BERITAKALTIM.CO- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Pemerintah Kota Balikpapan mengupayakan ketersediaan anggaran untuk penanganan Covid-19 dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan tahun 2021.
Sebagai respon terhadap adanya kebijakan perpanjangan status tanggap darurat dan masih tingginya penambahan jumlah kasus Covid-19..
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan Abdulloh mengatakan, pihaknya telah sepakat dengan Pemerintah Kota Balikpapan untuk memfokuskan sebagian besar kegiatan yang direncanakan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan 2021 untuk membiayai program penanganan Covid-19.
“Kita akan tetap memfokuskan penggunaan anggaran di APBD 2021 mendatang untuk membiayai program Covid-19,” katanya ketika diwawancarai wartawan dalam rapat Paripurna pembahasan APBD 2021 di DPRD Kota Balikpapan, Jumat (4/9/2020).
Menurutnya, untuk penyusunan APBD Kota Balikpapan tahun 2021 sejumlah anggaran akan difokuskan untuk pembiayaan program kesehatan dan pemulihan ekonomi atau recovery economy.
“Prioritas anggaran pada tahun 2021 adalah tetap pada fokus untuk penanganan Covid-19, yang mendominasi adalah Kesehatan dan RSUD serta rumah sakit yang lain, artinya fokus kesehatan dan recovery economy,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas Dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2021 ditetapkan sebesar Rp 2,2 triliun.
Hampir sebagian penambahan anggaran pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 masih mengandalkan transfer dari Pemerintah Pusat.
Total anggaran yang difokuskan merupakan anggaran hasil refocusing anggaran dan penyesuaian terhadap potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Balikpapan.
Nilai tersebut menyesuaikan dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Balikpapan tahun 2020, yang pada awalnya ditetapkan sebesar Rp 715 miliar. Kemudian dilakukan penyesuaian terhadap kondisi perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19 menjadi Rp 400 miliar lebih.
“Pendapatan yang awalnya ditargetkan Rp715 miliar dilakukan penyesuaian menjadi Rp 400 miliar. Dan dari anggaran tersebut dipergunakan paling banyak untuk penanganan Covid-19″ pungkasnya. #
Wartawan: Thina
Comments are closed.