin mengeksplore lebih khas sesuai dengan budaya suku kami di pedalaman. Tujuannya, jika orang menyebut hudoq maka yang diingat adalah kabupaten mahakam ulu,” ujar Kristina Tening, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Mahakam Ulu, dalam perbincangan dengan Wartawan di Cafe Sinar Mentari, Samarinda, Selasa (15/10/2019).
Sebagai kabupaten baru yang berdiri tahun 2013, pemerintahnya berusaha mengeksplorasi kekayaan seni dan budaya turun temurun dari para leluhur. Karena mayoritas adalah Suku Dayak dengan berbagai sub suku, salah satu seni dan budaya yang dianggap cukup kuat menjadi brand pariwisata kabupaten yang dipimpin bupati Bonifasius Belawan Geh adalah Hudoq.
Tari-tarian Hudoq dihadirkan sebagai ungkapan suka cita masyarakat dayak karena tiba saatnya menanam padi, jagung dan lainnya. Masyarakat setempat menyebut masa menanam itu sebagai “menugel”.
Ungkapan sukacita itu diwujudkan dalam tari-tarian massal dengan menggunakan topeng. Setiap rumah biasanya punya topeng yang dibuat dari kayu jelutung. Di Kabupaten Mahakam Ulu, pada Festival Hudoq Cross Border tampil 11 kampung dengan ciri khas tradisionalnya masing-masing.
“Sebenarnya cukup banyak ya kesenian dan budaya suku dayak yang bisa jadi daya tarik wisatawan. Selain juga wisata alam seperti arung jeram dan panjat dinding,” ujar Kristina Tening.
Tentang Festival Hudoq Cross Border ke-2 yang digelar Pemkab Mahakam Ulu, rencananya digelar 23-27 Oktober 2019. Pada hari pertama, ada prosesi penanaman (nugel) bersama dan penyambutan kontingen yang tiba di Ujo Bilang. Pada hari kedua pembukaan festival yang dimulai dari parade HUdoq di sepanjang Sungai Mahakam mengelilingi kampung Ujoh Bilang.
“Nanti kegiatan pembukaan dan tarian massal Huddoq dipusatkan di lapangan Ujoh Bilang,” Kristina menjelaskan.
Selain tarian massal Hudoq, acara lainnya dalam festival yang didukung oleh Kementerian Pariwisata itu adalah pagelaran seni tarian pedalaman, lomba kuliner khas daerah Mahakam Ulu, perlombangan tradisioal seperti Begasing dan Menyumpit.
“Ada juga lomba lagu daerah dan seminar hudoq,” kata Kristina.
Dia berharap, festival hudoq tahun ini lebih baik dan lebih meriah dibanding tahun lalu. Seperti tahun lalu, panitia berusaha mengejar agar tarian Hudoq masuk MURI. Tahun ini juga diupayakan dari penilaian yang berbeda. #
Wartawan: charles
Comments are closed.