BeritaKaltim.Co

Kisah Sadis John Kei dan Pertobatan ke Jalan Tuhan

JAKARTA, beritakaltim.co- Kisah hidup John Kei semakin dikejar para Wartawan. Bernama asli John Nafra Kei dia dijuluki the Godfather of Jakarta dengan label penjahat sadis. Lalu ada kisah hidupnya yang bertobat setelah berada di LP (Lembaga Pemasyarakatan) Nusakambangan. Sayangnya, saat dia keluar bebas beryarat, John ditangkap lagi karena berseteru dengan pamannya sendiri, Nus Kei.

Banyak yang merasa sedih, terutama keluarga dan putrinya Melan Refra. Kepada media, Melan yang mencuri perhatian publik meminta maaf atas perbuatan papahnya. Dia sedih, karena belakangan papanya punya harapan untuk kembali ke jalan Tuhan. Melan menceritakan bagaimana perubahan yang terjadi, setelah John Kei pulang dari Nusakambangan pada 27 Desember 2020.

“Saya merasakan, dari Nusakambangan terus sampai rumah, Papah itu berubah dari kehidupan yang lama. Jadi semua itu saya rasakan dimulai dari saat di rumah,” katanya.

Papanya sudah mulai mengajak keluarga dalam pelayanan gereja. “Sekarang di mana-mana dimulai dari doa, mau ngapain pun harus doa, mau larut malam kumpul di rumah kita kumpul sama-sama berdoa. Sampai akhirnya saya merasa Papah mengajak kami sekeluarga ikut pelayanan sama Papah dari gereja ke gereja,” katanya, sedih.

Niat tobat John Kei pernah diutarakan melalui sebuah video tahun 2019. Ketika itu John Kei masih berada di penjara Nusakambangan menebus kesalahannya membunuh Bos Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung di kamar 2701 Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Kasus itu terjadi pada 26 Januari 2012. Pada tubuh Ayung ditemukan 23 luka tusuk di sekujur tubuhnya. John Kei divonis 16 tahun penjara.

Kesaksian pertobatan itu sampai ke manajemen Kick Andy. Lalu dimulailah penggarapan rencana wawancara yang rumit, karena harus melewati banyak birokrasi untuk bertemu dengan John Kei di LP Nusakambangan. Singkat cerita, Andi F Noya berhasil mewawancarai sang the Godfather of Jakarta.

“Saya dulu tidak pernah ada waktu untuk beribadah, tapi Nusakambangan membawa Tuhan hadir di diri saya,” ungkapnya saat itu. Kepada Andy, ia pun mengatakan akan melayani Tuhan sampai akhir hidupnya.

John Kei yang dikenal bengis sampai menangis ketika bertutur tentang ibunya. Berawal dari pertanyaan Andy; apakah orangtuanya pernah bertanya kenapa kehidupan John Kei harus menjadi penjahat?

John Kei menjelaskan gejolak hatinya kepada sang Mama. “Saat itu saya pernah menjelaskan kepada mama dan kita pulang makan di meja. Saya jelaskan. Saya melakukan ini untuk mengangkat harkat martabat keluarga kita,” kata John Kei.

Semua dilakukan karena tidak mau hidup miskin. Apapun dilakukan untuk mendapat uang. Dia mau melakukan kejahatan mulai membunuh hingga jadi debt collector.

“Cukup saya miskin tapi anak-anak saya jangan miskin. Mama menangis, ‘ya udah kalau kamu lakukan itu, Tuhan juga tau'” katanya dengan mata berkaca-kaca.

“Tuhan bukan melihat muka, ya saya memang dianggap sampah masyarakat dan termasuk paling bengis. Tetapi saya juga memiliki hati yang penuh kasih juga. Saya sering juga membantu keluarga,” katanya.

Perubahan saat di Nusambangan sudah ditunjukkan John Kei. Setidaknya beberapa kesaksian menyebutkan begitu. Seorang petugas sipir bernama Yohanes Avrianto, yang bertugas memantau John, mengakui memberi John Kei kitab injil. Dari situlah jalan pertobatan John dimulai.

KISAH JOHN KEI DI JALANAN

Kisah perjalanan hidup John Kei penuh dengan kekerasan. Sejak remaja dia terlibat dalam dunia hitam. Kekerasan paling yang membuatnya berkali-kali masuk penjara adalah karena pembunuhan.

Terungkap juga bagaimana cerita dia terlihat membunuh orang pertama kalinya. Pada tahun 1992, John Kei mendapat kesempatan kerja menjadi petugas sekuriti di sebuah kafe hotel di Jakarta. Saat dia bertugas itu, tiba-tiba terjadi keributan. Ada yang bikin keributan sehingga dia sebagai petugas sekuriti turun tangan.

