BeritaKaltim.Co

Wacana Kebun Binatang Balikpapan Bergulir di Komisi III DPRD

BERITAKALTIM.CO- Komisi III DPRD Kota Balikpapan saat ini tengah menindak lanjuti kajian pustaka yang sebelumnya sudah ada sebagai penyempurnaan naskah akademik terkait wacana pembangunan kebun binatang di kota Balikpapan.

Naskah akademik ini bertujuan untuk memperkuat kembali wacana pembangunan kebun binatang, maka sebagai penyempurna Komisi III DPRD Kota Balikpapan melakukan kunjungan kerja ke Taman Safari Bogor.

“Kami tidak salah berkunjung ke taman safari Bogor untuk konsultasi dan konferensi. Dan ternyata potensi taman safari luar biasa,” ucap Koordinator Komisi III DPRD kota Balikpapan Sabaruddin Panrecalle saat pelaksanaan vaksinasi pelayanan publik di Balikpapan Sport Center Convention (BSCC/DOME), Sabtu (27/3/2021).

Wakil Ketua DPRD Balikpapan ini mengemukakan, Taman Safari Bogor seluas sekitar 260 hektar yang terpakai lahannya hanya 20 persen. Sedangkan kebun binatang ragunan jauh lebih baik daripada taman safari, karena masih mengandalkan subsidi dari pemerintah kota DKI Jakarta.

“Anda bisa bayangkan informasi yang kami dapatkan di sana, pengunjung dalam satu bulan sebelum Covid 19 1,7 juta pengunjung. Biaya retribusi masuk yang kesana bervariasi harganya Rp 175-200 ribu potensial memang,” jelasnya saat ditemui awak media Beritakaltim.co.

Dijelaskannya, rekomendasi yang diperoleh dari dua tempat ini akan bersama sama dikaji untuk peningkatan penyempurna naskah akademik dengan berdasarkan konferensi yang ada.

“Inilah yang nanti kami sampaikan kepada tim analisa daripada naskah akademik di universitas Brawijaya. Mudah-mudahan dalam naskah akademik ini dapat ditingkatkan menjadi sebuah peraturan daerah,” urai politisi partai Gerindra .

Menurutnya, Adanya pembangunan kebun binatang merupakan gagasan yang luar biasa. Apalagi kota Balikpapan sebagai penyanggah Ibukota Negara sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Balikpapan. Oleh karenanya perlu penyempurnaan termasuk dengan kebun binatang.

“Tergantung nanti kajian yang direkomendasikan ke universitas lebih mengarah ke Kebun binatang atau taman safari. Bisa saja keduanya, naskah akademik kami kebun binatang tetapi tidak menutup kemungkinan kajian ke taman safari, karena kami masih melihat nilai potensialnya,” urainya.

Terkait dengan lokasi untuk kebun binatang ini, Sabaruddin menyampaikan, Balikpapan mempunyai potensi untuk lokasi ini hanya saja belum mendalami dan mengali secara maksimal.

“Peluang itu ada, kalau kami tidak mulai sekarang siapa lagi yang memulai. Maka kajian ini yang akan kami rampungkan sesegera mungkin dengan naskah akademik kami,” katanya.

Kajian kebun binatang yang sempat terhenti sekitar tahun 2018 ini memiliki nilai potensial yang perlu digali di Kota Balikpapan untuk menjadi naskah akademik.

“Memang semua tergantung dari kekuatan keuangan, kami juga tidak terlepas mencari pihak ketiga, siapa yang akan mau berpartisipasi menjadi pihak ketiga,” pungkasnya. #

Wartawan: Thina

Comments are closed.