BONTANG, beritakaltim.co — Wacana merger (Peleburan) mata pelajaran (mapel) pendidikan agama dengan Pancasila oleh Kemendikbud Republik Indonesia sedang jadi perbincangan. Pasalnya rencana penyederhanaan kurikulum tersebut banyak ditolak dari berbagai kalangan.
Salah satunya, Anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris. Ia menilai apabila pendidikan agama dan pancasila dilebur, maka akan timbul masalah baru. Sebab menurutnya, bagaimana pendidikan agama di aplikasikan kependidikan pancasila.
“Pancasila sendiri butir – butirnya masih banyak yang belum dipahami oleh siswa dan siswi, apalagi disatukan dengan pendidikan agama,”ujar Abdul Haris saat ditemui diruang kerjanya, Senin, (22/6/2020).
Kata dia, pihaknya sangat menolak rencana peleburan tersebut, menurutnya, pendidikan agama menyangkut kepercayaan dan cakupannya sangat luas, sedangkan pendidikan pancasila menpelajari tentang nilai – nilai kebangsaan.
“Persoalan ini masih perlu dikaji lagi. Kalau saya sangat menolak merger tersebut. Pendidikan agama harus berdiri sendiri,” tutupnya.
Untuk diketahui, dinukil dari CNNIndonesia.com. Kabar tersebut mulanya beredar di media sosial dan pesan singkat terkait paparan soal penyederhanaan kurikulum 2013.
Paparan tersebut menyatakan bahwa pelajaran PPKN bakal dilebur dengan mata pelajaran agama menjadi Pendidikan Agama, Kepercayaan, dan Nilai-nilai Pancasila.
Sebelumnya Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid mengatakan pihaknya sudah menyampaikan saran berbagai pihak terkait kurikulum darurat kepada Balitbang.
Namun sejak Mendikbud Nadiem Makarim menjabat, Kemendikbud sudah mulai mengkaji perkara penyederhanaan kurikulum.
Kurikulum darurat sendiri didorong untuk memandu pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Ini karena banyak kendala yang didapati selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Salah satunya terkait kebingungan guru mengimplementasikan kurikulum 2013 di tengah situasi darurat. (Adv)
Wartawan : Hr/Nur
Comments are closed.