SAMARINDA: Inilah polemik baru di gedung rakyat Kaltim Jalan Teuku Umar Karang Paci Samarinda. Proyek kawasan ekonomi khusus Maloy Batuta yang dilengkapi pelabuhan internasional, dianggap sia-sia oleh Ketua Komisi III DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud. Politisi yang asal-usulnya pengusaha itu mengatakan proyek pembangunan KEK dan pelabuhan Maloy tidak diminati investor, karena masih banyak lagi kekurangannya.
“Ya, menurut saya itu proyek sia-sia. Menghabiskan APBD Kaltim,” ujar Hasanuddin Mas’ud, Ketua Komisi III DPRD Kaltim.
Proyek pembangunan KEK Maloy Batuta dirancang oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dengan perkiraan investasi pembangunan kawasan Rp2,1 triliun. Sebagian anggarannya sudah diturunkan sejak tahun 2011 silam, namun akses jalan menuju kawasan Maloy masih buruk belum dibangun.
Hasannuddin Mas’ud mengatakan KEK Maloy masih memerlukan investasi sangat besar, sehingga kalau anggarannya bersandar dari APBD Kaltim dirasakan berat sekali. Dia menyarankan agar pengelolaan proyek itu diserahkan saja ke Pemkab Kutai Timur.
Mendapat penilaian dari Hasanuddin Masud. Ketua Pansus Raperda KEK dan Pelabuhan Maloy, Jahidin bereaksi. Menurutnya tidak ada yang sia-sia dengan pembangunan pelabuhan itu.
Bahkan tentang investor yang berminat ada 7 perusahaan, bisa dipertanggungjawabkannya pada laporan pansus kepada pimpinan DPRD Kaltim.
“Tidak benar itu Maloy sia-sia. Sudah ada 7 investor yang minat, nanti saya sampaikan dalam laporan pansus,” ujar Jahidin, Ketua Pansus KEK Maloy DPRD Kaltim.
Jahidin tidak membuka siapa saja 7 investor yang tertarik di KEK Maloy. Dia berjanji menyampaikannya dalam laporan kerja Pansus kepada pimpinan DPRD. Namun data yang diterima Kaltim TV/ salah satu perusahaan yang pernah mengutarakan minatnya adalah Badan Usaha Milik Negara bidang logistik pergudangan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).
Sumber : Tim Kaltim TV, Hardin.
Comments are closed.