BeritaKaltim.Co

Sakit, Tapi ke Moskow

LAPORAN UTAMA MAJALAH BONGKAR EDISI 390, SEPTEMBER 2015

PENGANTAR:

Bulan September 2015, rombongan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berangkat ke Rusia. Ini untuk menindaklanjuti kerjasama dengan negeri itu yang konon sudah ‘kepincut’ ingin investasi membangun rel kereta api Kalimantan. Majalah Bongkar edisi 390 kemudian mengangkat peristiwa itu. Dengan judul; Sakit, Tapi ke Moskow.

 

BARU saja sebagian masyarakat Indonesia marah karena aksi Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon hadir diacara calon kandidat Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Karena itu bukan kunjungan negara, sementara mereka adalah wakil rakyat yang berangkat ke negeri Paman Sam itu menggunakan uang negara.

Rakyat kita, selalu sinis kalau melihat para pejabat berangkat ke luar negeri. Ini karena sudah sering terbuktikan, perjalanan dinas itu tidak membawa hasil yang signifikan bagi kemajuan bangsa. Kesannya, malah, keberangkatan ke luar negeri hanyalah plesiran saja.

Nah, disuasana sinisme masyarakat menyaksikan wakil rakyat menemui kandidat Presiden Amerika Serikat, dari Kaltim muncul cerita perjalanan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ke Moskow, Rusia. Dalam perjalanan selama 12 hari itu terdapat rombongan sebanyak 12 orang. Tentu, semua menggunakan uang negara juga, APBD Kaltim.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat ini diketahui sedang dalam masa penyembuhan dari sakit yang dideritanya hampir setahun ini. Dokter memvonisnya terkena bellpalsy — sejenis penyakit yang menyebabkan kelumpuhan wajah akibat disfungsi saraf kranial VII (saraf facialis).

Awang Faroek Ishak disarankan menjalani terapi. Itu sebabnya ia sering bolak-balik menjalani hydroterapy di Hotel Sanur Beach, Bali atau di Spa & Resort, kawasan Lembah Gunung Tangkuban Perahu, Jl. Raya Ciater, Subang Jawa-Barat.

Kondisi kesehatannya ketika memutuskan berangkat ke Moskow, ia masih berada di kursi roda. Sementara untuk membantu pergerakannya, ia harus dibantu oleh ajudan dan dokter pribadi yang terus menyertainya kemanapun berada.

Entah apa yang mendorong harus bepergian dinas ke luar negeri. Sebab, dalam posisi seperti itu banyak yang menyarankan sebaiknya Awang Faroek Ishak beristirahat agar tersedia waktu untuk pemulihan. Toh, ada Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal yang akan menghandel aktivitas dinasnya di pemerintahan.

Aktivis masyarakat sipil di Kota Samarinda mengecam keberangkatan ke Rusia itu. Begitu juga beberapa anggota DPRD Kaltim. Malah para legislator itu berjanji untuk menggunakan hak mereka, memanggil eksekutif untuk menanyakan apa urgensinya ke Rusia.

Hubungan Kaltim-Moskow sebenarnya bukan hal baru. Dalam catatannya, setidaknya sejak tahun 2011 silam. Dimulai saat Rusia mengumandangkan minatnya berinvestasi kereta api di Kalimantan. Ketika itu, pemerintahan SBY sedang menyusun MP3EI (Master Plant Perencanaan Pembangunan Percepatan Ekonomi Indonesia).

Pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada ajang Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali tahun 2012 silam kian mengukuhkan rencana investasi itu. Waktu itu Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak sumringah, karena salah satu mimpinya agar daerah punya transportasi kereta api akan terwujud. Sebelumnya, ada kabar juga kalau Uni Emirat Arab juga membangun rel kereta api di Kutai Timur.

Kaltim kemudian terus berusaha keras merajut hubungan dengan Moskow. Selasa (7/2/2012) di Jakarta, Pemerintah Kalimantan Timur dan JSC Russian Railways menandatangani nota kesepahaman pembangunan jaringan rel kereta api sepanjang 240 kilometer. Rencananya, kata berita di media, JSC menanamkan modal sebesar hampir Rp24 triliun dan memulai pembangunan pada 2014 dan direncanakan bisa mulai digunakan pada 2017.

Usai itu, kabar dari Rusia redup. Tapi Gubernur Kaltim seperti tak mau kehilangan muka malah semakin agresif. Rombongan yang dipimpin Awang Faroek ishak bersama Pj Gubernur Kaltara yang juga Sekdaprov Kaltim Irianto Lambrie, pada tanggal 3 hingga 12 November 2013 bertolak ke Rusia.

