TANJUNG SELOR, beritakaltim.co – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie optimis perekonomian Kaltara akan bangkit, meski pandemi Covid-19 belum reda sepenuhnya. Optimisme itu didasarkan pada prediksi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltara didalam Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara Mei 2020, bahwa perekonomian Kaltara pada triwulan III 2020 tetap tumbuh positif dan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Dijelaskan Gubernur, peningkatan kinerja pada lapangan usaha
utama konstruksi dan perdagangan yang memacu peningkatan kinerja investasi dan konsumsi Rumah Tangga (RT) menjadi faktor utama perbaikan ekonomi Kaltara.
“Prospeknya, lapangan usaha konstruksi diperkirakan tumbuh meningkat seiring dengan perkiraan dimulainya kembali konstruksi PLTA Sei Kayan Tahap I dan beberapa proyek APBN lainnya, sedangkan lapangan usaha perdagangan tumbuh meningkat seiring dengan recover-nya konsumsi RT yang selama 2 triwulan telah tertahan. Di samping itu, memasuki triwulan III produksi komoditas udang di tengah adanya penyebaran Covid-19 berpotensi mengalami peningkatan. Di sisi lain, membaiknya kinerja lapangan usaha lainnya turut menopang tingginya laju pertumbuhan ekonomi Kaltara triwulan III 2020 antara lain lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan, meski masih terkontraksi dibandingkan tahun sebelumnya,” urai Irianto.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, potensi recovery ekonomi akan meningkatkan konsumsi RT sejalan dengan konsumsi pemerintah yang terus mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh mulai tersalurkannya anggaran belanja pemerintah, utamanya belanja modal untuk proyek-proyek pemerintah, yang kemudian akan menggerakkan komponen investasi. “Tapi, BI memperkirakan, tertahannya kinerja ekspor akan menahan pertumbuhan ekonomi Kaltara tumbuh lebih tinggi. Ini patut menjadi perhatian,” ungkap Gubernur.
Irianto juga meminta jajaran Pemprov dan masyarakat Kaltara menaruh atensi pada prediksi BI akan pertumbuhan ekonomi Kaltara di sepanjang 2020. Dimana, diperkirakan sebagai dampak dari penyebaran wabah Covid-19, pertumbuhan ekonomi Kaltara akan tumbuh namun melambat dibandingkan 2019 dengan range sebesar 4,80 hingga 5,20 persen (yoy). Pertumbuhan yang melambat ini diperkirakan bersumber dari tertahannya berbagai lapangan usaha utama di Kaltara. “Lapangan usaha konstruksi diperkirakan masih tertahan disebabkan adanya penghentian sementara
pembangunan PLTA Sei Kayan tahap I untuk proyek sebesar 900 MW dan realokasi anggaran pemerintah,” ulas Irianto.
Namun, sepanjang 2020 pertumbuhan ekonomi Kaltara masih ditopang oleh lapangan usaha industri pengolahan. BI memprediksi, selain didukung oleh kondusifnya sisi suplai (prakiraan cuaca cukup baik), outlook harga CPO
mendorong tingginya produksi CPO. “Meskipun proyeksi harga komoditas stagnan pada 2020 sebesar USD 575 per kilogram oleh World Bank dalam CMO. Namun terdapat beberapa insentif yang dilakukan oleh pemerintah seperti insentif pajak ekspor dan penerapan B30 di 2020 dan
B40 di 2021 akan meningkatkan serapan CPO domestik, dan menjaga kinerja industri kelapa sawit untuk tetap kuat,” tutur Gubernur. Lapangan usaha perdagangan juga turut memberikan andil pertumbuhan sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat di 2020.(humas)
Comments are closed.