BeritaKaltim.Co

Valentino Rossi Sudah ‘Habis’

BERITAKALTIM.CO – Belum juga menyatakan pensiun meski prestasinya merosot tajam, salah satu pembalap MotoGP tersukses, Valentino Rossi, diyakini sudah ‘habis’. Ia menolak usia menjadi penyebab penurunannya. Beberapa kali ia menyebut kondisinya ini dikarenakan belum menemukan settingan motor yang pas. Kenyataannya, meski sang tandem Franco Morbidelli beberapa kali berada diposisi yang jauh lebih baik, Rossi hanya bertarung untuk memperebutkan posisi 10 besar.

Rasanya, mustahil melihat The Doctor kembali menggebrak MotoGP. Setidaknya itulah yang disampaikan legenda MotoGP, Giacomo Agostini

Rossi tampil jeblok sejauh ini di MotoGP 2021. Rider tim Petronas Yamaha itu hanya mampu finis paling tinggi di urutan ke-10, yakni di Italia, plus mengalami crash tiga kali dari sembilan balapan yang telah diikuti.

Valentino Rossi tampil mengecewakan sepanjang separuh musim MotoGP 2021. Bersama Petronas Yamaha SRT, rider 42 tahun itu kesulitan untuk sekadar finis di 10 besar.

Dari delapan balapan, posisi finis terbaik Rossi adalah finis ke-10 di MotoGP Italia, yang merupakan balapan kandangnya. Sisanya, ia masing-masing sekali finis di urutan 11, 12, dan 14, lalu dua kali menuntaskan balapan di posisi 16.

Betapa Valentino Rossi kesulitan juga bisa dilihat dari jumlah crash hingga saat ini. Rossi sudah tiga kali jatuh, masing-masing di MotoGP Portugal, MotoGP Catalunya, dan MotoGP Belanda.

Perolehan buruk tersebut berdampak kepada posisi Rossi di klasemen sementara MotoGP 2021. Rider 42 tahun itu terjerembab di urutan ke-19 dan baru mengumpulkan 17 poin saja.

Rentetan hasil tersebut adalah yang paling bobrok yang pernah dialami Valentino Rossi sepanjang kariernya di MotoGP. Dia terancam gagal meraih podium dalam semusim untuk pertama kalinya selama bertarung di kelas utama.

“Saya hampir tidak percaya kepada keajaiban. Seperti banyak atlet lainnya, saya telah mengalami langsung bahwa anda tak bisa melawan usia,” kata Agostini, dilansir dari Speedweek.

“Anda dapat memacu secepat yang anda inginkan, tapi selalu saja ada yang lebih kencang dari anda. Ini adalah olahraga tingkat tertinggi,” sambungnya.

Pada usia tertentu seperti Valentino, hanya beberapa petinju saja yang masih aktif. Namun, mereka hanya bertarung melawan orang-orang tua. Hal itu disebut sebagai pertunjukan, yang di dunia olahraga motor, tidak berhasil,”.

“Cuma anggur yang semakin baik seiring bertambahnya umur, tapi kadang-kadang itu bisa berubah menjadi cuka,” demikian kata Giacomo Agostini.

Pandangan lain, datang dari Eks Manajer Repsol Honda Livio Suppo meyakini krisis performa yang dialami Valentino Rossi tidak berkaitan dengan usianya. Menurut dia, Rossi lebih baik pensiun saja.

Italiano berusia 42 tahun itu sedang menjalani musim terburuk di dalam kariernya. Bersama Petronas Yamaha SRT, Rossi duduk di peringkat 19 klasemen dengan perolehan 17 poin berjarak nyaris 140 poin dari Fabio Quartararo, rider tim pabrikan Yamaha di posisi teratas.

Pundi-pundi angka Rossi itu dihasilkan dari empat balapan saja. Pada lima balapan sisanya, Rossi dua kali finis di luar zona poin dan tiga kali retired, termasuk ketika gagal finis di MotoGP Belanda usai jatuh hingga motornya hancur.

Suppo pernah memanajeri rival-rival Rossi seperti Casey Stoner dan Marc Marquez sebelum pergi untuk digantikan Alberto Puig. Suppo meyakini, jebloknya performa Rossi dipengaruhi oleh insiden di MotoGP Styria tahun lalu di mana dia nyaris tersambar motor Maverick Vinales saat kecelakaan. Selain itu ada pula faktor dari perubahan di dalam krunya.

“Saya belum pernah menjadi pebalap dan saya sulit untuk memberikan nasihat kepada pebalap, terutama seseorang seperti Vale, yang memiliki pengalaman yang luar biasa. Saya mengalami masa-masa di mana dia mendominasi MotoGP, memenangi 12 grand prix dari 13 balapan,” ungkap Suppo kepada Man on Wheels, yang dikutip Tuttomotoriweb. (*)

 

 

Comments are closed.