Dari pertemuan itu, konon katanya, Rusia semakin terpikat dengan Kaltim. Seperti dipromosikan Awang Faroek ke masyarakat Kaltim, selain ingin berinvestasi di pembangunan rel kereta api Rusia menjajaki membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Kaltim. #

>> Berita berikutnya: Karpet Merah untuk Rusia <<<

Karpet Merah untuk Rusia

Kabar adanya investasi Rusia ke Kalimantan Timur sudah santer sekali diberitakan media nasional dan internasional. Sayangnya belum ada action di lapangan.

Rombongan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ke Moskow, Rusia.

Kantor berita Reuters, 9 Pebruari 2012 terdeteksi memberitakan rencana Rusia itu. Nama perusahaannya Russian Railways. Ini perusahaan negara yang ingin membangun jalur rel kereta api, mulai dari Pelabuhan Balikpapan terus ke Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser, menembus Kutai Barat dan perbatasan Kalteng sepanjang 240 Kilometer.

Ada progressnya, karena tahun 2013 muncul pula berita-berita di media kalau orang-orang Moskow itu sudah mendirikan perusahaan Indonesia, yakni PT Kereta Api Borneo (KAB). Muncul sebagai Presiden Direktur PT Kereta Api Borneo adalah Andrey Shigaev.

Survei udara pun sudah dilakukan Shigaev. “Kami yakin pembangunan rel kereta api ini akan mampu menjadi lokomotif kemajuan Kaltim khususnya dalam pembangunan jalur transportasi. Komitmen ini telah disampaikan Presiden Putin kepada Presiden SBY pada APEC di Bali,” kata Shigaev kepada wartawan, usai menghadap Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, kala itu.

Dari kertas kerja yang disodorkan Rusia, pembangunan rel yang diprediksi memakan biaya Rp24 triliun itu sudah dimulai tahun 2014 dan berakhir 2017. Itu berarti, Awang Faroek Ishak masih bisa melihat adanya transportasi itu di masa jabatannya sebagai gubernur.

Tak ada persoalan lagi. Silakan Rusia bekerja. Semua perizinan dibackup oleh Pemprov Kaltim. Termasuk jika mengalami kesulitan menyangkut lahan yang dilalui rel kereta api.

Walau tak ada lagi hambatan, ternyata Rusia tak muncul menjalankan progresnya. Sampai tahun 2015, harapan Gubernur Kaltim punya jalur transportasi baru, yakni kereta api, tak menjadi kenyataan. Padahal, harapan Awang Faroek, untuk tahap pertama jalur kereta api untuk mengangkut tambang batu bara. Kemudian untuk mengangkut hasil kelapa sawit dan hasil alam lainnya. Sampai kemudian diperuntukkan juga untuk transportasi penumpang.

Merasa yakinnya Kaltim, karena pembicaraan investasi kereta api sudah pada level dua negara. Antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada ajang Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali tahun 2012 silam, pertemuan kedua pimpinan negara itu membuat sumringah Awang Faroek karena nama Kaltim disebut-sebut sebagai kawasan yang akan menerima kucuran investasi.

“Kita semua sepakat seluruh proyek Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) harus disukseskan. Apalagi, kedua kepala negara telah mengetahui dan menyepakati pembangunan rel kereta api Kaltim ini,” kata Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak saat menerima kunjungan Presdir PT Kereta Api Borneo, waktu itu.

Gerbong pemerintahan Awang Faroek Ishak langsung bergerak menyukseskan rencana itu. Titik-titik koordinat jalur yang bakal dilalui diperjelas agar dibantu membuat analisa dampak lingkungan. Pokoknya, Rusia dapat karpet merah dari Awang Faroek Ishak.

Bahkan untuk menyemangati rencana Rusia, rombongan dari Kaltim mendatangi para petinggi Russian Railways di Moskow. Kunjungan pertama dipimpin Awang Faroek Ishak bersama Pj Gubernur Kaltara yang juga Sekdaprov Kaltim Irianto Lambrie, pada tanggal 3 hingga 12 November 2013.

Dalam pertemuan itu, kata sebuah sumber, selain mengupdate rencana investasi rel kereta api, juga dibahas hal-hal lainnya. Termasuk diantaranya mengenai perlunya Kaltim menyiapkan sumber daya manusia yang memahami perkeretaapian. Ada juga dibahas tentang kemungkinan Kaltim membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir).

