BERITAKALTIM.CO- Prabowo Subianto mencuri perhatian publik disaat situasi pandemi Covid-19. Diantara para menteri kabinet Indonesia Maju, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berada di puncak jajaran menteri dengan kinerja terbaik.
Penilaian itu berdasarkan survei Charta Politika Indonesia. Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, Menhan Prabowo berada di peringkat teratas dengan 12,8 persen. Lalu ada Menkeu Sri Mulyani (11,5 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (5,8 persen), dan Menko Polhukam Mahfud MD (4,6 persen).
Kinclongnya nama Prabowo dibumbui lagi adanya pembatalan kontrak alat utama sistem persenjataan (alutsista) senilai Rp50 triliun yang dilakukan Prabowo. Pembatalan kontrak itu karena Prabowo mencium ada aroma korupsi dalam sistim kontrak itu.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo yang juga adik Prabowo mengatakan, kakaknya tak ingin terlibat dalam korupsi. Oleh sebab itu, Prabowo membatalkan kontrak alutsista tersebut.
“Saya mau buka saja ya, kakak saya low profile, tapi saya berbangga dengan prestasi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dalam dua bulan dia menteri, dia membatalkan kontrak-kontrak alutsista, kontrak-kontrak senjata, kontrak-kontrak di Kementerian Pertahanan senilai Rp 50 triliun,” ujar Hashim, beberapa waktu lalu.
“Dia batalkan. Tidak mau, dia bilang ke saya, ‘Saya tak mau terlibat korupsi, ini kontrak-kontrak korup saya tidak mau terlibat’. Saya kaget, saya dengar Menteri Keuangan juga kaget,” sambungnya.
Anggota Komisi VI Fraksi Gerindra, Andre Rosiade membeberkan masalah lain yang membuat Prabowo membatalkan kontrak tersebut. Pertama, alutsista itu dianggap kemahalan dan tidak cocok digunakan di Indonesia.
“Sehingga beliau membatalkan pembelian itu Rp 50 triliun,” kata Andre.
Andre tak memaparkan secara rinci alutsista apa saja yang dibatalkan. Meski demikian, dia mengatakan, dari awal Prabowo berkomitmen untuk menghentikan kebocoran anggaran negara.
“Kita semua tahu Pak Prabowo dari dulu punya komitmen membantu Pak Jokowi, pertama Indonesia tetap bersatu. Kedua membantu pemerintahan sukses dalam tujuan pemerintah. Ketiga komitmen Pak Prabowo menghentikan kebocoran-kebocoran anggaran negara,” ungkapnya. #le
Comments are closed.