BERITAKALTIM.CO- Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Balikpapan kembali menggelar konferensi press perkembangan terakhir kasus covid-19 di kota Balikpapan.
Rahmad Mas’ud menyampaikan bahwa berdasarkan Instruksi Mendagri status PPKM Kota Balikpapan berada di level 1. Tetapi melihat perkembangan kasus covid-19 di kota Balikpapan mulai tanggal 27 Januari hingga 2 Februari mengalami lonjakan yang sangat tinggi.
“Berdasarkan info grafis yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Kaltim yang Balikpapan berada di Zona Merah,” ucapnya saat pres rilis di Aula Pemkot Balikpapan, Rabu (2/2/2022).
Rahmad menyampaikan, tiga hari terakhir, lonjakkan kasus covid-19 di Kota Balikpapan sangat tinggi. Yakni pada hari minggu sebanyak 13 kasus, Senin sebanyak 23 kasus dan Selasa kemarin 40 kasus.
Melalui rapat Forkopimda, pemkot berencana akan mengeluarkan surat edaran dan pemberlakukan kegiatan di masyarakat. Termasuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sekolah.
“Nanti InsyaAllah hari ini akan dikeluarkan surat edaran. Yang jelas kami juga mengikuti Inmendagri,” jelasnya.
Mengenai seperti apa pembatasan kali ini, lanjut Rahmad, surat edaran tersebut akan memuat berbagai ketentuan antara lain, jam operasional tempat umum, pembatasan jumlah pengunjung, dan pemberlakukan protokol kesehatan (prokes) secara lebih ketat.
“Bukan berarti ditutup loh ya. Hanya ada pembatasan dan syaratnya juga setiap kegiatan ya prokesnya harus diperketat,” tegasnya.
Menurut catatan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, sampai dengan Selasa (1/2/2022) jumlah kasus aktif Covid-19 sudah mencapai 107 kasus. Angka tersebut didominasi oleh klaster keluarga yang sebelumnya melakukan perjalanan baik dari Jakarta, Jawa hingga Bali.
Kepala DKK Andy Sri Juliarti mengakui penularan pada kasus-kasus tersebut begitu cepat, hanya berkisar antara satu hingga tiga hari. Dari 107 kasus, 7 di antaranya dirawat di rumah sakit dan sisanya hanya berupa gejala ringan,
“Keluhan spesifik tenggorokan sakit seperti teriris-iris, ini tidak nampak seperti delta,” katanya.
Menindaklanjuti adanya lonjakan kasus terkonfirmasi positif covid-19, Dio mengatakan, Pemerintah kembali membuka pusat karantina di Hotel Gran Tiga Mustika. Saat ini sudah ada 34 pasien yang menjalani karantina di hotel tersebut.
Melihat cepatnya penularan yang terjadi, Dio enggan berspekulasi mengenai adanya kemungkinan pasien yang terinveksi varian baru omicron.
“Kemungkinan ada, tapi kami tidak tahu karena harus ada hasil dari whole genome sequencing (WGS), hasilnya belum diterima,” tutupnya. #
Wartawan: Thina
Comments are closed.