Rusia mengajak Pemprov Kaltim memfasilitasi warganya sekolah di Rusia. Ya menyangkut kereta api, juga PLTN. Itu sebabnya, seolah tak mau menyia-nyiakan kesempatan sebanyak 100 mahasiswa Kaltim dikirim ke Moskow untuk belajar perkeretaapian. Kemudian untuk belajar nuklir, Pemprov merencanakan mengirim 20 mahasiswalagi tahun 2016. Semua dibebankan melalui beasiswa Cemerlang yang menjadi progam beasiswa Pemprov Kaltim.

“Pengiriman mahasiswa ke Rusia adalah bagian dari program Beasiswa Kaltim Cemerlang. Sebelumnya sudah ada 100 mahasiswa yang dikirim ke Rusia untuk belajar tentang perkeretaapian,” kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dalam keterangan tertulis yang dirilis Humas Pemprov, beberapa waktu lalu.

Karena kian lengketnya hubungan Kaltim-Moskow sehingga mendorong Gubernur Awang Faroerk Ishak bersama rombongannya berangkat lagi ke Moskow pada awal September 2015 lalu itu.

“Jadi, tahun ini kita lakukan terlebih dulu penjajakan di Rusia. Apabila kondisi pendidikannya bagus, maka kita akan kirim calon mahasiswa yang terpilih. Diharapkan setelah mereka kembali ke Kaltim mampu mengembangkan pengelolaan PLTN,” jelasnya.

Kaltim membangun PLTN ?

Rupanya ini rencana serius. Gubernur Faroek beralasan, hal itu sebagai bentuk antisipasi pascatambang batu bara yang kini produksinya terus berkurang. Ia melihat pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik perlu dilakukan. Untuk rencana besar itu Pemprov Kaltim menyiapkan SDM yang mengoperasikan.

Kata Gubernur, Pemprov Kaltim sudah melakukan sejumlah kajian yang diperlukan untuk pembangunan PLTN yang rencananya berlokasi di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau atau di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur. Soal pemilihan kawasan pesisir, tujuannya untuk memudahkan pengangkutan material di awal pembangunan dan kemudian kemudahan menyampaikan pasokan segala kebutuhan.

Bahkan, lanjut gubernur, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sudah menyampaikan dukungan atas rencana pembangunan PLTN yang prastudi kelayakannya sudah dilakukan sejak 2007-2009. #les

 

Berikut ini daftar rombongan Pemerintah Provinsi Kaltim ke Rusia September 2015 ini.

  1. Gubernur Kaltim : Awang Faroek Ishak
  2. Istri Gubernur : Amelia Awang Faroek
  3. Ajudan Istri Gubernur : Yuli
  4. Kepala PU Kaltim : M Taufik Fauzi
  5. Kepala Balitbangda : Dwi Nugroho Hidayanto
  6. Kepala BPPMD Kaltim : Didi Rusdiansyah
  7. Kepala Distamben : Amrullah
  8. Kepala Dishub Kaltim : Zairin Zain
  9. Plt Sekda : Rusmadi
  10. Asisten II : M Syabani
  11. Asisten III : Bere Ali
  12. Tenaga Ahli Bidang Pendidikan : Buchori Yusuf
  13. Ajudan Gubernur : Santo, Teddy
  14. Aspri : Fitri Eka Dinanti
  15. Kepala Disbun : Etnawati
  16. Kepala Disperindagkop : Ichwansyah
  17. Kepala Biro Kerjasama dan Penataan Wilayah : Tri Murti Rahayu

>> Masih ada lanjutan dengan judul: Dinas Atau Plesir?

Dinas Atau Plesir?

Meninggalkan Kaltim selama 12 hari ke Moskow, Rusia, membuat Koalisi Masyarakat Sipil di Samarinda bertanya-tanya. Apa urgensinya ya?

Situasinya sedang tidak tepat. Di saat masyarakat Kalimantan Timur dan Indonesia didera asap kebakaran hutan, tiba-tiba sang Gubernur bersama rombongan (total 17 orang) berangkat ke Moskow.

Penandatanganan MoU dengan Rusia.

Ini keberangkatan kedua kali setelah pada 3 November 2013 silam Gubernur dengan membawa rombongan juga, menemui para petinggi Rusia. Waktu itu, agendanya adalah mengkomunikaskan kembali rencana perusahaan negara itu membangun rel kereta api.

