BeritaKaltim.Co

Oddang Soroti Kurang Kepedulian Perusahaan di Wilayah Graha Indah Terhadap Lingkungan

BERITAKALTIM.CO- Kawasan Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara (Balut) selalu menjadi sorotan dan topik pembicaran mulai dari banjir, kerusakan jalan, Fasum fasos yang digunakan berjualan pedagang kaki lima (PKL) maupun parkir kendaraan roda enam milik perusahaan yang mengakibatkan kemacetan.

Disisi lain kurang pedulinya masyarakat dengan lingkungan terlihat di wilayah ini, salah satunya perusahaan yang ada disekitar.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Graha Indah Syarifuddin Oddang mengatakan, Di Graha Indah ini banyak perusahaan mulai dari simpang tiga gapura Graha Indah hingga Pelabuhan Feri Kariangau yang tidak peduli lingkungan sekitar.

Jika hujan deras pasti di area tersebut banjir, karena tidak berfungsinya drainase di depan perusahaan. ” Gimana gak banjir, drainasenya aja ditumbuhi rumput setinggi itu,” ucapnya kepada awak media Rabu (10/11/2021).

Oddang pangiilan akrabnya menyampaikan, seharusnya jangan hanya mengandalkan penanganan bantuan dari pemerintah jika lokasi depan perusahaan banjir. Mengandalkan bantuan dari dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi untuk memperbaiki masalah banjir yang dilakukan setiap tahunnya, ini tidak perlu dilakukan secara berulang, jika perusahaan sekitar sadar diri dan ikut merawat serta menjaga.

“Percuma kalau mau ributkan Graha Indah yang selalu banjir. Parit-parit dari jalan poros kilo lima sepanjang jalan ke pelabuhan ferry itu sudah tidak layak,” ucapnya

” Seharusnya semua perusahaan di situ diberikan tugas untuk membersihkan di area tempatnya, gak usah yang lain dulu dibantu, justru masing-masing aja, akan selesai itu banjir dan tidak pernah datang lagi di situ banjir,” katanya

Ketua LPM Graha Indah Syarifuddin Oddang

Disampaikannya penyebab banjir akibat meluapnya air dikarenakan tidak ada kelancaran dari drainase yang macet. Oleh karena itu diperlukan sinergi dari perusahaan disekitar untuk ikut andil menjaga lingkungan sehingga tidak perlu mengandalkan dana APBD yang ada.

“Didepan pintu gerbang Graha pas tikungan disitu ada perusahaan yang punya alat berat, kan itu bisa difungsikan. Juga rumput-rumput yang tinggi sepanjang jalan dari kilo 5 sampai ke pelabuhan ferry, kan banyak perusahaan disana, tugasi mereka jangan mau terima bersihnya saja,” tegasnya.

Ditambah banyaknya trailer milik perusahaan yang parkir seenaknya di badan jalan yang bisa menyebabkan kemacetan hingga merusak badan jalan.

Oddang juga mengkritisi kinerja Satpol PP Balikpapan yang dinilai kurang peka dengan hal-hal tersebut. Seharusnya lebih aktif dalam melihat situasi yang merusak tatanan kota.

“Satpol PP juga jangan karena ada perintah baru turun, harus aktif keliling melihat yang begitu. ini berapa biaya kita selalu setiap tahun ngurusi yang begini saja,” paparnya.

Dirinya menginginkan semua elemen bertanggung jawab terhadap kebaikan dan ketertiban lingkungan kota. Dan tidak merusaknya konsep-konsep yang sudah jadi tatanan keindahan kota.

“Nah ini ada konsep-konsep kota kita ke depannya mau diapakan, jangan nanti dibuang kemudian dibongkar lagi, keluar biaya berapa lagi. Jadi temen-temen kita semua harus sepakat dengan mekanisme yang seharusnya,”jelasnya.

Oddang juga menyoroti proyek galian kabel, jargas dan penambahan tiang Telkomsel yang dinilai merusak keindahan kota. Katanya Balikpapan salah satu kota indah dan diakui oleh dunia, tetapi semakin hari semakin semerawut.

“Contohnya habis digali kemudian ditimbun dengan lumpur saja, coba liat sepanjang jalan itu bagus apa nggak. Mereka itu dapat kegiatan proyek itu ada uangnya, paling tidak dikembalikan seperti semula lah,”pungkasnya. #

Wartawan: thina

Comments are closed.