Waktu Dibatasi, UKM Putar Otak Menyesuaikan

BERITAKALTIM.CO – PPKM Darurat, dipastikan akan memukul pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Balikpapan.

Meski begitu tak ada kata menyerah. Dapur harus terus ngepul, karyawan tetap butuh penghasilan. Beberapa pengusaha UKM bersiap melakukan penyesuaian.

Wali Kota Balikpapan Rahmat Mas’ud memastikan, penerapan PPKM Darurat, bukan semata kebijakan pemerintah daerah.

“Semua langkah yang kita ambil sesuai dengan arahan dan mengikuti petunjuk dari pusat,” ujarnya.

Pemkot Balikpapan menginstruksikan kegiatan hanya bisa dilakukan hingga pukul 17.00 WITA. Termasuk operasional Mal, hingga 2 pekan kedepan.

Khusus usaha tertentu, termasuk kuliner ada pengecualian bisa beroperasi hingga pukul 20.00 WITA tetapi hanya untuk layanan take away.

Cindy Claudya Permata Sari, owner Roti Canai Cempaka Balikpapan yang merupakan salah satu UKM yang eksis disalah satu pusat perbelanjaan, mengatakan tetap patuh dan tunduk pada aturan PPKM darurat.

Meski menyadari dampaknya adalah penurunan omset, ia menolak menyerah.

“Roda usaha harus berputar. Gaji karyawan harus tetap terbayar. Solusinya, ya efesiensi. Kurangi produksi. Tapi itu jangka pendek. Untuk jangka panjang, ya lihat situasi. Jika merugi mau tidak mau tiarap atau menutup usaha,” ujar Cindy sapaan akrabnya.

Selama pandemi, diakuinya penghasilannya berkurang. Karena, selain layanan dine in dan online, ia juga melayani pesanan menu wedding.

“Wedding berkurang drastis. Biasanya melayani paket menu wedding dan coffee morning di beberapa hotel dan Bank BUMN atau lokasi lainnya,” katanya.

Sejak itu strategi penjualan diubah mengikuti kondisi. Penjualan online dan offline atau take away, dioptimalkan.

“Kami percaya strategi online dan offline bisa saling melengkapi dan merupakan salah satu strategi kami menghadapi pandemi dan PPKM darurat ini, ” Jelas Cindy

Senada, Anggriwijaya, owner grup kopi Abang yang baru saja mengembangkan usahanya di Balikpapan, harus memutar otak untuk membuat usahanya tetap berjalan.

“Jaringan pertemanan dan komunitas menjadi segmen yang paling efektif untuk kondisi ini (PPKM darurat) karena mereka inilah yang aktif ngopi hamper setiap hari,” katanya.

Konsep penjualan online dan take away menurutnya masih menjadi hal yang diutamakannya.

“Ada plus minus untuk kondisi begini. Minusnya pangsa pasar jadi terbatas untuk dine in. tetapi disisi lain, pelaku UKM seperti saya dituntut terus kreatif untuk berjualan,” jelasnya.

“Kuncinya jangan menyerah. Selalu ada solusi disetiap permasalahan. Kita sih berharap kondisi pandemi ini bisa cepat berlalu,” katanya lagi. (*)