Karena MoU sudah diteken dan dalam perencanaan Rusia Railways memulai proyek tahun 2014 dan selesai 2017, yakni membangun rel kereta api sepanjang 240 Kilometer dengan investasi Rp24 Triliun.

“Kami mempertanyakan seberapa penting kunjungan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak bersama lima pimpinan SKPD dan rombongan ke Rusia? Itu berpotensi menghamburkan uang rakyat hingga lebih Rp1 miliar,” ungkap Carolus Tuah, Koordinator Pokja 30 di Samarinda.

Aktivis pemerintahan bersih itu menghitung, uang negara yang digunakan Gubernur beserta rombongan ke Rusia selama dua pekan lebih Rp1 Miliar rupiah. Itu berdasarkan beberapa komponen yakni, uang saku dan uang harian, biaya tiket serta biaya hotel atau penginapan.

“Menurut perhitungan berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 090/K.B/2015 tentang Uang Harian dan Uang Saku perjalanan dinas luar negeri, tarif kamar hotel bintang lima selama 12 hari, maka diperoleh uang negara yang diduga digunakan mencapai Rp1.153.208.000,” ungkap Carolus Tuah.

Tak kalah sengit adalah Dinamisator Jatam (Jaringan Advokasi Tambang) Kaltim, Merah Johansyah. ia kecewa karena keberangkatan Awang Faroek bersama rombongan ke Rusia, menggunakan cara-cara tidak etis, karena memanfaatkan fasilitas istimewa yang menggunakan uang rakyat.

“Ini harus disikapi sebab kami tidak melihat adanya urgensi keberangkatan Gubernur Kaltim dan lima pimpinan SKPD itu ke Rusia,” ujar Merah Johansyah.

Baik Pokja 30 maupun Jatam lanjut Merah Johansyah, mendesak Gubernur Kaltim dan lima pimpinan SKPD tersebut, menjelaskan seberapa penting perjalanan ke Rusia kepada masyarakat serta menyampaikan dari mana anggaran perjalanan tersebut.

Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim juga tambah dia, mendesak DPRD menggunakan fungsi kontrolnya dengan memanggil gubernur dan lima pimpinan SKPD tersebut.

“Jika penggunaan anggaran negara sebesar Rp1,1 miliar tersebut benar, maka ini merupakan pemborosan dan menghabur-hamburkan uang rakyat. Sebaliknya, jika anggaran tersebut dari pihak swasta, maka ini rentan dengan gratifikasi,” kata Merah Johansyah.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kaltim, Fathurroziqin juga menyanyangkan kunjungan Awang Faroek bersama rombongan, justru di tengah warga berjibaku dengan bencana asap dan pembahasan RAPBD 2016 yang akhirnya jadi terbengkalai.

“Mestinya, dua hal itu menjadi prioritas dan bukan malah plesiran ke luar negeri,” kata Fathurroziqin.

Sementara, pengamat Hukum dan Politik Universitas Mulawarman Samarinda, Herdiansyah Hamzah mengatakan, jika kunjungan ke luar negeri Gubernur Kaltim bersama rombongan menggunakan biaya pihak swasta, maka hal itu rentan dugaan gratifikasi karena masuk dalam kategori Undang-undang Tipikor.

“Pembiayaan oleh pihak swasta itu rentan terindikasi sebagai upaya mempengaruhi pengambilan keputusan dan terkait kewenangan oleh investor seperti yang diatur ada pasal 12 huruf a juncto pasal 12B ayat 1,” katanya.

“Jadi, jika fasilitas perjalanan ke Rusia itu dibiayai oleh pihak swasta, sudah jelas masuk kategori gratifikasi, sepanjang berhubungan dengan jabatan atau berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya. Sebaiknya, mereka lapor ke KPK berkaitan pemberian dan fasilitas ke Rusia tersebut,” ungkap Herdiansyah Hamzah.

Tapi, keberangkatan Awang Faroek Ishak dan rombongan rupanya sudah disetujui oleh Mendagri. Seorang gubernur, jika ingin berdinas ke luar negeri memang wajib untuk minta izin kepada Mendagri.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, menyatakani ada pertimbangan tersendiri dari Awang. Sebagai gubernur, ia dianggap mengetahui situasi di daerahnya. Sehingga, Tjahjo menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk pergi atau tidak pada Awang.

”Prinsipnya, jika urgensi mendesak seperti berobat, maka pejabat diperbolehkan untuk meninggalkan wilayah kerja mereka. Namun, jika masyarakat butuh perhatian lebih dikarenakan ada darurat asap, seharusnya pejabat tetap di wilayahnya,” ujar Tjahjo kepada wartawan di Jakarta.

