BERITAKALTIM.CO- Inilah kisi-kisi kehidupan salah satu warga Kota Samarinda. Seorang perempuan yang berjuang menjadi ‘pahlawan’ keluarganya setiap hari. Dari keringat yang menetes setiap hari dari menenteng kotak dagangan sebuah minuman, ternyata dia mampu menghidupi 4 anaknya dan mampu menabung pula.
Gambaran ini terjadi pada sosok ibu muda berumur sekitar 36 tahun bernama Uprawati, yang setiap hari sejak pagi pagi sudah berjalan kaki menyeret kotak dagangan minuman sehat, merek Yakult.
Dan siapa sangka jika pendapatan keuntungan profesi dia menjajakan dagangan ke gang-gang, sekolahan dan perkantoran, setiap bulannya bisa mencapai Rp. 7 juta. Maka tak mengagetkan jika ibu muda yang kebetulan sudah janda dan beranak empat ini bisa memiliki tabungan cukup dan membeli beberapa aset berupa dua lokasi bidang petak tanah dan kendaraan di kota Samarinda. Penghasilan itu jauh melampaui gaji karyawan negeri atau swasta jika berpatokan dengan UMR yang ditetapkan pemerintah.
Saat berbincang dengan kami di sebuah halte Bus, di sekitaran pasar Segiri Samarinda, ibu yang mengaku sudah menjanda ditinggal suami entah kemana, sudah single parent bertarung menghidupi 4 orang buah hatinya dengan menggeluti profesinya selama 14 tahun, yakni sejak tahun 2008 silam berdagang yakult dengan berjalan kaki. Dari usahanya itulah, dia saban hari kemana-mana menemui langganannya sambil menyeret kotak yakult yang memang sudah disiapkan kantor mereka dengan perasaan bahagia dan senang.
Dari berjualan Yakult itu, Uprawati mengaku memiliki banyak manfaat dan keuntungan. Bukan saja dari sisi uang hasil dagangnya, tetapi dia mengaku memilki banyak saudara dan sahabat dari para langganan atau pembeli dagangan dia, hingga dia merasa selalu sehat sebab dengan berjalan kaki badan dia sama dengan melakukan olah raga.

“Biasa langganan kami banyak yang juga yang berhati mulia dan dermawan, mungkin karena iba atau apa sama saya banyak yang beli dagangan saya memberi uang lebih dari harga,” ujarnya dengan penuh senyuman.
Setiap hari dia mampu menghabiskan jualannya paling sedikit 300 botol yakult. Dia juga sudah punya langganan tetap di perkantoran, sekolah-sekolah, pasar dan warung. Meski demikian dia tak mau rakus membawa dagangan yang berlebihan meski masih banyak yang meminta jika sudah habis. Alasannya dalam mencari rezeki tidak usah terlalu “rakus” dan memaksakan diri.
“Rezeki itu sudah diatur jadi tidak perlu ngotot,”katanya.
Dia menjajakan dagangan produk milik Jepang tersebut secara santai namun menikmati dan tidak ngotot berlebihan. Setiap hari memang harus berjuang dari pagi sampai sore, tetapi waktunya tidak ada yang mengatur, patokannya hanya laris atau tidaknya barang dagangan dia. Sehingga jika mau beristirahat atau mau pulang cepat kerumahnya juga tidak ada aturan baku yang mengikat dia.
Meski demikian dia setiap hari harus absen di kantor dia saat mengambil stok barang, sebab ternyata dia digaji perbulannya oleh perusahaan Yakult. Gaji ibu yang mengaku tinggal disekitar gang Damai ini, sekitar Rp.4.5 juta perbulan atau tergantung banyaknya hasil jualan dia.
Dari Rp4.5 juta itu dia juga dapat bonus dari harga jual pabrik yang berbeda dengan harga jual eceran dan dilangganan. Dia ungkapkan detail bahwa perbotol yakult dia diberi harga Rp.750 perbotol sedangkan dia jual ke warung seharga Rp.2500 perbotol atau ke anak sekolah Rp.1000.
“Saya juga kadang dikasi bonus tiap bulan oleh kantor jika penjualan saya bagus, sehingga total dana tiap bulan yang saya dapat dari usaha ini tak lari dari Rp 7 jutaan,” kata Uprawati lagi.
Kelihatan memang enak melihat penghasilan dari profesi dagang yakult ini, tetapi itu tidak semudah yang kita bayangkan. Sejuta tantangan dia harus hadapi di lapangan. Selain faktor keringat yang dia keluarkan berjalan kaki kemana-mana, Uprawati juga harus mengelus dada jika mendapat pelanggan yang tidak simpati dengannya karena memandang remeh tadi itu.
Dia menceritakan bahwa terkadang dia harus ngumpet untuk menangis jika dibentak dan di maki maki oleh seseorang yang dia tawari dagangan. Namun dia mengaku selalu berprasangka baik dengan pelanggan yang “jahat” seperti itu. Sebab menurutnya diantara yang jahat lebih banyak lagi yang baik dan bersimpati ke dia, meski hanya seorang pedagang pejalan kaki yakult.
“Saya kalo diperlakukan tidak enak, saya hanya mengelus dada dan menganggap mungkin orang marah itu punya problem berat yang saya tidak tahu,” katanya.
Uprawati sebagai salah satu pedagang Yakult keliling yang dinilai setia dan berprestasi. Sehingga tidak heran jika dikantornya pernah memberikan bonus khusus dari pimpinannya, yakni mempromosikan ibu muda ini ke Jepang untuk sebuah Konvensi dagang produk Yakult Internasional. Di sana kisahnya selama 3 minggu dan bertemu dengan teman se profesi dia diseluruh negara untuk semacam bertukar pengalaman.
Dia adalah satu satunya pedagang Yakult mewakili Kaltim untuk kegiatan di luar negeri itu. Banyak juga teman dia yang mendapat kesempatan pemberian bonus jalan-jalan, tetapi umumnya hanya dalam negeri atau ke Singapura.
“Kalo saya Alhamdulillah, mungkin karena saya sudah lama dan setia kali ya, sehingga saya ditunjuk wakil Kaltim ke Jepang,” kata Uprawati. #
Wartawan: M. Sakir
Comments are closed.