
BERITAKALTIM.CO – Buntut aksi mengacungkan jari tengah pada Satgas COVID-19 oleh pemuda pengelola café Blackorchid di kawasan Vorvoo Samarinda, berujung permohonan maaf.
Kasus itu menjadi perhatian besar dan viral di media social. Terlebih gestur yang dianggap tak sopan itu dilakukan oleh anak legislator Samarinda, Abdul Rofik.
Sebelumnya Kepolisian Samarinda berjanji memanggil pemuda tersebut untuk diminta klarifikasi apa maksud mengacungkan tangan seperti itu ke petugas.
Saat itu Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman melalui Kasat Reskrim, Kompol Andik Dharma Sena, menjadikan pemberitaan media massa sebagai dasar laporan polisi dan melakukan pemanggilan.
Jumat (30/7/2021) sore tadi, pemuda sekaligus pengelola kafe yang ditertibkan petugas Satgas COVID-19 itu, akhirnya datang ke Mapolresta Samarinda untuk mengakui kesalahannya sekaligus melakukan permintaan maaf secara terbuka.
Pemuda yang diketahui berinisial MDF itu, tercatat sebagai mahasiswa perguruan tinggi negeri di Malang, Jawa Timur. Ia meminta agar aksi gestur melecehkan itu, bisa diselesaikan secara damai.
Lewat pernyataan maaf yang dibacakannya, ia mengaku gestur itu adalah bentuk ekspresi dan spontanitas. Tak ada niatan mengundang kebencian atau melawan petugas.
”Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan sesungguhnya saya melakukan tindakan itu karena spontan sebagai bentuk ekspresi karena sedang di foto,” kata MDF.
Dilanjutkannya, bila ada pihak yang merasa aksinya itu tidak pantas dan merasa dirugikan, ia meminta maaf yang sedalam-dalamnya.
“Iya benar, yang bersangkutan sudah meminta maaf dan membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan perbuatannya,” ucap Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Dharma Sena yang menerima kedatangan MDF.
Kepada polisi MDF menceritakan detil kejadian saat itu. Ketika tim Satgas COVID-19 datang ke cafenya, ada anggota Satpol PP yang menginfokan aturan PPKM level IV. Hingga saat itu, kondisi normal saja.
Tapi, ketika salah seorang Satgas melakukan dokumentasi, ia spontan melakukan gestur mengacungkan jari tengahnya. Tentu saja kejadian itu menarik awak media yang ikut dalam razia itu yang kemudian ikut mendokumentasikannya.
Ekspresi refleks yang belakangan disesalinya itu, membuat MDF memutuskan melakukan klarifikasi, sekaligus meminta maaf kepada seluruh pihak yang merasa dirugikan, khususnya ke Satgas COVID-19 Samarinda. (*)
Comments are closed.