Menurut mantan Sekjen PDIP itu, gubernur bisa menunda kunjungan ke luar negeri jika masyarakat di wilayah kerjanya masih memerlukan perhatian mereka.

“Terkait daerah sedang darurat asap, keputusan pada gubernur yang sudah diberi izin. Bisa menunda kunjungan ke LN. Apapun, pejabat daerah lebih paham akan kondisi daerah. Bisa ditinggal atau tidak, kalau masyarakat masih memerlukan perhatian pejabat daerah ya bisa dipertimbangkan diundur, kecuali sakit untuk berobat,” pungkas Tjahjo

Mewakili pemerintah, Kepala Humas dan Protokol Pemprov Kaltim, Adiyat, membenarkan keberangkatan Gubernur beserta rombongan. Tujuannya adalah mempererat hubungan kedua pihak, karena Rusia sedang menjalin investasi di Kaltim.

“Rombongan Gubernur Kaltim memang sekarang berada di luar negeri,” kata Adiyat.

Keberangkatan gubernur ke luar negeri terkesan disembunyikan. Bahkan, tidak ada berita tentang perjalanan itu diproduksi Bagian Humas. Padahal , Biro Humas memiliki ruang kontrak halaman disejumlah koran dan juga televisi. Bahkan mereka punya website yang isinya menyangkut kegiatan Gubernur.

“Jadi di mana sisi pentingnya keberangkatan ke luar negeri itu, kalau berangkat pun secara diam-diam,” ujar sejumlah aktivis.

Namun menurut keterangan dari Pemprov Kaltim, sejumlah agenda sudah disusun Gubernur dengan rombongan. Sebab selain membicarakan rencana investasi rel kereta api yang nampaknya molor progresnya, masih ada pembicaraan bisnis lain seperti pembangunan PLTN untuk Kaltim.

Kemudian Gubernur juga ingin melihat dari dekat kondisi sekolah para mahasiswa yang dikirim ke Moskow menggunakan beasiswa Cemerlang. Seperti diketahui ada 100 mahasiswa Kaltim yang sekolah di Moskow State University of Railway Engineering tentang perkeretaapian. Rencananya, ada 20 mahasiswa lagi akan belajar PLTN pada tahun 2016.

Dalam sebuah foto yang diposting salah satu anggota rombongan, memperlihatkan kunjungan ke Lomonosov Moscow University State. #les

>>> Berita berikutnya: Gemuruh “Angket” di Karang Paci

 

Gemuruh “Angket” di Karang Paci

Keberangkatan rombongan Gubernur Kaltim ke Rusia membuat kaget sebagian anggota DPRD. Sebab ada agenda parlemen dengan pemerintah, pembahasan APBD 2016.

Dari gedung DPRD Kaltim di Karang Paci Samarinda, beberapa anggota legislatif mulai kesal. Karena ada agenda pembahasan APBD Kaltim yang mestinya dihadiri kepala dinas dan ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tidak dapat dilaksanakan.

Masalahnya, sejumlah pejabat itu termasuk yang di dalam rombongan gubernur berangkat ke Moskow, Rusia. Konon, di negeri itu Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ingin memastikan kembali rencana pembangunan rel kereta api yang sudah pernah dijalin Mou (kesepahaman) antara kedua belah pihak tahun 2012 silam.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dengan pengusaha Rusia.

Agenda lain, untuk mengetahui bagaimana rencana Rusia yang ingin membangun PLTN di Kaltim. Sekaligus untuk melihat universitas di Kremlin Moskow, di mana tahun 2016 nanti ada 20 mahasiswa Kaltim belajar tentang pembangkis listrik tenaga nuklir di sana. Saat ini, ada 100 mahasiswa Kaltim belajar perkeretaapian di Moskow State University of Railway Engineering.

Jalinan kerjasama Kaltim-Moskow yang terajut sejak 2011 lalu, memang belum juga menunjukkan hasil. Investasi rel kereta api oleh Rusia yang disebut-sebut menelan biaya Rp24 Triliun, tak juga terealisasi. Yang terjadi adalah sikap agresif Kaltim menyekolahkan mahasiswanya ke negeri itu. Mereka dibiayai oleh beasiswa cemerlang untuk menimba ilmu di sana.