“Saat itu ada yang bikin ribut. Saya dipukul dari belakang, sempat berantem, lalu polisi datang menyelesaikan masalah,” ungkap John Kei kepada Andy F Noya ketika diwawancarai untuk acara Kick Andy.

Keributan di kafe itu sudah didamaikan oleh polisi. Tapi rupanya masalah itu masih membekas di hati John Kei, sampai dia pulang ke rumah hatinya masih penasaran dan geram.

“Akhirnya saya balik ambil golok ke situ lagi. Niat saya tadinya gak mau bunuh dia. Saya cuma mau kasih putus tangan, ternyata di luar dugaan parang pas kena leher. Karena di pikiran saya mau tangan, jadi balik lagi saya potong kakinya,” ungkap John Kei.

John Kei mengaku menghabisi lawannya seorang diri. Sementara lawannya berjumlah sekitar 5-6 orang.

“Besok pas baca koran ternyata sudah mati,” ujarnya.

Saat membunuh orang pertama kali John Kei masih berumur 22 tahun. Dia pun saat itu tak menyesali perbuatan kejinya.

“Waktu itu saya gak menyesal. Saya merasa jago kalau saya bunuh oirang. Saya buron satu minggu, lalu tanggal 24 Mei saya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya,” cerita John Kei. Akhirnya dia untuk pertama kali masuk penjara dan baru bebas tahun 1995.

DIAKUI AKTIF DI GEREJA

Kini, John Kei dan puluhan anak buahnya terancam hukuman dalam insiden penyerangan di Perumahan Green Lake City, Tangerang, dan Duri Kosambi, Jakarta Barat. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kemenkum HAM akan melakukan sidang atas usul pencabutan status pembebasan bersyarat (PB) John Kei karena dinilai melanggar aturan.

John Kei mendapat bebas bersyarat dari Menkum HAM Yasonna Laoly pada 26 Desember 2019 atas kasus pembunuhan pengusaha Tan Hari Tantono alias Ayung. Selama menjalani masa pidana, John Kei mendapat total remisi 36 bulan 30 hari dan bisa bebas pada 31 Maret 2025.

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kemenkum HAM pun memberi penjelasan kenapa John Kei bisa bebas bersyarat. John Kei selama menjalani masa pidana di LP Nusakambangan dinilai berkelakuan baik seperti membatik dan aktif di gereja.

“John Kei memenuhi persyaratan itu. Di dalam dia berkelakuan baik, bergaul baik dengan petugas dan warga binaan, ikuti kegiatan beberapa salah satunya ngebatik, dan beberapa kegiatan lain di dalam,” kata Kabag Humas dan Protokol Ditjen Pas Kemenkum HAM Rika A.

John Kei dikenal aktif dalam kegiatan gereja di Lapas Nusakambangan. Dia bahkan dinilai menginspirasi warga binaan lainnya.

“Terus kalau masalah pembinaan kepribadian, dia aktif di gereja, dia jadi inspirasi, juga ikut-ikut support teman-temannya juga yang Nasrani. Di dalam di berkelakuan baik, masa sih warga binaan kami baik kami tidak kasih haknya? Nah, itu kami nanti jadi diskriminatif,” ujar Rika.

Terkait kasus hukum terbaru John Kei, Rika mengatakan Ditjen Pas tak ikut campur. Rika mengatakan pihak Ditjen Pas telah mewanti-wanti John Kei, apabila dalam menjalani status bebas melakukan pelanggaran, status itu dapat dicabut.

“Permasalahan dia di luar, itu sudah tanggung jawab dia. Itu kan pasti banyak faktor dia melakukan itu, itu di luar keterangan kami. Itu John Kei yang bisa jawab. Dan yang pasti John Kei sudah tahu, pada saat dia sebelum menjalankan program bebas bersyarat, dia sudah tahu konsekuensinya. Nih, kalau kamu melanggar ketentuan-ketentuan, PB kamu akan dicabut, dan itu dia sudah tahu ketentuannya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Balai Pemasyarakatan (Bapas) Bogor mengeluarkan surat keputusan (SK) pencabutan sementara pembebasan bersyarat sementara terhadap tersangka kasus pemufakatan jahat, pembunuhan, dan perusakan, John Refra alias John Kei, karena dinilai melanggar aturan. Bapas Bogor mengusulkan Ditjen Pas Kemenkum HAM segera memproses pencabutan pembebasan bersyarat tersebut. #le

Comments are closed.