BERITAKALTIM.CO- Kepala Bappeda Kalimantan Timur HM Aswin menyebut Ibu Kota Negara yang segera dibangun sebagai ‘gula-gula’ yang mendatangkan berbagai kepentingan bisnis, politik dan sosial. Dia merasa optimistis rencana perpindahan itu terwujud, meski mengalami keterlambatan akibat pandemi Covid-19.
“Sejak zaman Presiden Soekarno dan Soeharto rencana ini sudah muncul. Tapi, begitu berakhir masa jabatan presiden berakhir juga rencana itu. Kalau yang sekarang beda. Ada tindaklanjut, ada rencana undang-undang, peraturan presiden sampai rencana badan otorita,” ungkat Aswin dalam Webinar terkait rencana IKN yang telah berusia setahun sejak diumumkan Presiden Joko Widodo. Webinar digelar oleh surat kabar harian Kaltim Post.
Pemprov Kaltim, kata Aswin, menyambut rencana IKN dengan pendekatan kapasitas kewenangan yang tersedia. Diantaranya adalah dengan memulai penguatan infrastruktur. Setidaknya ada 4 point yang sudah mulai dikerjakan oleh pemerintah, baik pusat, provinsi maupun kabupaten.
Aswin menyebutkan, 4 point itu adalah preservasi atau peningkatan jalan akses Kilometer 38 Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara menuju Semoi Sepaku – Petung Kabupaten Penaham Paser Utara.
“Saya telah menerima surat pemberitahuan dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJK) XII Balikpapan. Jalan tersebut akan menjadi akses utama menuju lokasi inti kawasan IKN,” ucap Aswin.
Progres kedua, peningkatan jalan Mulawarman di pesisir Balikpapan menuju Samboja Kukar. Ini juga diprediksi menjadi daerah pengembangan dari IKN. Kemudian ketiga ada kontribusi pembangunan SPAM (Sistem Pengadaan Air Minum) Sungai Teritip, sebagai eksiting interlan IKN dan keempat penyiapan jalan akses ke jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Balikpapan dengan Penajam.
Aswin yang menyandang titel akademis profesor doktor insinyur itu mengatakan, tanda-tanda keseriusan pemerintah pusat terhadap kelanjutan IKN bakal terwujud terlihat juga dari agenda-agenda berbagai kementerian dan akademisi. Staf Bappeda Kaltim selalu mendapat undangan dan diajak untuk melakukan pemetaan koordinat dari kementerian agraria, PUPR maupun Bappenas.
Dari sisi investasi, Pemprov Kaltim merasakan begitu dahsyatnya dampak dari diputuskannya Kaltim menjadi ibu kota negara yang baru. Banyak investor yang mulai berdatangai menjajagi berbagai pembangunan bisnis. Seperti pembangunan rel kereta api bukan hanya dari investor asing, tetapi juga dari investor lokal.
“Ada juga investor yang meminta memanfaatkan lahan-lahan tambang untuk usaha mereka bikin pembangkit listrik dan disuplai ke PLN,” kata Aswin.
Menurutnya Kaltim harus siap menyambut perubahan akibat dampak ‘gula-gula’ IKN itu. Saat ini Bappeda sudah mulai melakukan kalkulasi perubahan yang bakal terjadi, termasuk menyiapkan kebutuhan pangan mengantisipasi pertambahan penduduk yang sangat besar. #
Wartawan : Charle
Comments are closed.