Rupanya, suasana itu yang membuat beberapa anggota DPRD Kaltim kesal. Pasalnya, belum jelas realisasi investasi rel kereta api, sekarang ada lagi soal rencana membangun PLTN.

Adalah Syafruddin dari Fraksi PKB yang spontan melontarkan gagasan hak angket dan interpelasi. Gagasan itu kemudian disambut Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPRD Kalimantan Timur Baharuddin Demmu.

“Kami mempertanyakan motif kunjungan Gubernur dan jajarannya tersebut ke Rusia,” ujar Baharuddin Demmu.

Hak Angket dan Interpelasi adalah salah satu instrumen yang bisa digunakan oleh anggota DPR / DPRD untuk memanggil eksekutif untuk menanyakan sesuatu yang dirasakan bertentangan dengan aturan. Namun pengajuan hak tersebut harus mendapat persetujuan dari anggota DPRD lainnya.

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPRD Kaltim menilai, kunjungan Gubernur Awang Faroek Ishak ke Rusia kurang bijaksana karena sebagai pemimpin meninggalkan tanggung jawabnya, ketika banyak persoalan di daerah perlu penanganan serius.

“Sebagai seorang pemimpin, semestinya gubernur lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat yang lebih mendesak untuk diselesaikan, salah satunya masalah kabut asap akibat pembakaran lahan hutan,” ujar Ketua PKB Kaltim itu.

Apalagi, Presiden RI Joko Widodo telah menginstruksikan kepada seluruh gubernur dan kepala daerah di Pulau Kalimantan untuk segera mencarikan solusi pencegahan kabut asap yang sudah menjadi persoalan nasional.

“Apa tidak lebih baik gubernur membentuk tim untuk mencari titik-titik api dan segera melakukan pencegahan dibandingkan dengan melakukan kunjungan ke luar negeri yang belum jelas manfaatnya,” jelas Udin, sapaan akrab Saffrudin.

Menurut Udin, kunjungan Awang Faroek ke luar negeri ini merupakan yang kedua kalinya dalam kurun waktu empat bulan terakhir, setelah sebelumnya bersama rombongan Pemprov Kaltim juga berkunjung ke Spanyol.

“Hingga saat ini apa yang didapatkan Pemerintah Provinsi Kaltim dari kunjungan kerja ke Spanyol belum dilaporkan kepada dewan, tapi sekarang mereka sudah melakukan kunjungan ke luar negeri lagi,” jelasnya.

Fraksi PKB juga menilai apa yang dilakukan Gubernur Awang Faroek Ishak merupakan bentuk pendzoliman terhadap rakyat Kaltim yang sedang dirundung masalah kabut asap dan persoalan lainnya.

Anggota Komisi III DPRD Kaltim Saefudin Zuhry sependapat dengan Syafruddin. ia menegaskan bahwa banyak hal penting dan mendesak yang harus dituntaskan Pemprov Kaltim, salah satunya jadwal pengesahan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Penggunaan Anggaran Sementara (KUA PPAS) tahun 2016.

Bagaimana nasih pengajuan hak Angket?

Banyak warga Kaltim meragukan keberanian anggota DPRD Kaltim. Sebab, usulan Fraksi PKB dan juga diaminkan oleh PAN baru sebatas gertak sambal. Sebagian anggota DPRD Kaltim lainnya malah mendukung saja apa yang dilakukan gubernur Awang Faroek Ishak.

Ketua DPRD Provinsi Kaltim HM Syahrun malah menilai kunjungan Gubernur ke Rusia positif, karena menindaklanjuti pembahasan investasi rel kereta api dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

“Ya saya kira itu hal yang positif. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam hal pelambatan ekonomi sekarang ini. Bagaimana investor bisa masuk ke Kaltim,” katanya.

Pembangunan kereta api, kata Alung yang juga berasal dari pengusaha itu, bisa membawa dampak pertumbuhan ekonomi yang melambat teratasi.

“Inikan dalam rangka menarik investasi-investasi ke Kaltim. Dan perwakilan dari Rusia sudah beberapa kali ke sini pembahasan kereta api dan listrik tenaga nuklir. Ini hanya bagian dari berbagai hal kerjasama,” ujarnya.

Tetang pembahasan APBD 2016 yang sempat tertunda gara-gara keberangkata itu, Haji Alung mengatakan masih bisa selesai bulan Oktober 2015. “Saya jamin, Oktober selesai pembahasan. Dalam aturan Permendagri pembahasan anggaran murni diselesaikan bulan November,” tutupnya. #loh

 

 

Comments are closed.